THE BELOVED ONE

BERMANJA SEHARIAN



BERMANJA SEHARIAN

0Danish terdiam sejenak kemudian membalas tatapan Ayraa.     
0

"Kalau hari Minggu bagaimana Ayraa?" tanya Danish dengan serius.     

"Tidak apa-apa Kak, sebisanya Kak Danish saja kapan? kalau Minggu juga tidak apa-apa." ucap Ayraa dengan tersenyum sangat lega Danish menyadari kesalahannya.     

"Tapi...aku minta satu darimu Ayraa, apa kamu bisa memenuhinya?" tanya Danish dengan menatap penuh wajah Ayraa.     

"Kak Danish minta apa?" tanya Ayraa membalas tatapan mata Danish yang terlihat sangat teduh.     

"Aku ingin kamu manjakan sayang." ucap Danish dengan senyuman malu-malu.     

"Di manjakan seperti apa Kak?" tanya Ayraa tak mengerti namun tak urung juga ada senyuman yang tampak di bibir Ayraa.     

"Aku ingin... besok kamu memperhatikan aku dan memenuhi kebutuhanku seharian tidak ada kegiatan yang lain selain fokus ke aku." pinta Danish tanpa malu-malu.     

"Bukannya besok Kak Danish bilang sudah harus bekerja lagi?" tanya Ayraa memicingkan matanya menatap Danish masih dengan tersenyum.     

"Tidak... aku besok ingin bersamamu seharian dan ingin kamu manjakan, kamu juga tidak akan kemana-mana selain hanya bersamaku disini." ucap Danish memutuskan untuk tidak bekerja satu hari lagi.     

Ayraa tersenyum menatap penuh cinta pada Danish.     

"Apapun keinginan Kak Danish akan aku akan memenuhinya." ucap Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish.     

"Sekarang kita tidur ya Kak, sudah malam." ucap Ayraa seraya bangun dari tempatnya dan berganti pakaian untuk segera tidur.     

Danish menggeser tubuhnya untuk memberi tempat pada Ayraa setelah berganti pakaian.     

Sambil memeluk tubuh Ayraa, Danish tidur dalam pangkuan Ayraa.     

"Kamu jangan pernah lagi marah padaku ya Ayraa, itu akan membuatku sangat sedih. Kalau aku ada salah sama kamu apapun yang terjadi kamu jangan meninggalkan aku." ucap Danish ambil mengusap lembut perut Ayraa.     

"Bagaimana aku bisa menghadapi Kak Danish yang sedang marah kalau tidak pergi, agar tidak mau memperuncing pertengkaran kita." ucap Ayraa sambil membelai rambut kepala Danish.     

"Kamu bisa memarahiku balik Ayraa, bukannya kamu tidak takut siapapun?" tanya Danish menatap wajah Ayraa.     

"Aku bisa melawan siapapun Kak, tapi tidak dengan Kak Danish, Kak Danis adalah suamiku dan aku tidak akan pernah melawan apa kata suami. Untuk itu aku pergi menenangkan diri dan Kak Danish juga bisa berpikir lagi dengan jernih." ucap Ayraa memberikan alasannya.     

Danish menghela nafasnya kemudian banget perut Ayraa yang masih rata.     

"Kita tidur ya." ucap Danish tidak bisa menahan kantuknya lagi kemudian menggeser tubuhnya untuk berbaring disamping Ayraa dan memeluknya dengan erat.     

***     

Pagi hari...     

Danish membuka matanya dan tidak menemukan Ayraa ada di sampingnya.     

"Kemana Ayraa? apa dia berangkat kuliah? bukannya sudah aku pesan untuk tidak kemana-mana selain bersamaku?" ucap Danish dalam hati seraya berniat turun dari tempat tidurnya.     

Belum lagi turun dari tempat tidurnya Danish di kejutkan suara Ayraa yang masuk ke dalam kamar dengan membawa segelas air putih dan obat juga juice kesukaannya alpukat.     

"Taaraaaa!! Juice alpukat sudah datang untuk suami tercinta." ucap Ayraa dengan dengan wajah ceria dan sebuah senyuman.     

Danish tersenyum mengurungkan niatnya untuk turun dari tempat tidurnya saat Ayraa mendekatinya dan memberikan sebuah kecupan lembut di bibirnya.     

"Selamat pagi kesayanganku.. bagaimana tidurmu? apakah kamu bermimpi tentang aku semalam?" tanya Ayraa dengan suara yang sangat lembut berbisik di telinga Danish.     

"Bermimpi tentang kamu? apa kamu melihat sesuatu di wajahku yang aneh semalam?" tanya Danis dengan mengerutkan keningnya.     

"Helm... Aku mau melihat wajah Kak Danish tersenyum dan terlihat bahagia. Apa Kak Danish bermimpi tentang aku?" tanya Ayraa lagi dengan sebuah senyuman.     

"Aku bermimpi kandungan kamu sudah membesar dan aku sangat bahagia saat bisa mendengar detak jantung bayi kita dan merasakan saat bayi kita bergerak. Mimpi itu terasa benar-benar nyata, seperti bukan mimpi. Kapan aku bisa melihat kenyataan itu?" ucap Danish menatap wajah ayraa.     

Ayraa terdiam sambil berpikir untuk menghitung usia kandungannya.     

"Kalau Kak Danish ingin mendengar detak jantung bayi kita dan melihat bayi kita bergerak... di usia empat bulan keatas Kak Danish sudah bisa melihatnya saat kita USG. Di layar monitor akan terlihat jelas sekali." ucap Ayraa tersenyum seraya mengusap wajah Danish dengan perasaan sayang.     

"Aku sudah tidak sabar menunggu waktu itu tiba.. apalagi saat kamu melahirkan...aku sungguh menantikannya." ucap Danish seraya mengecup perut Ayraa berulang-ulang.     

Ayraa tersenyum melihat tingkah Danish seperti anak kecil yang sedang mendapat mainan begitu terlihat bahagia.     

"Sudah Kak, sekarang Kak Danish minum obat dulu ya." ucap Ayraa seraya memberikan segelas air putih dan beberapa obat yang harus di minum Danish.     

Dengan semangat Danish meminum obatnya yang tidak bisa Danish tolak kalau ingin bertahan hidup beberapa tahun lamanya.     

"Aku terkadang bosan untuk minum obat setiap hari. Tapi bagaimana lagi kalau aku ingin bertahan di sisi kamu, aku harus minum obat ini bukan?" ucap Danish tersenyum menatap Ayraa setelah selesai meminum obatnya.     

Hati Ayraa tersentuh ingin menangis mendengar ucapan Danish yang bertahan hidup lebih lama lagi dengan meminum obat setiap hari...yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan organ vitalnya karena terlalu lama mengkonsumsi obat dosis tinggi tersebut.     

"Kak Danish sabar ya? Kak Danish harus kuat dan yakin kalau Kak Danish bisa bertahan bertahun-tahun lamanya sampai kita menjadi Kakek Nenek." ucap Ayraa menenangkan hati Danish.     

Danish menganggukan kepalanya dengan pasti.     

"Aku akan bertahan untukmu dan anak kita sayang. Semoga Tuhan memberikan aku kesempatan untuk bisa hidup lebih lama lagi bersama kalian berdua." ucap Danish dengan tersenyum meraih tangan Ayraa dan mengecupnya dengan penuh perasaan.     

"Aamiin, sekarang apa yang kita lakukan untuk mengisi waktu kita seharian Kak?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Aku ingin kita mandi bersama dan melakukan hal apapun bersama. Apa kamu mau?" tanya Danish pada Ayraa yang sudah mandi lebih dulu dari pagi tadi.     

"Baiklah Kak.. ayo kita mandi bersama." ucap Ayraa tidak ingin membuat Danish kecewa.     

Dengan tersenyum Danish turun dari tempat tidurnya dan menggandeng Ayraa masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi bersama.     

Hampir setengah jam Danish dan Ayraa berada di dalam kamar mandi tanpa ada pembicaraan selain terdengar suara gemericik air seiring dengan suara desahan dan lenguhan panjang Danish dan Ayraa.     

Ayraa keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan sebuah senyuman yang terlihat jelas di bibirnya.     

"Apa Kak Danish bahagia?" tanya Ayraa setelah melihat Danish keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat bahagia.     

"Sangat luar biasa Ayraa, kamu semakin pintar membuat aku puas dan bahagia. Aku semakin tergila-gila padamu sayang." ucap Danish mengecup bibir Ayraa dengan penuh rasa cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.