THE BELOVED ONE

PERSETUJUAN DANISH



PERSETUJUAN DANISH

0"Tiga tahun Chello ada di sana Cay.. semoga Chello pulang dalam keadaan selamat dan sehat." ucap Ayraa tidak bisa membayangkan selama tiga tahun Chello melewati hari-harinya di tengah kebisingan suara peluru.     
0

"Semoga saja Ay...aku tahu Chello bisa bertahan sampai saat ini karena dirimu." ucap Cayla seraya menggenggam tangan Ayraa.     

Ayraa terdiam tidak bisa berkata apa-apa.     

"Sudah malam Cay, sebaiknya kamu tidur dan istirahat. Di sana ada kamar tamu kamu bisa menempatinya." ucap Ayraa seraya menunjuk kamar yang cukup besar.     

"Ayraa, seperti yang aku katakan tentang tugas yang di berikan Chello padaku. Aku harus memenuhi amanah itu bukan?" ucap Cayla menatap penuh wajah Ayraa.     

Ayraa tersenyum sangat tahu maksud dari ucapan Cayla.     

"Aku akan bicara dulu dengan kak Danish, karena semua keputusan ada di tangan Kak Danish sebagai suamiku. Semoga kak Danish memberikan izin kamu untuk tinggal di sini. Kalau tidak boleh, aku akan membantumu untuk mencari tempat tinggal di sekitar sini." ucap Ayraa dengan serius.     

"Terima kasih Ay, kamu memang saudaraku yang terbaik." ucap Cayla dengan perasaan haru, karena sikap Ayraa tidak pernah berubah.     

"Kamu juga Cay, sekarang masuklah ke kamar dan beristirahat." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Dengan perasaan lega Cayla masuk ke dalam kamarnya untuk melepas lelahnya, sedangkan Ayraa naik ke atas menuju ke kamarnya untuk bicara pada Danish tentang Cayla yang mau tinggal.     

"Belum tidur Kak Danish?" tanya Ayraa setelah berada di dalam kamar dan melihat Danish yang sedang melamun duduk bersandar di tempat tidur.     

"Menunggumu sayang, apa Cayla sudah istirahat?" tanya Danish setelah melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.     

"Ya... barusan aku memintanya untuk beristirahat." ucap Ayraa seraya berganti pakaian kemudian naik ke atas tempat tidur.     

"Apa ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan padaku?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

Ayraa terdiam, tidak ingin ada yang ia sembunyikan dari Danish karena Ayraa tidak mau lagi ada kesalahpahaman lagi antara dirinya dan Danish.     

"Cayla ingin tinggal di sini untuk menjagaku dan ponakannya. Cayla ingin memastikan aku dan bayi kita dalam keadaan sehat." ucap Ayraa dengan suara lirih.     

"Apa itu keinginan Cayla? atau keinginan Chello?" tanya Danish sedikit sesak hatinya jika Ayraa terlibat dengan Chello karena Danish tahu dalam hati Ayraa yang paling dalam sangat menyayangi Chello. Karena bagi Ayraa dan Chello CINTA itu adalah sahabat dan sahabat itu adalah CINTA ikatan batin mereka berdua sangatlah kuat.     

"Keinginan Chello." jawab Ayraa dengan suara pelan.     

"Tidak apa-apa, bukannya tujuan Cayla dan Chello baik untuk menjaga kamu. Aku bisa lebih tenang saat bekerja, karena ada Cayla yang bisa menemani kamu dan kamu tidak akan kesepian lagi. Kamu ada temannya sekarang." ucap Danish berusaha menenangkan hatinya agar tidak timbul rasa cemburu di hatinya yang kadang tidak bisa di tahannya lagi.     

Ayraa menatap lembut wajah Danish, mendengar keputusan Danish yang mengizinkan Cayla untuk tinggal.     

"Terima kasih Kak Danish, kamu adalah suami yang terbaik." ucap Ayraa seraya mengecup bibir Danish dengan penuh perasaan.     

"Aku mencintaimu Kak Danish." ucap Ayraa dengan intens melumat bibir Danish dengan perasaan yang menggebu-gebu.     

"Aku juga mencintaimu Ayraa, sangat mencintaimu." ucap Danish dengan perasaan hati yang tak menentu ingin meleburkan diri menjadi satu dalam tubuh Ayraa.     

Mendengar suara Danish yang melemah hasrat di Ayraa mulai timbul dengan begitu cepat.     

"Kak Danish." panggil Ayraa seraya menindih tubuh Danish dan menatap penuh wajah Danish dengan nafasnya yang mulai memburu menerpa wajah Danish.     

"Ayraa...sayang." sahut Danish dengan pandangan sayu dan berkabut, keinginan hatinya untuk melebur menjadi satu semakin tinggi.     

"Kak Danish." ucap Ayraa sudah tidak bisa menahannya lagi dengan cepat Ayraa melepas pakaiannya dan meminta Danish untuk berada di atasnya.     

"Aku akan memberikan kebahagiaan dalam hari-harimu Ayraa." ucap Danish dengan bersungguh-sungguh merubah posisinya menindih tubuh Ayraa seperti permintaannya.     

Dengan hasrat yang sudah tidak terkendali Ayraa melepas pakaian Danish dan melemparnya jauh-jauh entah kemana.     

"Ayraa....kamu bisa meremasnya sayang, biar semakin keras." ucap Danish dengan suara berat dan tatapan mata yang sudah sayu.     

Penuh perasaan Ayraa meremas dan mengocok pelan batang milik Danish dengan hasrat yang sama dengan Danish.     

"Kita keluarkan sama-sama malam ini ya sayang." ucap Danish sudah tidak sabar segera memasang pengamannya agar tidak kebobolan.     

Dengan hati-hati Danish memasang pengamannya dengan benar, karena sekali lepas dan spermanya masuk ke dalam lubang milik Ayraa maka keselamatan Ayraa dan bayinya terancam bahaya.     

Detak jantung Ayraa berdegup sangat kencang saat Danish mulai memasukkan batang miliknya yang sudah mengeras dan bermain-main di dalam lubang miliknya kemudian menenggelamkannya dalam lubang miliknya yang paling dalam.     

Rasa puas dan bahagia terlihat jejas di mata Ayraa saat Danish melepaskan spermanya ke dalam lubang miliknya seiring dengan lenguhan panjang Danish.     

"Aku mencintaimu kak Danish, setelah Ayraa mengalami orgasme berulang kali.     

"Aku juga mencintaimu sayang." ucap Danish seraya menarik cepat pengamannya dari dalam lubang milik Ayraa dan berlari ke kamar mandi dan membuangnya ke dalam closed.     

Setelah saling berganti membersikan milikinya masing-masing dengan sabun, Danish dan Ayraa kembali ke tempat tidur dengan saling berpelukan.     

"Apa kak Danish sudah mengantuk?" tanya Ayraa melihat kedua mata Danish sudah lima watt dan siap-siap untuk terlelap.     

"Kenapa sayang? apa kamu tidak bisa tidur? apa kamu masih memikirkan Chello?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Aku tidak memikirkan hal itu Kak, aku memikirkan Kak Danish. Seandainya kak Danish tidak mengalami sakit seperti ini pasti aku sangat bahagia.. tidak merasa kuatir dengan keadaan kak Danish. Aku selalu sedih dengan apa yang kak Danish alami yang bisa terjadi dengan sewaktu-waktu tanpa kak Danish sadari." ucap Ayraa dengan menatap lembut wajah Danish.     

Hati Danish kembali tersentuh mendengar ucapan Ayraa yang begitu sangat memperdulikan keselamatannya.     

"Terima kasih sayang... aku tidak akan merasa sedih lagi kalau aku meninggalkan kamu sewaktu-waktu, karena ada Chello dan Cayla yang pasti akan menjagamu dan bayi kita dengan baik." ucap Danish dengan tatapan teduh.     

"Kak Danish bilang apa? apa Kak Danish tidak ingin mempunyai impian agar kita bersama-sama sampai kakek dan Nenek?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Tentu aku punya impian itu Ayraa, tapi sayang semua yang terjadi sudah ada di depan mata, kalau kondisiku lambat laun semakin melemah karena terlalu banyak obat yang aku minum demi memperpanjang hidupku." ucap Danish dengan suara pelan.     

Tak terasa airmata Ayraa menetes tanpa di sadarinya saat mendengar ucapan Danish yang melemahkan hati Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.