THE BELOVED ONE

KEBENCIAN DARA PADA AYRAA



KEBENCIAN DARA PADA AYRAA

0Seperti permintaan Bara akhirnya Ayraa pun kembali ke kampus seperti biasanya. Seperti hari ini, Ayraa mengawali aktivitasnya pergi ke kampus.     
0

"Ayraa!! tunggu!!" teriak Niluh yang sedang melihatnya dan berlari menghampiri Ayraa.     

Terpaksa ayraa berhenti menunggu Niluh yang berlari ke arahnya.     

"Kamu ke mana saja selama ini Ayraa? hampir satu minggu kamu tidak kelihatan ke kampus, ponselmu juga tidak aktif?" tanya Niluh dengan serius.     

"Aku sedang ada masalah keluarga.. jadi cuti berapa hari." jawab Ayraa dengan singkat.     

"Bukan karena masalah Bara bukan?" tanya Niluh menatap dalam wajah Ayraa.     

"Bukan." jawab Ayraa singkat, berjalan pelan ke arah ruangannya.     

Sampai di ruangan kelas, Ayraa melihat Dara yang menatapnya dengan penuh kebencian namun Ayraa berusaha mengindahkannya.     

"Kenapa kamu masih berani masuk kampus? bukannya kamu sudah di keluarkan dari kampus ini?" tanya Dara menghampiri Ayraa.     

"Siapa yang melarang aku untuk masuk ke dalam kampus ini? dan yang aku tahu tidak ada yang mengeluarkan aku dari sini? apa kampus ini milikmu?" tanya Ayraa menjawab pertanyaan Dara yang begitu sangat membencinya.     

Dara mengkerutkan keningnya? Kenapa Ayraa masih bisa masuk ke dalam kampus? padahal dia sendiri meminta pada Rektor untuk segera mengeluarkan Ayraa dengan membawa bukti dari rumah sakit tentang masalah Bara.     

Dengan geram Dara mendekati Ayraa berniat menampar Ayraa tapi ada sebuah tangan yang menahan tangan Dara.     

"Hentikan Dara! kembali ke tempatmu!" ucap Bara dengan suara berat tanpa melihat ke arah Ayraa.     

Dara menatap Bara dengan tatapan heran, kemudian beralih menatap Ayraa dengan penuh kebencian.     

"Lihat saja..setelah ini kamu tidak akan lama bisa berada disini." ucap Dara kemudian kembali duduk di kursinya.     

Ayraa menghela nafas panjang kemudian duduk di kursinya.     

Sambil mendengarkan Dosen yang sudah datang, Ayraa berusaha menenangkan hatinya karena beberapa kali Ayraa memergoki Bara sedang menatap dirinya.     

Hampir Dua jam mata kuliah Pak Darwis akhirnya selesai juga, Ayraa ingin ke kamar kecil. Beberapa hari terakhir Ayraa dalam keadaan malas, tidak enak badan, walau nafsu makannya banyak dan lebih sering buang air kecil.     

Dengan nafas lega Ayraa ke luar dari kamar kecil dan di lihatnya Dara dan Duta sudah ada di hadapannya dengan membawa dua buah gayung yang berisi air.     

"Sekarang! apa kamu bisa bermulut besar!" ucap Dara dengan senyum seringaian.     

"Apa maksud kamu Dara? Kenapa kamu sangat membenciku?" tanya Ayraa tidak ingin ada masalah lagi dengan Dara ataupun Bara.     

"Karena kamu telah salah menikah dengan Danish! Danish adalah milikku Ayraa!" teriak Dara dengan keras.     

"Bagaimana Kak Danish bisa menjadi milikmu? aku sudah menikah lama dengan kak Danish sebelum pindah ke sini." ucap Ayraa tidak mau kalah.     

"Aku tidak peduli itu! kalau kamu ingin selamat kamu harus meninggalkan Danish. Katakan! kamu ingin selamat atau tidak?" tanya Dara dengan tatapan dingin.     

"Kenapa aku harus meninggalkan Kak Danish? dia adalah suamiku dan selamanya akan tetap seperti itu." jawab Ayraa dengan tegas tanpa ada rasa takut dengan ancaman Dara.     

Dara semakin naik pitam dengan segera Dara berteriak pada Duta.     

"Pegang dia!! jangan lepaskan dia saat ini. Aku akan memberi pelajaran pada dia yang telah berani menentang ku!" ucap Dara dengan tatapan mata yang penuh kebencian dan berapi-api.     

Dengan cepat Duta dengan tubuhnya yang besar mendekati Ayraa dan memegang kedua tangan Ayraa dengan sangat kuat. Bahkan Ayraa sendiri sudah memberontak sekuat tenaga tapi tidak bisa melepaskan diri dari pegangan Duta.     

Dara tertawa keras melihat Ayraa yang masih meronta melepaskan diri dari Duta.     

Dengan langkah pasti Dara mendekati Ayraa dengan membawa dua gayung air.     

Tanpa mengenal rasa ampun Dara menyiram Ayraa dengan dua gayung air dari ujung kepala hingga membasahi semua tubuh Ayraa.     

Tubuh Ayraa basah kuyup dan Dara tertawa dengan sangat keras melihat Ayraa dengan pakaiannya yang terlihat basah.     

Masih belum puas Dara beberapa kali mengambil air dan menyiramkan lagi ke seluruh tubuh Ayraa hingga wajah Ayraa terlihat pucat.     

Dalam keadaan kondisi yang sudah tidak baik, Ayraa tidak tahan dengan perlakuan Dara padanya.     

Kedua mata Ayraa sudah berkunang-kunang namun masih tetap berusaha bertahan sampai Ayraa mendengar suara bentakan yang sangat keras dari seseorang yang di kenalnya.     

"Dara!! hentikan!! teriak Bara yang baru datang dan segara merampas gayung yang ada di tangan Dara dan melemparnya jauh-jauh.     

"PLAKKK"     

Bara menampar pipi Dara dengan sangat keras.     

"Apa yang kamu lakukan? bukannya aku sudah bilang padamu untuk jauh-jauh dari Ayraa. Kenapa kamu masih melakukannya juga? cepat pergi dari sini sebelum aku menamparmu lagi." ucap Bara dengan sangat marah.     

Seketika wajah Dara berubah pucat, baru kali ini untuk pertama kalinya Bara menampar dirinya. Karena selama ini Bara selalu sayang padanya. Dengan berlinang air mata Dara berlari keluar meninggalkan Bara.     

Dengan tatapan penuh amarah Bara mendekati Duta yang masih memegang kedua tangan Ayraa.     

"Bedebah kamu Duta!! aku sudah memperingatkanmu untuk tidak mencampuri urusan ini. Tapi kamu masih saja tetap membela Dara!" ucap Bara dengan marah sambil melayangkan pukulan yang keras ke wajah dan perut Duta berapa kali hingga babak belur.     

Dengan terhuyung-huyung Duta berlari keluar dan meninggalkan Bara.     

Segera Bara menghampiri Ayraa yang sudah basah kuyup kedinginan. Dengan cepat Bara melepas jaketnya dan menyelimuti badan Ayraa yang basah.     

Ayraa yang sudah tidak bisa menahan kedua kakinya untuk berdiri hanya bisa melihat Bara dengan tatapan matanya yang sudah berkunang-kunang hingga Ayraa tidak sadarkan diri dan terjatuh dalam pelukan Bara.     

Tanpa memperdulikan apapun, Bara mengangkat tubuh Ayraa dan berlari cepat ke ruang kesehatan.     

"Ayraa... apa yang terjadi padamu Ayraa? bangun Ayraa." panggil Bara berulang-ulang setelah membaringkan tubuh Ayraa di tempat tidur di ruang kesehatan.     

Dengan perasaan bingung melihat pakaian Ayraa yang basah, Bara menghubungi Niluh untuk segera datang untuk mengganti pakaian Ayraa.     

Beberapa saat Niluh datang dengan wajah ikut panik.     

"Ada apa Bara? apa yang terjadi pada Ayraa?" tanya Niluh sangat terkejut melihat keadaan Ayraa.     

"Nanti saja aku ceritakan sekarang, ganti pakaian Ayraa dengan kemejaku ini." ucap Bara melepas kemejanya dan menyisakan kaos yang masih di pakainya.     

Bara keluar dari ruangan menunggu Niluh mengganti pakaian Ayraa.     

"Sudah apa belum Niluh?" tanya Bara sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Ayraa.     

"Sudah, masuklah." jawab Niluh yang sudah mengganti pakaian Ayraa.     

Dengan cepat Bara masuk ke dalam dan melihat Ayraa sudah memakai kemejanya yang menutup tubuh Ayraa sampai paha.     

"Niluh, tolong ambil minyak kayu putih untuk Ayraa agar cepat sadar." ucap Bara tidak Ingin jauh-jauh dari Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.