THE BELOVED ONE

KESABARAN DANISH (2)



KESABARAN DANISH (2)

0"Sebaiknya kita tunggu sepuluh menit lagi ya Cay? kalau dosennya belum datang juga baru kita ke kantin." ucap Ayraa menatap wajah Cayla yang terlihat kecewa.     
0

"Baiklah... apa katamu saja." ucap Cayla kemudian duduk terdiam di samping Ayraa, sedangkan Bara tersenyum penuh kemenangan.     

Setelah menunggu beberapa menit ternyata dosen belum datang juga.     

"Ayo Ayraa, kita ke kantin sekarang... percuma juga kita menunggu di sini, sepertinya dosen kamu memang tidak datang." ucap Cayla seraya bangun dari duduknya.     

Tanpa menjawab ajakan Cayla, Ayraa mengikuti Cayla yang menggandeng tangannya dan berjalan ke arah kantin untuk menghubungi Chello.     

"Cay, kamu memang tahu di mana tempat kantinnya?" tanya Ayraa dengan tersenyum melihat Cayla begitu percaya diri berjalan di depannya sambil menggandengnya ke tempat kantin.     

Cayla menggelengkan kepalanya dengan cepat kemudian tertawa kecil.     

"Aku memang tidak tahu dimana tempat kantin itu yang penting keluar dulu dari kelas kamu. Sebal saja di dalam kelas tadi sama teman kamu yang cowok begitu sok perhatian sama kamu." ucap Cayla sama sekali tidak menyukai laki-laki yang ada maunya sama Ayraa.     

"Bara kan memang sahabatku Cay, jadi yang namanya sahabat ya saling memperhatikan." ucap Ayraa memberi penjelasan pada Cayla.     

"Aku yakin dia tidak menganggap kamu sahabat...karena dia punya perasaan lebih sama kamu. Benarkan Ay? dari tatapan matanya saja sudah terlihat." ucap Cayla dengan bersungut-sungut.     

"Iya, Bara memang dulu pernah menyukaiku tapi sudah tidak lagi kita sudah bersahabat sekarang." jawab Ayraa menekan pelipisnya berusaha untuk menenangkan hati Cayla.     

"Sebenarnya aku kecewa sama kamu Ayraa, Kenapa kamu tidak menerima Chello sebagai kekasih kamu dan menikah dengannya? kenapa kamu memilih Danish padahal Chello ada di depan mata dan sangat mencintai kamu." ucap Cayla dengan tatapan penuh kekecewaan.     

"Karena aku mencintai kak Danish, untuk itu aku memilihnya sebagai suamiku Cayla." ucap Ayraa dengan menghela nafas panjang.     

"Bukannya kamu mencintai Chello saat SMP dan SMA jangan bilang apa yang kamu katakan padaku itu tidaklah benar." ucap Cayla dengan suara terdengar dengan jelas.     

Ayraa menganggukkan kepalanya tidak menampik ucapan Cayla kalau dulu di saat SMP dan SMA dia mempunyai perasaan pada Chello. Tapi perasaan itu Ayraa simpan dalam hati karena Chello tidak pernah mencintainya selain rasa sayang sebagai sahabat.     

"Masalahnya Chello tidak pernah menyatakan perasaannya padaku sampai aku kita sama-sama kuliah. Dan saat aku bertemu dengan Kak Danish untuk pertama kalinya, aku merasakan sesuatu yang lain sesuatu yang sangat indah dan aku ingin sekali menjadi kekasih Kak Danish. Baru aku menyadari kalau perasaanku pada Chello bisa di katakan cinta remaja, dan perasaanku pada Kak Danish adalah cinta yang sesungguhnya, karena aku sangat ingin memiliki Kak Danish untuk menjadi suamiku. Kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya mencintai dan menyayangi Cayla karena kamu belum pernah merasakan bagaimana rasanya mencintai." ucap Ayraa dengan suara pelan dan bersungguh-sungguh.     

Cayla terdiam mendengar semua isi hati Ayraa pada Chello dan Danish.     

"Jadi kamu ingin mengatakan kalau kamu sekarang mencintai Danish dan pada Chello hanya menyayanginya sebagai seorang sahabat? apakah begitu Ayraa?" tanya Cayla penuh kekecewaan.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

"Kamu tidak tahu Ayraa, bagaimana Chello itu sangat mencintai kamu...menunggu hari-hari di mana suatu saat bisa mengatakan cintanya padamu. Saat aku mendengar Chello bertunangan dengan kamu, aku sangat bahagia dan mendoakan kalian berdua agar segera menikah. Tapi semua itu kemudian sirna saat Chello mengatakan kalau kamu sudah menikah dengan Danish. Kamu tidak tahu bagaimana perasaan Chello waktu itu, begitu sangat hancur dan terluka. Tapi dia tetap tidak pernah menunjukkan perasaan lukanya di hadapan kamu. Kamu tidak tahu sebesar apa Chello mencintaimu Ayraa." ucap Cayla dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

Ayraa terdiam kemudian memeluk Cayla dengan sangat erat.     

"Kamu juga tidak tahu kalau aku juga terluka dan sedih saat Chello menjauh dariku. Kamu juga tidak tahu kalau aku juga sangat menyayangi Chello dan ingin Chello bahagia. Apa yang dirasakan Chello aku juga merasakannya, rasa sakit, terluka dan kesepian. Aku sepi tanpa ada Chello Cayla! Tapi tetap, kita dihadapkan pada kenyataan aku telah menjadi istrinya Kak Danish dan aku sangat mencintai kak Danish. Aku tidak bisa menjelaskannya padamu bagaimana posisi Kak Danish dan Chello di hatiku, sama-sama bertahta di dalamnya." ucap Ayraa dengan suara tangis tertahan.     

"Maafkan aku Ayraa, mungkin kamu berpikir aku menekanmu untuk mencintai Chello. Aku sangat yakin kalau kamu sebenarnya mencintai Chello juga Ayraa walau tidak kamu sadari. Kamu bisa melupakan Chello, karena ada Danish yang juga mencintaimu. Tapi Chello di sana tidak bisa melupakan kamu sedikitpun." ucap Cayla dengan kesedihan yang dalam ikut merasakan kesedihan saudara kembarnya.     

Ayraa kembali menghela nafas panjang, mencoba untuk bisa menerima apa yang di katakan Cayla padanya.     

"Perasaan Chello yang begitu besar padamu tidak bisa di bandingkan dengan laki-laki manapun Ayraa, bahkan Danish sekalipun." ucap Cayla dengan perasaan sangat kecewa.     

"Kamu belum mengenal Kak Danish Cay, kamu akan tahu bagaimana perasaan Kak Danish kalau kamu membuka hati untuk mengenal Kak Danish." ucap Ayraa tetap berusaha membela Danish suaminya.     

"Baiklah aku akan berusaha mengenal Danish dan ingin tahu seberapa besar perasaan Danish padamu dibandingkan dengan perasaan Chello selama ini." ucap Cayla akhirnya mengalah di hadapan Ayraa.     

Ayraa tersenyum lega kemudian memeluk Cayla.     

"Sekarang kita pulang ya Cay, besok saja kita menghubungi Chello." ucap Ayraa setelah mendapat pesan dari Danish kalau sudah menunggunya di depan kampus.     

Cayla menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Ayraa.     

"Memang Danish sudah menjemput kita Ay?" tanya Cayla seraya berjalan di samping Ayraa.     

"Sudah.. Kak Danish mau mengajak kita makan di restoran seafood langganan kita berdua." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Tiba di depan kampus, Ayraa dan Cayla segera masuk ke dalam mobil. Dan tentu saja Ayraa duduk di belakang bersama Cayla dan Danish membiarkan hal itu.     

"Kita makan siang dulu di luar sebelum kita pulang ya." ucap Danish pada Ayraa dan Cayla kemudian menjalankan mobilnya ke restoran seafood yang sudah menjadi langganan Danish dan Ayraa.     

Hanya beberapa menit Danish sudah menghentikan mobilnya di depan restoran seafood langganannya.     

"Kita sudah sampai." ucap Danish lebih dulu keluar dan membukakan pintu buat Ayraa dan Cayla.     

Cayla hanya tersenyum melihat perhatian Danish yang tidak ada apa-apanya di matanya.     

Sambil menggenggam tangan Ayraa, Danish membawa ke meja kosong yang sudah di pesannya lebih dulu oleh Danish.     

"Kak Danish, kita mau pesan apa?" tanya Ayraa dengan tersenyum melihat wajah Danish yang sudah tidak menampakkan kesedihannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.