THE BELOVED ONE

DALAM KEADAAN KRITIS



DALAM KEADAAN KRITIS

0"Semoga Kak Danish tidak apa-apa Ay, aku yakin kak Danish bisa bertahan karena Kak Danish sangat mencintai kamu dan bayi kamu. Kandungan kamu bagaimana kita harus memeriksakannya." ucap Cayla dengan cemas.     
0

"Aku tidak apa-apa Cay, aku hanya mencemaskan keadaan Kak Danish." ucap Ayraa dengan tatapan sedih setelah beberapa saat berhenti dari tangisannya.     

"Dengan keluarga pasien Danish Aillen." panggil seseorang yang keluar dari ruang UGD.     

Segera Ayraa menghampiri dokter tersebut dengan dada terasa sesak.     

"Ya dokter saya istri dari pasien Danish Aillen, bagaimana keadaan Kak Danish Dokter?" tanya Ayraa dengan suara tangis tertahan.     

"Saat ini pasien sudah di bawa ke ruang operasi karena mengalami pendarahan di otak dan keretakan tulang di bagian punggungnya. Dan pasien saat ini membutuhkan darah B, karena saat ini stok darah B kita tinggal beberapa dan juga di pakai untuk pasien lainnya mungkin di antara saudara dari pasien ada yang sama golongan darahnya. Darah tersebut akan bisa membantu pasien Danish untuk saat ini." jelas dokter tersebut dengan hati berat karena di saat Pasien kritis rumah sakit sangat minim stok darahnya.     

"Dokter bisa mengambil darah saya sebanyak mungkin, kebetulan golongan darah saya B." ucap Cayla bersungguh-sungguh.     

"Syukurlah, kalau begitu mbaknya bisa ikut ke suster Narti untuk di ambil darahnya." ucap Dokter tersebut seraya memanggil perawat yang bernama Narti.     

"Cayla." panggil Ayraa sebelum Cayla mengikuti perawat untuk di ambil darahnya.     

"Terima kasih sudah mau memberikan darah buat kak Danish." ucap Ayraa dengan perasaan terharu.     

"Jangan berterima kasih Ay, kamu adalah saudaraku jadi kak Danish juga saudaraku." ucap Cayla merasa bersalah pada Danish.     

Ternyata Danish sama baiknya dengan Chello mempunyai hati yang tulus.     

Ayraa menganggukkan kepalanya.     

"Hati-hati ya Cay, semoga darah kamu bisa membantu Kak Danish." ucap Ayraa penuh harap saat Cayla pergi mengikuti perawat untuk di ambil darahnya.     

Dengan perasaan sedih Ayraa duduk di bangku panjang menunggu Danish yang sudah di bawa ke ruang operasi.     

Setelah beberapa lama menunggu Cayla yang sudah selesai diambil darahnya menghampiri Ayraa.     

"Ay...ayo kita ke ruang operasi, tempatnya bukan di sini tapi di ruangan lain." ucap Cayla yang sedikit pusing karena darahnya di ambil lumayan banyak.     

"Kamu tidak apa-apa Cay?" tanya Ayraa saat melihat wajah Cayla pucat.     

"Aku tidak apa-apa." ucap Cayla berjalan beriringan bersama Ayraa menuju ke ruang operasi.     

"Ay...kamu tunggu disini dulu ya aku mau ke kantin untuk membeli minuman sekalian makanan buat kita." ucap Cayla beranjak dari tempatnya dan pergi ke kantin yang tidak jauh dari tempat Ayraa.     

Ayraa terdiam dan berdoa dalam hati untuk keselamatan Danish. Berkali-kali Ayraa mengusap air mata yang tidak bisa di tahannya lagi.     

Dengan tangan gemetar Ayraa menghubungi orang tuanya untuk memberitahu tentang keadaan Danish.     

"Hallo.. Bunda, ini Ayraa." ucap Ayraa dengan tangis tertahan.     

"Ya Ayraa... ada apa Nak, ada apa denganmu kenapa kamu menangis?" tanya Nicky dengan perasaan cemas di sana.     

"Kak Danish Bunda, Kak Danish kecelakaan ke tabrak mobil." ucap Ayraa menceritakan kejadiannya pada Nicky.     

"Kenapa bisa terjadi Ayraa, kenapa kamu tidak hati-hati di jalan sayang. Lalu bagaimana keadaan Danish sekarang?" tanya Nicky ikut merasakan kesedihan Ayraa.     

"Ya Bunda, aku yang salah tidak melihat ke kanan dan ke kiri. Sekarang keadaan Kak Danish kritis masih di ruang operasi." ucap Ayraa beberapa kali pandangannya tak lepas dari pintu ruang operasi.     

"Semoga Danish tidak kenapa-kenapa dan operasinya segera selesai. Besok pagi Ayah dan Bunda akan segera kesana, Apa kamu sudah mengabari Ayah Danish?" tanya Nicky yang tidak bisa berangkat langsung karena Bagas masih belum pulang dari luar kota.     

"Belum Bunda...ini baru mau memberitahu Ayah Khabir setelah memberitahu Bunda." ucap Ayraa dengan perasaan sedih.     

"Ya sudah... beritahu tahu dulu Ayah Danish setelah itu bicara lagi sama Bunda." ucap Nicky agar Ayraa memberitahu Khabir agar bisa datang melihat keadaan Danish.     

Setelah selesai berbicara dengan Bundanya, Ayraa segera menghubungi ayah Danish untuk memberitahu keadaan Danish.     

"Ayah...apa Ayah bisa kemari?" tanya Ayraa pada Khabir yang juga dalam keadaan sakit.     

"Ya Ayraa.. ada apa? kamu baik-baik saja bukan?" tanya Khabir saat mendengar suara Isak tangis lirih Ayraa.     

"Kak Danish ada di rumah sakit Ayah, kak Danish kecelakaan." ucap Ayraa menangis sedih.     

"Kenapa bisa terjadi Ayraa? bagaimana keadaan Danish sekarang, Ayah mau ke sana sekarang tapi Ayah juga masih sakit di sini." ucap Khabir dengan suara batuknya yang tak berhenti.     

"Keadaan kak Danish kritis saat ini Ayah, mohon doanya saja untuk Kak Danish agar selamat. Dan untuk Ayah semoga cepat sembuh juga." ucap Ayraa semakin sedih mendengar Ayah Danish juga sakit.     

"Ya Ayraa, semoga operasi Danish lancar dan Danish segera sembuh, kalau keadaan Ayah sudah membaik Ayah akan ke sana untuk melihat Danish." Ucap Khabir kemudian menutup panggilannya.     

Ayraa menghela nafas panjang kemudian melihat ke jam tangannya yang sudah menunjukkan jam delapan malam.     

"Ayraa...ini makananmu, kamu makanlah dulu." ucap Cayla seraya memberikan makanan dan minuman pada Ayraa.     

"Aku tidak bisa makan Cay....aku kepikiran Kak Danish." ucap Ayraa kembali menitikkan air matanya.     

"Ayraa...kamu butuh makan demi bayi kamu. Kalau kamu tidak makan bayi kamu akan lemas dan pasti kak Danish akan sedih melihat kamu seperti ini yang tidak perduli dengan kandungannya." ucap Cayla panjang lebar.     

Ayraa terdiam mendengar ucapan Cayla.     

"Baiklah Cay...aku akan makan." ucap Ayraa sambil membuka kotak makan yang di belikan Cayla. Tanpa ada bicara Ayraa sedikit demi sedikit Ayraa memakan nasinya demi bayi yang di kandungnya.     

Setelah beberapa suap Ayraa sudah tidak bisa lagi melanjutkan makannya. Perutnya terasa mual dan Ingin muntah.     

"Cay... sudah ya? aku merasa mual mau muntah. Aku tidak bisa lagi menghabiskan makanan ini." ucap Ayraa memberikan kotak makannya yang masih banyak nasinya pada Cayla.     

"Ya sudah... sekarang minumlah." ucap Cayla memberikan sebotol minuman pada Ayraa.     

Dengan pelan Ayraa meneguk air putih yang di berikan padanya.     

"Terima kasih ya Cay, aku tidak tahu lagi kalau kamu tidak ada di sini. Darimana aku mencari tambahan darah." ucap Ayraa dengan air mata berlinang.     

Belum lagi Cayla membalas ucapan Ayraa. Terdengar suara alarm lampu pada di ruang operasi di mana Danish sedang menjalani operasi.     

"Cayla...apa yang terjadi pada Kak Danish? kenapa alarm berbahaya itu berbunyi? apa keadaan Kak Danish sangat kritis?" tanya Ayraa dengan air mata berlinang.     

Pintu ruang operasi terbuka dengan keras.     

Seorang perawat keluar dan berlari cepat entah mau ke mana.     

"Suster!! ada apa dengan suami saya?" panggil Ayraa mengikuti langkah cepat perawat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.