THE BELOVED ONE

KESABARAN DANISH (3)



KESABARAN DANISH (3)

0"Kak Danish, kita mau pesan apa?" tanya Ayraa dengan tersenyum melihat wajah Danish yang sudah tidak menampakkan kesedihannya.     
0

"Aku sudah memesan semua apa yang kamu suka Ayraa." jawab Danish tersenyum membalas senyuman Ayraa.     

"Bagaimana kuliahmu hari ini Ayraa?" tanya Danish pada Ayraa sambil menunggu semua pesanannya datang.     

"Hari ini tidak ada Kak, kita ngobrol saja di dalam kelas." jawab Ayraa dengan jujur.     

"Kita ngobrol tentang masa lalu terutama tentang Chello." sela Cayla memanasi hati Danish.     

Danish tersenyum walau ada sesuatu di hatinya yang terasa tercubit.     

Ayraa menarik tangan Danish di bawah meja dan mengusapnya dengan pelan memberikan ketenangan pada Danish agar tidak mendengarkan ucapan Cayla.     

Setelah beberapa saat akhirnya semua yang di pesan Danish datang.     

"Kak Danish aku ke kamar kecil dulu ya." ucap Ayraa sudah tidak tahan menahannya.     

Danish menganggukkan kepalanya.     

Setelah Ayraa pergi ke kamar kecil, Cayla menatap Danish dengan tatapan tak berkedip.     

"Kenapa Kak Danish hadir dalam kehidupan mereka berdua?" tanya Cayla dengan suara pelan.     

"Siapa? Ayraa dan Chello kah?" tanya Danish memastikan yang di maksud Cayla.     

"Ya... kehidupan Ayraa dan Chello.. mereka sebelumnya sangat akrab dan tidak terpisahkan. Mereka sudah dijodohkan sejak mereka kecil. Tapi dengan kehadiran Kak Danish keduanya terpisah. Apa Kak Danish tahu kalau Ayraa begitu sangat menyayangi Chello. Dan kalau kak Danish tidak ada, pasti Ayraa akan menikah dengan Chello, dan kehidupan Ayraa tidak akan menderita seperti ini...tidak bebas, tidak bisa merasakan sebagai manusia yang sehat dan normal." ucap Cayla dengan suara sangat pelan namun mampu menghempaskan hati Danish pada jurang yang paling dalam.     

"Aku mencintai Ayraa, dan Ayraa juga mencintaiku... karena cinta kita menikah. Aku mencintai Ayraa lebih dari apapun, aku rela melakukan apapun demi Ayraa, bahkan nyawaku sekalipun." ucap Danish dengan sungguh-sungguh.     

"Tapi cinta Kak Danish tidak sebesar cinta Chello pada Ayraa. Cinta Chello pada Ayraa tulus dan tidak ada pamrih sedikitpun." ucap Cayla kembali menusuk uluh hati Danish.     

"Aku juga tulus pada Ayraa, aku Ingin Ayraa bahagia tidak ada keinginan lain selain itu." ucap Danish dengan hati terasa sedih sahabat Ayraa paling dekat ternyata sangat membencinya.     

"Aku tidak percaya." ucap Cayla dengan singkat.     

"Hemm..hemm kalian bicara apa? sangat serius sekali." tanya Ayraa saat datang dari kamar kecil.     

"Tidak ada Ay, aku hanya menceritakan tentang persahabatan kita pada Kak Danish." ucap Cayla dengan tersenyum.     

"Ohhh.. kalau membicarakan masa lalu tidak akan ada habisnya Cayla. Sebaiknya kita bicarakan masa depan kita, bagaimana caranya kita bisa hidup bahagia dengan orang yang kita cintai. Bukan begitu Kak Danish?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

Danish tersenyum walau hatinya sangat sedih mengingat kata-kata Cayla.     

Setelah menikmati makan siang dengan tanpa pembicaraan Danish membayar semuanya di kasir.     

"Cay... kamu tidak bicara apa-apa pada Kak Danish saat aku tinggal tadi kan?" Tanya Ayraa pada Cayla dengan tatapan penuh.     

"Tidak Ay... kamu tanya sendiri saja pada Kak Danish aku bicara apa." sahut Cayla dengan santai.     

Ayraa terdiam, kemudian menatap Danish dari tempatnya.     

"Aku sangat mengenal Kak Danish Cay, selama dia terlalu banyak senyum pertanda hatinya sedang terluka." ucap Ayraa dengan suara pelan.     

"Tapi aku tidak bicara apa-apa pada Kak Danish Ay." ucap Cayla sedikit grogi dengan tatapan Ayraa yang tidak percaya padanya.     

"Ya sudah, aku minta padamu Cay... jangan sampai menyakiti hati Kak Danish karena hidup kak Danish sudah menderita." ucap Ayraa sekali lagi pada Cayla.     

"Hidup Chello juga menderita karena jauh darimu Ay!" teriak Cayla dalam hati.     

"Ayo..Ayraa, Cayla kita pulang." ucap Danish berjalan di belakang Ayraa dan Cayla.     

Keluar dari Restoran, Cayla mengajak bicara Ayraa tentang acara nanti malam hingga tidak menyadari saat mau menyeberang jalan dari arah tikungan ada mobil di yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ayraa dan Cayla tidak sempat menghindar hingga terdengar suara teriakan Danish dari belakang.     

"Ayraa!!! Caylaaa!!! Awaasss!!!" teriak Danish menarik dan mendorong tubuh Ayraa dan Cayla ke depan hingga mobil tersebut menabrak Danish yang tidak sempat menghindar.     

"Braaakkkkk" tubuh Danish terpental beberapa meter dan tergeletak di tengah jalan dengan tubuh bersimbah darah.     

Ayraa berteriak histeris memanggil nama Danish.     

"Kak Danishhhhhhh!!!" teriak Ayraa berlari ke tempat Danish yang tidak bergerak di tempatnya.     

Cayla yang masih terjatuh di pinggir trotoar hanya diam terpaku, tidak percaya dengan apa yang di lakukan Danish.     

"Ya Tuhan!! apa yang di lakukan Kak Danis, kenapa dia juga menolongku. Bisa saja tadi Kak Danish hanya menolong Ayraa dan mereka selamat. Tapi karena menolongku juga...akhirnya Kak Danish yang tertabrak." ucap Cayla dalam hati yang masih terpaku di tempatnya.     

"Cayla!! kemarilah!! kamu yang bawa mobil kak Danish ke rumah sakit, aku ikut mobil ambulans menjaga Kak Danish yang sebentar lagi ke rumah sakit." ucap Ayraa memberikan kunci mobil pada Cayla yang harus membawa mobilnya ke rumah sakit.     

Setelah memberikan kunci mobil pada Cayla, Ayraa segera masuk ke dalam mobil ambulans yang kemudian membawanya ke rumah sakit.     

Tidak memperdulikan perutnya yang sedikit sakit karena terdorong cukup keras, Ayraa tetap menggenggam tangan Danish tanpa melepasnya sedikitpun.     

"Kak Danish, Kak Danish bangun Kak... jangan tinggalkan aku Kak, aku mohon kak Danish harus hidup." ucap Ayraa menatap wajah Danish yang terlihat pucat dengan sedikit darah yang keluar dari mulut Danish.     

"Ayraa.. Ayraa." panggil Danish saat sadar beberapa detik sebelum pingsan lagi.     

"Kak Danish... kak Danish." panggil Ayraa dengan histeris mengusap wajah Danish berulang-ulang.     

Dada Ayraa terasa sesak melihat keadaan Danish yang menderita dengan nafasnya yang terlihat berat dengan darah yang tak berhenti dari mulut Danish.     

Tiba di rumah sakit, Ayraa segera turun saat beberapa perawat menurunkan Danish dan membawa Danish segera ke UGD untuk segera mendapatkan penanganan dari Dokter yang sudah standby saat mengetahui pasien dalam keadaan kritis.     

Ayraa menangis di depan pintu ruang UGD menunggu seseorang yang bisa memberitahu tentang keadaan Danish.     

"Ya Tuhan!! jangan biarkan Kak Danish kenapa-kenapa, berikan kesempatan kak Danish hidup bersamaku dan bayi kak Danish yang belum lahir ini, selamatkan Kak Danish Ya Tuhan." ucap Ayraa dalam hati dengan suara tangis yang tertahan.     

"Ayraa!!! bagaimana keadaan Kak Danish?" tanya Cayla yang sudah datang dan memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

Ayraa menggelengkan kepalanya.     

"Aku belum tahu, belum ada yang keluar dari ruang UGD. Aku di minta menunggu di sini." ucap Ayraa kembali menangis dalam pelukan Cayla.     

"Semoga Kak Danish tidak apa-apa Ay, aku yakin kak Danish bisa bertahan karena Kak Danish sangat mencintai kamu dan bayi kamu. Kandungan kamu bagaimana kita harus memeriksakannya." ucap Cayla dengan cemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.