THE BELOVED ONE

CINTA KITA



CINTA KITA

0Dengan menggandeng lengan Bagas Nicky memasuki kamar Raka. Raka dan Hana yang melihat Nicky dan Bagas baik-baik saja baru bisa mengambil nafas lega, senyum mereka nampak terlihat, Hana menghampiri Bagas, dan menarik tangan Bagas dari gandengan Nicky . Nicky tertawa melihat sikap Hana yang telah kembali seperti dulu, selalu ceria dan terlihat bahagia. Bagas yang di tarik Hana ke arah ranjang Raka menurut saja.     
0

" Nih Ka,...katanya mau ngomong sama Bagas,..." kata Hana, mendorong pelan tubuh Bagas agar mendekat ke Raka. Raka yang posisinya duduk dan bersandar di kepala ranjang, dengan seulas senyumnya menatap Bagas yang masih berdiri kaku di sampingnya.     

" Gas,...makasih ya,...atas nasihatnya,...." tidak percuma Nicky memiliki calon suami seperti kamu ....Nicky sangat beruntung ..." ucap Raka memicingkan matanya ke arah Nicky yang menatapnya gemas.     

" Bukan Nicky yang beruntung,....tapi Bagas yang beruntung ...bisa memiliki Nicky,...."sahut Hana menggoda Bagas. Bagas hanya tersenyum kikuk. Nicky mengenggam tangan Bagas erat,....     

" Aku yang paling beruntung bisa memiliki Bagas,...pengorbananku selama tidak bisa dibandingkan dengan pengorbanannya Bagas,..." jelas Nicky menatap lembut Bagas yang juga menatapnya. Nicky menyandarkan kepalanya di pundak Bagas.     

" Hem,...hemmm,....Ka,....bisakah aku bersandar di pundakmu juga,....?" tanya Hana pada Raka, dengan kerlingan matanya. Bagas dan Nicky tertawa lepas.     

" Kenapa tidak bisa Han,...?" pundakku siap 24 jam sebagai sandaranmu,..."sini My Hanny,...?" panggil Raka tak kalah romantisnya. Bagas yang melihat tingkah Hana dan Raka hanya tersenyum simpul, genggamannya semakin erat di tangan Nicky.     

" Gas,...gimana acara pernikahanmu,...jadi kapan nih,...?" tanya Hana duduk di atas ranjang di samping Raka.     

Bagas menatap Nicky sebelum menjawab pertanyaan Hana. Nicky hanya melempar senyum dan mengedipkan matanya, pertanda menyerahkan semua jawaban pada Bagas.     

" Aku sebenarnya hari ini juga ingin menikahi Nicky, tapi itu juga tidak mungkin, karena Raka masih belum keluar dari rumah sakit,.. jadi kemungkinan nunggu Raka keluar dulu dari sini,..." jelas Bagas.     

" Kenapa harus menunggu aku Gas,...?" sahut Raka. " Ayoolaahhh,..hari ini juga aku akan keluar dari sini, jadi besok pagi kalian bisa langsung menikah bagaimana,...?" tanya Raka penuh semangat.     

" Ka,...apa kamu yakin sudah merasa sehat,...?"tanya Hana. Raka mengenggam tangan Hana dengan tersenyum, dan mencium punggung tangan Hana.     

" Tenang saja sayang,..aku sudah tidak apa-apa kok,..." jawab Raka." Nick,...gimana menurutmu,..?" besok kamu siapkan menikah dengan Bagas,...?" tanya Raka beralih ke Nicky.     

Nicky tersipu malu dengan pertanyaan Raka.     

" Aku selalu siap kapanpun,...hari inipun aku siap, jika menikahnya dengan Bagas,.."     

Bagas terkekeh, segera menarik pundak Nicky dan di peluknya, dengan tangannya yang sebelah kiri.     

" Cieeee.,...yang sudah gak sabaran untuk di nikahi ..." goda Hana pada Nicky .     

Nicky semakin memyusupkan kepalanya di dada Bagas. Bagas mengecup puncak kepala Nicky dengan lembut.     

" Gas,....bagaimana kalau untuk pesta pernikahannya, kita barengan,...?" biar seru ..." tanya Hana tiba-tiba,..     

Semua menatap Hana, ide Hana sepertinya sangat cemerlang.     

" Bisa juga tuh .." Gimana Nick ...?" tanya Bagas ke Nicky.     

" Aku oke oke aja,....yang penting itu tadi asal menikahnya denganmu ..." kata Nicky terkekeh.     

Wajah Bagas sedikit memerah.     

" Hari ini kamu membuatku bulshing terus ya ...?" cubit Bagas di pipi Nicky.     

Hana dan Raka tertawa terbahak. ternyata Bagas pemalu juga, tidak tahan dengan pujian beruntun Nicky.     

" Gimana Nick,...kamu setuju kan,...pesta kita bareng-bareng,..?" tanya Hana     

" Ya Han,....aku setuju kok,...itu malah menjadi moment yang indah nanti...." jawab Nicky.     

" Yang penting, nanti jangan sampai tertukar pengantinnya ya,...?" ancam Bagas pada Raka dengan bercanda. Nicky mencubit pinggang Bagas.     

" Bagaimana kalau tertukar beneran,...?" tanya Raka terkekeh.     

" Sssstttt,...hati-hati dengan ucapan Ka,..ucapan bisa jadi doa ... " Nicky menasihati Raka.     

Hana menutup mulut Raka dengan tangannya.     

" Paling kalau tertukar beneran,...Nicky yang lari terbirit-birit ..." canda Raka.     

Tawa Nicky, Hana tergelak, Hanya Bagas saja yang tertawa sambil menahan nyeri pada kakinya.     

Bagas menarik kursi yang kosong yang tidak di duduki Hana. Dengan pelan Bagas duduk dan menyelonjorkan kakinya. Kakinya akhir-akhir ini sedikit terasa nyeri jika terlamu lama di pakai untuk jalan atau berdiri, terutama pada kedua lututnya. Nicky yang mengetahui itu, segera menarik tangan Bagas dan mengajaknya duduk di sofa panjang yang ada di dalam kamar Raka.     

" Duduklah..." sekarang selonjorkan kakimu di sini saja aku memijatnya...." ucap Nicky dengan serius. Hana mengambil minyak kayu putih di laci meja Raka. Dan di berikannya pada Nicky.     

" Pakai ini Nick,...biar hangat,...." ucap Hana dan kembali menunggui Raka yang juga melihat bagas sedikit cemas.     

Nicky memijat pelan telapak kaki Bagas, dengan minyak kayu putih ...kemudian beralih pada lututnya. Bagas sedikit mengaduh saat Nicky memijat lututnya.     

" Mungkin ini akibat kamu paksakan untuk berjalan terus Gas, ...jadi lutut kamu sedikit bengkak.,.." jelas Nicky. "Pulang dari sini kita ke dokter Dini ya,...?"     

Bagas menganggukkan kepalanya pasrah.     

Dengan di bantu Hana, Raka turun dari ranjangnya dan ikut duduk di kursi yang tak jauh dari Nicky dan Bagas.     

" Gas,...baiknya kamu jangan terlalu banyak gerak, untuk urusan pernikahanmu besok biar aku sama Hana, dan Genta yang mempersiapkan,..." ucap Raka menatap Bagas.     

Bagas menyunggingkan senyumnya.     

" Thanks Ka,..aku percayakan semuanya padamu ..." aku sudah tak bisa menunggu lama malam pertamaku,..." kata Bagas bercanda. Nicky mencubit betis Bagas yang berada di pangkuannya.     

" Tuh,...mesum kan,...?" seloroh Hana,....     

Tawa Raka meledak. " Aku juga belum merasakan malam pertama Gas,..." ucap Raka dengan jujur.     

" Jadi kalian masih perjaka dan masih perawan nih ceritanya....?" Bagas menggoda keduanya.     

Wajah Hana dan Raka bersemu merah.     

" Han,.....bulan madunya kalo kita bareng juga sama Nicky dan Bagas gimana,...?" tanya Raka mengingat dirinya belum menyentuh tubuh Hana,     

" Tidaaakkk,....nanti kalian menganggu,..." teriak spontan Bagas sambil menurunkan kakinya yang di pangku Nicky. Mata Nicky berkedip gemas mendengar teriakan Bagas.     

" Coba Han lihat Bagas dan Raka, kalau sudah bahas hal yang sperti itu, ...langsung lupa akan sakitnya,..." ucap Nicky pada Hana.     

Hana yang berdiri, duduk di samping Raka berdempetan.     

" Aku sih lebih setuju begitu ....pesta pernikahan kita bareng, dan bulan madu kita juga bareng,.." Hana menimpali ide Raka. Bagas menatap Nicky dengan mata memohon agar tidak setuju dengan ide Raka.     

" Please Nick,...jangan setuju ...bulan madu kita nanti jadi terganggu,..." rajuk Bagas. Nicky mengatupkan mulutnya menahan tawanya.     

" Aku setuju dengan ide Raka dan Hana,....jadi kita bisa jalan rame-rame Gas,..."     

Bagas langsung menenggelamkan kepalanya dalam pangkuan Nicky.     

" Teganya kamu Nick,..." cicit Bagas.     

Nicky tidak bisa lagi menahan tawanya, tawanya lepas seketika, sungguh Bagas seperti anak kecil yang sedang merajuk.     

" Oke,...berarti rencana kita ini deal ya, ...besok pagi Bagas dan Nicky menikah, terus kita jadwal kapan pesta pernikahan kita, kemudian jadwal bulan madu kita,..." gimana ,..?" tatap Raka bergantian.     

" Aku setuju saja Ka,...atur saja,..."jawab Nicky.     

" Oke secepatnya akan aku atur, sekarang yang penting aku harus keluar hari ini juga,..." lanjut Raka.     

" Hana bisa bantu aku sayang,...", untuk meminta ijin pada dokter agar bisa pulang hari ini,...?" tanya Raka pada Hana.     

" Siap sayang,...kamu istirahat saja dulu sama Bagas,..,.biar aku sama Nicky yang mengurusnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.