THE BELOVED ONE

RENCANA PULANG



RENCANA PULANG

0Danish memang sangat terkejut bahkan saat Ambika bilang kalau sudah lama tidak bertemu dengan Danish semua masih teringat jelas dalam memori Ayraa.     
0

"Aku memang mendengar sendiri saat Ambika datang dan Danish sangat terkejut saat mengetahui kedatangan Ambika yang tiba-tiba." ucap Ayraa bicara apa adanya.     

"Aku masih belum percaya dengan apa yang kalian ceritakan tentang Kak Ambika. Aku akan melihat sendiri ponsel Kak Ambika untuk mengetahui semuanya." ucap Farhan kemudian pergi meninggalkan Danish dan Ayraa yang hanya bisa saling pandang melihat sikap Farhan yang marah tanpa ada alasan yang jelas.     

"Kamu bertemu Farhan di mana Ayraa?" tanya Danish dengan heran.     

"Di koridor depan, dan Farhan marah-marah di sana." jawab Ayraa dengan bibir cemberut.     

"Kamu tidak percaya dengan semua ucapan Farhan kan Ayraa? kamu tetap percaya padaku kan?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Tidak Kak, aku percaya sama Kak Danish. Karena aku tahu sendiri kalau kak Ambika yang mendatangi Kak Danish." ucap Ayraa dengan hati yang sudah percaya penuh pada Danish.     

"Terima kasih karena kamu telah percaya padaku sepenuhnya." ucap Danish dengan hati merasa lega.     

"Kalau begitu aku akan ke Dokter sekarang Kak, aku belum sempat bertemu dengan Dokter tadi, gara-gara Farhan." ucap Ayraa masih terlihat kesal jika mengingat Farhan yang seenaknya marah-marah padanya.     

"Jangan terlalu lama ya? aku tidak ingin jauh-jauh dari kamu." ucap Danish dengan tersenyum.     

Ayraa tersenyum menganggukkan kepalanya.     

"Ya Kak, aku tidak akan lama. Aku segera kembali." ucap Ayraa seraya mengecup punggung tangan Danish kemudian meninggalkan kamar untuk ke ruang Dokter lagi.     

Setelah bertemu dengan Dokter yang menangani Danish, Ayraa meminta kejelasan tentang kondisi Danish agar bisa di pindahkan ke rumah sakit di Bandung.     

Dan dokter tersebut memberikan surat jalan untuk pindah ke rumah sakit Bandung.     

Hati Ayraa merasa lega, karena hari ini Danish bisa di bawa pulang ke Bandung untuk di rawat di rumah sakit Bandung.     

Dengan cepat, Ayraa kembali ke kamar Danish untuk memberitahu Danish kalau sudah bisa segera pulang ke Bandung.     

"Kak Danish." panggil Ayraa setelah berada di dalam kamar di samping Danish.     

"Ya Ayraa." Sahut Danish melihat wajah Ayraa yang terlihat bahagia.     

"Ada kabar baik buat Kak Danish." ucap Ayraa dengan tersenyum menatap wajah Danish.     

"Kabar apa Ayraa? apa aku bisa pulang hari ini?" tanya Danish menebak apa yang akan di katakan Ayraa.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Ya benar...apa yang Kak Danish bilang sangatlah benar." ucap Ayraa dengan kedua mata yang berbinar-binar ceria.     

"Syukurlah... kalau begitu segara hubungi Ayah untuk menyiapkan tiket pesawat untuk kita berdua Ayraa." ucap Danis dengan perasaan lega.     

"Sudah Kak, setelah aku bicara dengan Dokter aku langsung menghubungi Ayah untuk memesan tiket untuk kita berdua." ucapan Ayraa seraya menggenggam tangan Danish dengan hati yang sangat lega.     

"Jadi kita pulang dari rumah sakit jam berapa Ayraa? siang ini atau sore?" tanya Danish yang sudah tak sabar ingin segera pulang.     

"Sore ini kita sudah bisa pulang Kak, sekalian langsung ke Bandara.. tidak pulang ke Arzza." jawab Ayraa dengan perasaan bahagia.     

"Aku sangat lega, akhirnya kita bisa kembali pulang ke Bandung." ucap Danish memejamkan matanya merasakan kerinduan suasana Apartemennya.     

"Drrrt... Drrrt... Drrtt"     

Ponsel Ayraa berbunyi, dengan cepat Ayraa menerima panggilan dari Chello.     

"Ayraa...kata Bunda, kamu akan kembali pulang hari ini?" tanya Chello memastikan apa yang di katakan Bunda Nicky.     

"Ya Chell benar, apa kamu di beritahu Bunda?" tanya Ayraa seraya memajukan kursinya agar lebih dekat dengan Danish.     

"Ya... Kamu sampai di sini jam berapa Ay? karena Bunda memintaku untuk menjemputmu." ucap Chello yang dimintai bantuan oleh Nicky.     

"Kenapa Bunda minta bantuan kamu Chell? bukannya ada Ayah?" tanya Ayraa lagi penasaran.     

"Ayah Bagas keluar kota, jadi Bunda yang memintaku menjemput kalian." jawab Chello dengan singkat.     

"Ohh..ya sudah...nanti aku kabari kalau sudah sampai di bandara ya Chell?" ucap Ayraa seraya menutup panggilannya.     

"Apa Chello yang menjemput kita Ayraa?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Ya Kak, Ayah tidak bisa menjemput karena sedang keluar kota." jawab Ayraa membalas tatapan Danish.     

"Ya tidak apa-apa Ayraa." ucap Danish walau dalam hatinya ada sedikit rasa cemburu akan kedekatannya Ayraa dengan Chello.     

Setelah sama-sama terdiam sesaat Ayraa bangun dari duduknya untuk segera membereskan pakaian Danish dan di masukkan ke dalam tas besarnya.     

"Ayah tidak lupa membawa tas koper kamu kan Ayraa?" tanya Danish mengingatkan Ayraa setelah diam beberapa saat untuk meredam kecemburuan hatinya.     

"Aku sudah mengirim pesan pada Ayah Kak, Kak Danish tenang saja ya." ucap Ayraa merasakan kecemburuan di hati Danish.     

"Hem...ya sudah." jawab Danish dengan singkat.     

"Kak Danish lapar tidak? aku suapi roti susu ya Kak?" tanya Ayraa berusaha mengembalikan mood Danish.     

"Aku masih kenyang." jawab Danish dengan singkat lagi.     

"Sedikit saja Kak." ucap Ayraa seraya mengambil roti dan segelas susu untuk menyuapi Danish.     

"Tidak...aku masih kenyang Ayraa." ucap Danish menggelengkan kepalanya saat Ayraa menyuapinya.     

"Sedikit saja sayang." ucap Ayraa dengan memanggil Danish dengan panggilan sayang.     

Danish mengangkat wajahnya kemudian membuka mulutnya untuk menerima suapan Ayraa.     

Ayraa tersenyum, kemudian berdiri perlahan dan mengecup bibir luar Danish dengan hati-hati.     

Hati Danish berdebar-debar indah, saat bibir Ayraa yang sangat di rindukannya telah mengecupnya.     

"Ayraa... kenapa kamu menciumku?" tanya Danish dengan pandangan tak berkedip.     

"Kenapa Kak? apa Kak Danish tidak menyukai ciumanku?" tanya Ayraa dengan tersenyum.     

"Kamu... kamu bisa tertular penyakitku Ayraa." ucap Danish dengan tatapan tak lepas dari wajah Ayraa.     

"Tidak Kak, bukannya Kak Danish sudah minum obat ARV dan aku juga sudah mendapat vaksin anti virus HIV. Dan lagi aku mencium bibir Kak Danish tidak sampai ke dalam rongga mulut Kak Danish." ucap Ayraa tersenyum seraya menyentuh bibir Danish dengan perasaan sayang.     

"Tapi Ayraa, aku tidak ingin kamu tertular olehku." ucap Danish dengan hati dan perasaan yang sudah meleleh.     

"Hati Kak Danish sudah baikan sekarang kan?" tanya Ayraa dengan tatapan lembut.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan wajah memerah.     

"Jangan lagi cemburu ya Kak?" ucap Ayraa seraya mengusap wajah.     

"Tidak untuk saat ini Ayraa." ucap Danish dengan tersenyum manja.     

"Aku lebih senang Kak Danish seperti ini, manja dan sedikit nakal." ucap Ayraa menatap Danish dengan mata berbinar.     

"Benarkah kamu lebih suka aku yang seperti ini?" tanya Danish dengan tatapan lebih menggoda.     

"Hem... lebih menggemaskan Kak." ucap Ayraa menekan pelan ujung hidung Danish dengan gemas.     

"Aku mencintaimu Ayraa." ucap Danish mendekatkan wajahnya ke bibir Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.