THE BELOVED ONE

KEMBALI KE BANDUNG



KEMBALI KE BANDUNG

0"Hem... lebih menggemaskan Kak." ucap Ayraa menekan pelan ujung hidung Danish dengan gemas.     
0

"Aku mencintaimu Ayraa." ucap Danish mendekatkan wajahnya ke bibir Ayraa dan mengecupnya perlahan dengan penuh perasaan.     

Ayraa memejamkan matanya merasakan sentuhan kecupan bibir Danish yang mengecup bibirnya.     

"Aku juga mencintaimu Kak Danish." ucap Ayraa setelah Danish melepas kecupannya.     

"Apa Ayah mengganggu kalian berdua?" tanya Khabir tiba-tiba datang tanpa mengetuk pintu.     

"Ayah." panggil Ayraa dengan wajah memerah sedangkan Danish hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya.     

"Bagaimana? apa kalian sudah siap untuk pulang dari sini dan berangkat ke Bandung?" tanya Khabir mendekati Ayraa dan Danish.     

"Sudah dari tadi siap Ayah, tinggal menunggu Ayah saja." sahut Danish dengan tenang.     

"Sudah siapkan semua yang di bawa?" tanya Khabir melihat bawaan yang akan di bawa Danish.     

"Sudah Ayah, tas koper milikku sudah di bawa Ayah kan?" tanya Ayraa memastikan barang-barangnya tidak tertinggal.     

"Sudah ada di mobil, aku sudah dari kantor Administrasi dan membayar semuanya. Kita tinggal pulang saja." ucap Khabir menunggu Danish yang sedang berganti pakaian di bantu Ayraa.     

"Jam berapa pemberangkatan pesawat kita ke Bandung Ayah?" tanya Ayraa sambil mengancingkan pakaian Danish.     

"Jam dua berangkatnya pesawat kalian ke Bandung, jadi tinggal satu jam lagi kita sudah sampai Bandara." ucap Khabir seraya membawa bawaan yang akan dibawanya.     

"Ya sudah Ayah kita berangkat sekarang saja, daripada nanti kita terlambat dan ketinggalan pesawat."ucap Ayraa seraya membantu Danish untuk duduk di kursi roda.     

Bertiga akhirnya keluar dari rumah sakit untuk segera berangkat ke bandara Bali yang bertujuan ke Bandung.     

Dalam perjalanan tidak terlalu banyak yang diperbincangkan antara Danish dan Ayraa, karena Danish lebih banyak tidur pengaruh dari obat yang sudah diminumnya sebelum berangkat.     

Tiba di bandara Bandung, Chello sudah menunggunya di depan Bandara dan menyapa mereka berdua.     

"Pak Danish, Ayraa." panggil Chello melambaikan tangannya seraya mendekati mereka.     

"Sudah lama kamu menunggu Chell?" tanya Ayraa sambil menepuk bahu Chello.     

"Tidak juga, baru setengah jam yang lalu aku sampai disini takutnya kita tidak akan bertemu dengan tepat." jawab Chello dengan sebuah senyuman.     

"Dan ternyata kita bertemu bukan? dimana mobil kamu sekarang? kita segera pulang saja kasihan Kak Danish." ucap Ayraa sambil memeluk pinggang Danish yang sedang berdiri sedikit kelelahan.     

"Ada di depan, ayo kita ke sana." ucap Chello seraya membantu membawa bawaan Ayraa dan Danish.     

Dengan berjalan pelan Danish dengan di papah Ayraa masuk kedalam mobil yang sudah siap di depan Bandara.     

"Bagaimana tinggal di sana Ayraa? apakah suasana di sana sangat menyenangkan?" tanya Chello setelah mereka berada di dalam mobil.     

"Sangat menyenangkan dan pemandangan di sana sangat indah sekali. Sekali-kali kita kesana lagi Chell, dengan kamu ikut.. pasti akan lebih menyenangkan." jawab Ayraa dengan wajah berseri-seri.     

"Baiklah, kapan kita bisa berangkat ke sana? apa liburan semester depan?" tanya Chello penasaran dengan apa yang diceritakan Ayraa tentang pedalaman Arzza.     

"Boleh juga, kalau liburan semester depan kita bisa bersenang-senang di sana." ucap Ayraa seraya melirik ke arah Danish yang sedang bersandar di bahunya.     

"Kak Danish apa masih mengantuk?" tanya Ayraa seraya mengusap wajah Danish yang masih terlihat lelah.     

"Iya...mungkin terlalu banyak obat yang aku minum sebelum berangkat tadi." ucap Danish seraya mengusap kedua matanya.     

"Memang berapa obat yang Kak Danish minum? sesuai dengan anjuran dokter bukan?" tanya Ayraa dengan tatapan cemas.     

"Iya... sesuai dengan anjuran dokter yang aku minum, tidak ada lebih... tapi tidak tahu lagi kenapa aku jadi sangat mengantuk. Apa mungkin karena memang terlalu lelah." ucap Danish kembali bersandar di bahu Ayraa.     

"Apa masih lama kita sampai di rumah Chell?" tanya Ayraa setelah melihat Danish yang kembali memejamkan matanya dengan bersandar di bahunya.     

"Sudah dekat..masa kamu tidak ingat dengan jalan kota kamu sendiri sekarang?" sahut Chello seraya melihat wajah Ayraa dari kaca spion depan.     

Ayraa hanya tertawa kecil mendengar ucapan Chello.     

"Sekarang kita pulang ke mana ini Ayraa? pulang ke Apartemen Pak Danish atau ke rumah kamu langsung?" tanya Chello yang tidak tahu kemana harus mengantarkan pulang Danish dan Ayraa.     

"Pulang ke Apartemen Kak Danish saja Chell. Aku masih belum membicarakannya dengan Ayah, Kak Danish akan tinggal di mana." Jawab Ayraa sambil menggenggam tangan Danish yang masih tertidur.     

Tanpa bicara lagi Chello menjalankan mobilnya ke arah Apartemen Danish yang sudah tidak jauh dari posisinya berada.     

Tiba di Apartemen, dengan dibantu Ayraa dan Chello Danish keluar dari mobil dan masuk ke dalam Apartemennya.     

"Chell, sebaiknya kamu pulang saja dulu, nanti bilang sama Bunda kalau aku mungkin akan menjaga Kak Danish untuk sementara waktu di sini. Besok pagi aku akan pulang, kasihan Kak Danish karena Apartemennya masih belum dibersihkan sama sekali." ucap Ayraa meminta tolong pada Chello.     

Chello mengambil nafas panjang seraya menatap Ayraa, tidak tega meninggalkan Ayraa sendirian di apartemen Danish.     

"Apa aku perlu berada di sini juga untuk menemani Pak Danish Ayraa? agar aku bisa juga membantumu membersihkan Apartemen Pak Danish." ucap Chello menawarkan jasanya.     

"Tidak perlu Chell, sebaiknya kamu pulang saja. Tidak apa-apa kok, aku tidak ingin merepotkan kamu." ucap Ayraa yang tidak enak selalu merepotkan Chello dengan semua permasalahannya.     

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu ya? hati-hati kamu di sini, jangan terlalu lelah juga." Ucap Chello dengan penuh perhatian.     

Setelah mengantar Chello ke depan rumah, Ayraa kembali ke kamar mendekati Danish yang sedang berbaring dalam keadaan setengah tertidur.     

Selagi Danish tertidur Ayraa membersihkan Apartemen Danish yang sudah beberapa minggu tidak di tempati dan dalam keadaan kosong.     

Ayraa menghela nafas panjang sambil menatap ke seluruh ruangan yang sudah dibersihkannya. Dengan tenaga yang sudah merasa lelah Ayraa membersihkan badannya agar terlihat tampak segar kembali.     

Kembali Ayraa mendekati Danish dan duduk disampingnya setelah merasakan tubuhnya kembali segar.     

Sambil menunggu Danish bangun dari tidurnya, Ayraa menghubungi Bundanya agar tidak merasakan kuatir kalau dirinya tidak pulang untuk malam ini.     

"Hallo Bunda." panggil Ayraa setelah mendengar suara Bundanya.     

"Kata Chello, kamu tidak pulang malam ini Ayraa?" tanya Nicky mencemaskan keadaan Ayraa.     

"Iya Bunda, aku tidak bisa pulang malam ini karena aku harus menjaga keadaan kak Danish. Memastikan kalau Kak Danish dalam keadaan baik-baik saja dulu. Apalagi aku barusan juga membersihkan Apartemennya yang sedikit kotor." ucap Ayraa menjelaskan alasannya kenapa tidak bisa pulang.     

"Ya sudah, jaga diri baik-baik disana.. jangan sampai melupakan pesan dan nasehat Ayah dan Bunda. Kamu mengertikan Ayraa." ucap Nicky mengingatkan Ayraa.     

"Tentu Bunda, aku akan selalu mengingat pesan dan nasehat Ayah dan Bunda." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.