THE BELOVED ONE

INGIN MELUPAKAN



INGIN MELUPAKAN

0"Apa benar yang dikatakan Ayraa Chello? kalau kamu tidak bisa mengingat Ayraa?" tanya Nicky dengan tatapan penuh.     
0

Chello mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Nicky dengan tatapan tak berkedip.     

"Aku benar-benar tidak bisa mengingat dia Bunda." ucap Chello dengan tatapan hampa.     

"Apa kamu juga melupakan Bunda?" tanya Nicky dengan serius.     

"Aku masih ingat dengan Bunda, tapi aku tidak ingat dengan Ayraa Bunda." ucap Chello dengan serius.     

Nicky menatap Chello tak berkedip, ingin mempercayai apa yang di katakan Chello tapi tetap Nicky merasakan ada sesuatu yang di sembunyikan Chello.     

Ayraa yang mendengar hal itu semakin terluka, bagaimana bisa Chello ingat dengan Bundanya tapi melupakan dirinya yang sedari kecil selalu bersama.     

"Bunda, aku mau tempat Kak Danish sekarang, karena dari pagi tadi masih belum ke sana sama sekali." ucap Ayraa seraya menatap wajah Chello sekilas.     

"Hati-hati Ayraa, salam buat Danish" ucap Nicky berganti menjaga Chello setelah Ayraa yang menjaganya.     

Setelah Ayraa pergi tinggallah Chello bersama Nicky.     

"Chello, Bunda tinggal dulu sebentar untuk makan siang ya, kamu belum makan kan dari pagi?" tanya Nicky menatap wajah Chello yang terlihat sedih.     

"Iya Bunda." jawab Chello kemudian memejamkan matanya untuk berusaha tidur.     

Saat Nicky sudah keluar dari kamarnya, Chello membuka matanya dan menghela nafas panjang.     

"Maafkan aku Ayraa, bukannya aku bermaksud untuk mengatakan semua itu. Tapi aku berusaha untuk melupakanmu mulai dari sekarang." ucap Chello dengan hati yang terasa sesak.     

Chello sudah berusaha untuk menerima kenyataan bahwa Ayraa tidaklah mencintainya. Tapi bagaimanapun juga sangat sulit untuk melupakan perasaan yang sudah sangat dalam, hingga Chello harus terjatuh dan terpuruk.     

Dalam diam Chello hanya bisa mengingat kenangan manis bersama Ayraa dari sejak kecil hingga dewasa selalu bersama.     

"Sangat sulit untuk melupakanmu Ayraa. Aku sudah berusaha bagaimanapun juga caranya, tapi bayanganmu selalu ada. Bagaimana aku harus melupakanmu? mungkin dengan cara seperti ini aku akan bisa melupakanmu dan kamu juga bisa melupakan aku." ucap Chello dalam hati.     

Setelah beberapa saat Nicky kembali dengan membawa bingkisan nasi kotak untuk makan siang Chello.     

Nicky melihat sepintas Chello yang sedang melamun.     

"Kamu melamunkan sesuatu Chello?" tanya Nicky dengan penuh perhatian.     

"Tidak Bunda, aku hanya mengantuk saja." ucap Chello menghindar dari pertanyaan Nicky.     

"Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari Bunda Chello? katakan apa yang terjadi? Bunda akan mendengarkan, Bunda tahu kamu saat ini menyembunyikan sesuatu." ucap Nicky yang sudah menganggap Chello sebagai putranya sendiri.     

"Mengenai Ayraa Bunda, aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Sebenarnya aku masih ingat Ayraa Bunda. Tapi aku terpaksa mengatakan semua itu pada Ayraa kalau aku tidak mengingatnya. Aku berusaha untuk melupakan Ayraa saat ini dan melupakan perasaanku kepada Ayraa yang sudah sangat dalam." ucap Chello dengan jujur.     

"Bunda tahu apa yang telah kamu lakukan. Bunda juga ikut merasakan kesedihan yang kamu rasakan. Tapi bagaimana lagi, Bunda juga tidak bisa membantu apa-apa, selain ingin melihat kamu juga bahagia. Lupakan Ayraa karena semakin kamu mencintai Ayraa semakin sakit akan kamu rasakan." ucap Nicky sambil mengusap wajah Chello.     

"Apa yang bunda katanya sangatlah benar, aku harus melupakan Ayraa, dan mungkin akan lebih baik kalau aku benar-benar bisa melupakan Ayraa." ucap Chello dengan perasaan sangat terluka.     

"Bunda akan selalu mendukung apa yang kamu lakukan Chello. Bunda sangat yakin kamu adalah laki-laki yang baik dan tahu bagaimana cara untuk menyikapi semua masalah ini." ucap Nicky tersenyum berusaha menenangkan hati Chello.     

"Terima kasih Bunda, Bunda selalu ada disaat aku terluka, di saat aku sedih, dan merasa sendirian." ucap Chello berusaha tersenyum di hadapan Nicky walau hati terasa masih sangat sakit.     

***     

Di apartemen Danish.     

Ayraa masuk kedalam Apartemen Danish dan melihat Danish masih berbaring di tempat tidur. Ayraa tidak tahu apakah Danish sudah meminum obatnya atau tidak.     

Tanpa menimbulkan suara Ayraa mendekati Danish yang masih berbaring dengan kedua matanya yang terpejam.     

"Kak Danish." panggil Ayraa seraya memegang bahu Danish.     

Danish yang tidur miring menghadap ke arah dinding berbalik menghadap ke arah Ayraa setelah Ayraa memanggil namanya.     

"Ayraa..apa kamu baru datang?" tanya Danish menatap Ayraa seraya mengusap kedua matanya yang masih terasa berat untuk terbuka.     

"Ya Kak, maaf aku harus menjaga Chello. Barusan bergantian dengan Bunda agar aku bisa ke sini untuk melihat keadaan Kak Danish." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Aku tidak apa-apa Ayraa, hanya merasa lemas dan mual saja." ucap Danish berusaha tersenyum pada Ayraa agar tidak merasa cemas.     

"Kak Danish tetap minum obat kan tadi pagi dan siang ini?" tanya Ayraa dengan penuh perhatian.     

"Ya.. aku sudah minum obat tadi pagi, tapi siang ini belum." ucap Danish yang baru bangun dari tidurnya.     

"Kalau begitu Kak Danish makan siang dulu ya, setelah itu minum obat." ucap Ayraa seraya mengambil makanan yang di belinya untuk Danish.     

"Aku masih kenyang Ayraa, aku merasa mual dan ingin muntah kalau makan sesuatu Ayraa." ucap Danish merasa tidak ada nafsu untuk makan.     

Ayraa menatap wajah Danish kemudian menghela nafas panjang.     

"Sedikit saja ya Kak." ucap Ayraa tidak ingin Danish semakin lemas dan bisa drop.     

Danish menggelengkan kepalanya merasa berat.     

"Sedikit saja sayang." ucap Ayraa mengeluarkan jurus andalannya.     

Terpaksa Danish membuka mulutnya saat Ayraa menyuapinya.     

Dengan penuh perhatian dan rasa sayang Ayraa menyuapi Danish sedikit demi sedikit.     

Setelah selesai makan, Danish minum obatnya yang harus dia minum secara rutin.     

"Apa kamu hanya sebentar di sini Ayraa." tanya Danish dengan tatapan penuh rindu.     

"Kenapa Kak? aku ada kuliah siang ini dua jam lagi." jawab Ayraa dengan tersenyum.     

"Hanya dua jam saja hari ini Ayraa?" ucap Danish merasa sedih.     

"Kenapa Kak?" tanya Ayraa menggenggam tangan Danish dengan tatapan penuh rindu.     

"Aku merindukan kamu Ayraa." ucap Danish tidak bisa memungkiri perasaan hatinya.     

"Aku juga merindukanmu Kak." ucap Ayraa seraya mendekatkan dirinya dan memeluk Danish dengan sangat erat.     

"Aku benar-benar merindukanmu Ayraa." ucap Danish menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Ayraa.     

Dengan kedua matanya yang terpejam Danish merasakan detak jantungnya begitu sangat cepat.     

"Ayraa...aku Ingin selalu bersamamu tidak bisa jauh-jauh darimu Ayraa." ucap Danish dengan suara bergetar penuh dengan kerinduan.     

"Aku juga Kak, tidak bisa jauh darimu." ucap Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

Dengan perasaan yang dalam, Ayraa memberanikan diri mengecup Danish dengan sangat lama.     

"Ayraa..aku sangat mencintaimu." bisik Danish setelah Ayraa melepas kecupannya.     

"Aku juga sangat mencintaimu Kak." ucap Ayraa kembali mengecup kedua mata Danish yang terpejam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.