THE BELOVED ONE

DANISH DROP KEMBALI



DANISH DROP KEMBALI

0Sudah empat hari Ayraa menghabiskan waktunya untuk berbagi antara menjaga Chello dan Danish.     
0

Sikap Chello pada Ayraa pun masih tetap sama, seolah-olah tidak mengenal Ayraa dan itu membuat Ayraa semakin kehilangan sosok Chello.     

Seperti pagi ini, Ayraa sudah berada di kamar Chello untuk membereskan pakaian kotornya karena hari ini Chello sudah di perbolehkan pulang.     

"Chell, apa kamu sudah sarapan?" tanya Ayraa yang kebetulan membawa makanan dari Bundanya untuk Chello dan Danish nanti.     

"Masih kenyang...nanti saja makan di rumah." ucap Chello fokus dengan ponselnya tanpa melihat ke arah Ayraa.     

"Chell, aku bicara padamu... kenapa kamu tidak melihatku saat bicara?" tanya Ayraa dengan wajah memerah.     

Chello mengangkat wajahnya menatap wajah Ayraa yang terlihat kesal.     

Kembali Chello fokus pada ponselnya tanpa menjawab pertanyaan Ayraa yang sedang menunggu jawabannya.     

Dengan perasaan kesal Ayraa merampas ponsel Chello dan memasukkannya dalam kantong celananya.     

"Jawab aku kalau bertanya padamu!" ucap Ayraa antara hati kesal dan sedih dengan sikap Chello. Sudah di ketahuinya dari Bundanya kalau Chello tidak mengalami amnesia.     

"Kembalikan ponselku Ayraa." ucap Chello dengan perasaan campur aduk.     

"Tidak!! sebelum kamu menjawab pertanyaanku." ucap Ayraa menatap penuh wajah Chello.     

"Ayraa...apa maumu? kembalikan ponselku sekarang." ucap Chello sambil mengulurkan tangannya ke Ayraa.     

"Aku hanya ingin dirimu yang dulu! kalau kamu mau ambil sendiri di kantongku." ucap Ayraa seraya mengambil ponsel Chello dari kantongnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.     

Dengan tangan kanannya yang tergantung kain di lehernya, Chello turun dari tempat tidurnya dan mendekati Ayraa untuk mengangkat ponselnya.     

Ayraa mundur beberapa langkah dan berjalan cepat ke sisi samping tempat tidur.     

Chello masih mendekati Ayraa berusaha meraih ponselnya.     

Ayraa semakin mundur ke arah sisi tempat tidur menyembunyikan ponsel Chello hingga Chello semakin dekat dengan tubuh Ayraa.     

"Ayraa berikan ponselku." ucap Chello merapatkan tubuhnya pada tubuh Ayraa untuk meraih ponselnya.     

Tubuh Ayraa terdorong ke belakang dengan tubuh Chello yang menindihnya.     

Kedua mata Chello dan Ayraa bertemu dan saling pandang tanpa berkedip.     

"Ayraa... berikan sekarang." ucap Chello dengan nafas memburu di menerpa wajah Ayraa.     

"Tidak..sebelum aku Chello ku yang dulu kembali, yang selalu menyayangiku." ucap Ayraa tak lepas dari pandangannya.     

Chello menelan salivanya menatap wajah Ayraa yang menatapnya sedemikian rupa.     

Dengan hati yang di penuhi rasa rindu, Chello memberanikan diri mengecup kening Ayraa yang sedang menatapnya tak berkedip.     

"Ayraa...aku sangat menyayangimu." bisik Chello setelah melepas kecupannya seraya membelai lembut rambut kepala Ayraa.     

Ayraa melingkarkan kedua tangannya pada leher Chello.     

"Aku juga menyayangimu Chell, jangan pernah berubah dengan perasaanmu untuk menyayangiku." ucap Ayraa dengan perasaan tulus.     

Chello memeluk erat tubuh Ayraa dan berkali-kali mengecup puncak kepala Ayraa.     

Dan saat Danish sudah berdiri di depan pintu Chello yang dalam keadaan terbuka dan tidak sengaja melihat apa yang terjadi tanpa di ketahui Ayraa dan Chello.     

Inginnya Danish menjemput Ayraa di rumah sakit sekalian Danish ingin melihat keadaan Chello. Tapi apa daya, Danish melihat semua apa yang di lakukan Chello dan Ayraa.     

Tanpa menimbulkan suara Danish berbalik dan kembali ke Apartemen dengan hati yang di penuhi luka. Apa yang di lihatnya sungguh sangat menyakiti hatinya walau apa yang terjadi sebenarnya tidak seperti yang ada di pikirannya.     

"Chell, jangan lagi kamu berbohong seperti itu lagi. Aku sama sekali tidak menyukainya." ucap Ayraa sambil menjepit hidung Chello dengan gemas.     

"Karena kamu telah melupakan aku dan asyik dengan calon suami kamu... jadi aku terpaksa melakukannya." ucap Chello seraya menarik tangan Ayraa agar duduk di sampingnya di pinggir tempat tidur.     

"Maafkan aku Chell, aku pikir Kak Danish lebih membutuhkan aku saat ini. Aku sudah berusaha untuk berbagi waktu. Dan ternyata aku telah mengecewakan kamu." ucap Ayraa menatap wajah Chello sekilas.     

"Aku yang minta maaf padamu Ayraa, aku masih belum bisa menerima kalau sahabat dekat ku yang aku sayangi, sudah tidak bisa bersamaku seperti dulu lagi. karena dalam kehidupannya sudah ada seseorang yang lebih penting di hatinya." ucap Chello seraya memeluk bahu Ayraa.     

"Kita tetap menjadi sahabat yang terbaik bukan?" tanya Ayraa menatap kedua mata Chello dalam-dalam.     

"Tentu Ay, kita akan tetap menjadi sahabat yang terbaik selamanya." ucap Chello seraya mengacak rambut kepala Ayraa.     

"Sekarang kita pulang ya Chell, aku takut Kak Danish menunggu lama, sudah siang sekarang." ucap Ayraa seraya turun dari tempat tidur.     

"Kamu ke sana saja Ay, aku bisa pulang sendiri kok bukannya aku sudah sehat juga." ucap Chello tidak ingin Ayraa terlalu lama bersamanya agar Danish tidak salah paham.     

"Benar? kamu tidak ingin aku antar pulang?" tanya Ayraa sambil melihat ke jam tangannya yang sudah menunjukkan jam sebelas siang.     

"Benar Ayraa, cepat kamu berangkat sana, kasihan Pak Danish kalau menunggu kamu terlalu lama." ucap Chello dengan tersenyum.     

Setelah memastikan keadaan Chello baik-baik saja dan bisa langsung pulang, Ayraa segera pergi keluar dari rumah sakit dan naik taksi untuk segera ke apartemen Danish.     

Sampai di Apartemen Danish, Ayraa langsung masuk ke dalam Apartemen Danish dan masuk ke kamar Danish.     

Tiba di dalam kamar Danish, Ayraa sangat terkejut saat melihat Danish dalam keadaan berbaring di tempat tidur sambil tidur meringkuk kesakitan.     

"Kak... Kak Danish... kenapa Kak?" tanya Ayraa dengan pikiran panik.     

Danish tidak menjawab pertanyaan Ayraa selain hanya menatap Ayraa dengan menahan rasa sakit di perutnya.     

"Kak Danish! Kenapa Kak? apa yang Kak Danish rasakan? di mana yang sakit Kak?" tanya Ayraa seraya melihat ke arah perut Danish dan merabanya.     

"Aku tidak apa-apa Ayraa, aku tidak apa-apa jangan kuatir kan aku." ucap Danish dengan setengah mata terpejam memegang perutnya.     

"Kita ke rumah sakit sekarang ya Kak, aku tidak ingin Kak Danish kenapa-kenapa." ucap Ayraa sambil membetulkan posisi tidurnya Danish     

"Tidak Ayraa, aku tidak ingin ke rumah sakit, biarkan aku di sini saja. Aku hanya ingin menghabiskan hidupku bersamamu disini." ucap Danish tidak bisa menahan rasa sakitnya.     

"Tidak Kak, kalau Kakak masih di sini bagaimana Kak Danish bisa sembuh? penyakit Kakak malah semakin parah nantinya. Aku tidak ingin kehilangan Kak Danish." ucap Ayraa dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.     

"Bukankah kalau aku tidak ada kamu bisa bersama Chello, iya kan Ayraa? kamu tidak akan terpisahkan lagi dengan Chello. Karena aku kamu jadi terpisah dengan Chello." ucap Danish dengan segala kesedihannya.     

"Tidak Kak, tidak akan aku biarkan Kak Danish kenapa-kenapa, karena hanya kakak yang aku cintai dan bukan Chello." ucap Ayraa dengan jujur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.