THE BELOVED ONE

RENCANA TINGGAL BERSAMA



RENCANA TINGGAL BERSAMA

0"Tidak Kak, tidak akan aku biarkan Kak Danish kenapa-kenapa, karena hanya kakak yang aku cintai dan bukan Chello." ucap Ayraa dengan jujur.     
0

Danish menatap wajah Ayraa mencari kejujuran di kedua mata Ayraa dan memang ada cinta yang begitu besar di mata Ayraa.     

"Aku akan menelpon Ayah, agar Kak Danish bisa tinggal di rumah sekarang. Aku tidak tega kalau Kak Danish sendirian di sini, tidak ada yang menjaga Kak Danish." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh.     

"Jangan Ayraa, jangan! nanti Ayah akan salah paham kalau kamu meminta izin Ayah agar aku tinggal di sana, karena kita belum menikah." ucap Danish tidak ingin Ayah Ayraa salah paham tentang dirinya.     

"Tidak apa-apa Kak, aku sudah pernah bilang sama Ayah kalau aku akan menjaga Kak Danish. Aku tidak tahu Ayah akan setuju atau tidak, semoga saja Ayah setuju dan bisa mengerti akan hal ini." ucap Ayraa tersenyum dan menggenggam tangan Danish.     

Danish hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apa-apa, selain hanya bisa menatap Ayraa dengan perasaan yang meragu dengan sikap Ayraa yang dilihatnya saat di rumah sakit pada Chello dengan apa yang Ayraa tunjukkan padanya dan yang Ayraa katakan sekarang.     

"Tidak Ayraa, jangan lakukan itu. Aku sungguh-sungguh tidak ingin merepotkan keluarga kamu." ucap Danish dengan serius.     

Tanpa mendengarkan ucapan Danish, Ayraa mengambil ponselnya dan menghubungi Ayahnya.     

"Ayah." panggil Ayraa saat panggilannya diterima oleh Ayahnya.     

"Ada apa Ayraa? kamu ada di mana?" tanya Bagas sedikit heran tidak biasanya Ayraa menghubunginya di saat jam kerja.     

"Ayah, aku minta izin padamu saat ini Kak Dhani sakitnya kambuh lagi dan aku tidak tega kalau Kak Danish tinggal di sini sendirian. Bisakah Kak Danish tinggal bersama kita? Aku tidak ingin Kak Danish kenapa-napa Ayah." ucap Ayraa dengan nada memelas.     

"Kambuh kenapa? bukannya Danish sudah teratur untuk makan dan minum obatnya?" tanya Bagas seraya menekan pelipisnya.     

"Itulah Ayah, aku juga tidak tahu.. bagaimana aku bisa tahu kalau aku hanya bisa tinggal di sini hanya beberapa jam saja. Izinkan Kak Danish tinggal bersama kita Ayah." ucap Ayraa kembali memohon pada Ayahnya.     

"Baiklah nanti kita bicarakan lagi. Sebaiknya kamu jaga Danish dulu, nanti sepulang kerja Ayah kan kesana. Kirim alamat Apartemen Danish ke Ayah sekarang." ucap Bagas akan membicarakan dengan Nicky lebih dahulu.     

Segera Ayraa mengirim alamat Apartemen Danish ke ayahnya Bagas.     

"Ayraa, kenapa kamu lakukan hal itu? aku jadi tidak merasa enak pada Ayah kamu. Aku masih bisa kok disini menjaga diriku." ucap Danish dengan tatapan penuh.     

"Kalau Kak Danish bisa menjaga diri kakak, tidak akan mungkin seperti ini kak? kak Danish jadi kambuh lagi sakitnya, berarti kak Danish masih belum bisa menjaga diri kakak." ucap Ayraa dengan penuh perhatian.     

Danish terdiam tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan Ayraa.     

"Kak Danish sudah makan siang belum? pasti belum kan? ya kan Kak?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Aku belum sempat makan saja Ayraa karena keduluan perutku yang sangat sakit." ucap Danish tidak ingin Ayraa tahu kalau dia dari rumah sakit untuk melihat Chello.     

"kita makan dulu ya Kak tadi bunda membuatkan nasi uduk buat Chello dan Kak Danish." ucap Ayraa seraya mengeluarkan nasi uduk yang ada di dalam kotak makan.     

Danish yang belum makan akhirnya mengangguk juga tidak bisa menolak apa yang dikatakan Ayraa.     

Dengan penuh perhatian Ayraa menyuapi Danish dengan sangat telaten sesekali Ayraa membersihkan mulut Danish yang ada sisa makanan.     

Setelah selesai menyuapi Danish, Ayraa pun tidak lupa memberikan obat pada Danish.     

"Ayraa." panggil Danish seraya menatap serius wajah Ayraa.     

"Iya Kak, ada apa?" jawab Ayraa membalas tatapan Danish yang sangat serius.     

"Ayraa, apakah Chello mencintaimu?" tanya Danish dengan sungguh-sungguh.     

"Dulu pernah bilang seperti itu Kak, Tapi aku tidak tahu lagi sekarang, karena aku sudah bilang pada Chello kalau aku hanya mencintai kak Danish. Kenapa memang Kak?" tanya Ayraa dengan heran.     

"Apakah kamu juga mencintai Chello Ayraa? jawablah dengan jujur aku hanya ingin mendengar kejujuran mu." tanya Danish tak lepas menatap wajah Ayraa.     

"Entah, Kak Danish percaya atau tidak hanya Kak Danish yang aku cintai, dan perasaanku pada Chello tidak lebih daripada sahabat yang aku sayangi, karena selama ini hanya Chello yang aku kenal dan selalu bersamaku disaat aku sedih." ucap Ayraa dengan jujur.     

Danish menghela nafas panjang antara ingin mengatakan yang sesungguhnya pada Ayraa tentang apa yang dilihatnya atau tidak.     

"Aku melihat kamu dan Chello sedang berpelukan dan cello mengecup kepalamu berulang-ulang, saat aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya." ucap Danish akhirnya berterus terang pada Ayraa.     

Ayraa mengangkat wajahnya menatap wajah Danish dengan tatapan rumit. Jadi Danish telah melihatnya saat dia berpelukan dengan Chello di rumah sakit dan pasti Danish salah paham.     

"Dan Kak Danish pasti salah paham kan saat melihat aku dan selalu berpelukan? aku dan Chello beberapa hari ini ada masalah Kak, Chello mengatakan padaku kalau dia tidak mengingatku sama sekali...baru tadi pagi Chello mengakuinya kalau dia memang sengaja melakukan itu karena dia merasa aku telah berubah tidak lagi memperhatikannya. Aku tidak bisa mengatakan antara Kak Danish dan Chello sama-sama berartinya bagiku tapi dalam keadaan posisi yang berbeda. Chello adalah sahabat terbaikku dan Kak Danish adalah kekasihku." ucap Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish dengan penuh cinta.     

"Peluk aku Ayraa." ucap Danish merasa sangat lega dengan penjelasan Ayraa.     

Dengan penuh rasa sayang, Ayraa memeluk Danish yang sifatnya tenyata lebih manja dari dirinya.     

"Ting Tong.. Ting Tong."     

Pintu depan Apartemen Danish terdengar berulang-ulang.     

"Itu pasti Ayah." ucap Ayraa seraya bangun dari tempatnya dan pergi keluar untuk membukakan pintu depan untuk Ayahnya.     

"Ayah." panggil Ayraa saat melihat Ayahnya sudah berdiri di hadapannya.     

"Di mana Danish Ayraa?" tanya Bagas dengan tenang.     

"Ada di kamar Ayah, habis makan siang dan minum obat." jawab Ayraa seraya menggandeng tangan Ayahnya dengan manja dan membawanya ke kamar Danish.     

Di dalam kamar, Danish sudah duduk bersandar saat Bagas dan Ayraa masuk.     

"Silahkan duduk Ayah." ucap Danish dengan sopan.     

Bagas segara duduk di kursi kosong di samping Danish.     

"Ayraa, duduklah di sini juga... Ayah akan bicara dengan kalian berdua." ucap Bagas dengan serius.     

"Ya Ayah, bagaimana Ayah?" tanya Ayraa dengan hati berdebar-debar menunggu jawaban Ayahnya.     

"Begini Ayraa, Danish... seperti yang Ayah bilang, Ayah tidak bisa mengizinkan kalau kalian ingin tinggal bersama tanpa ada ikatan sah sebagai suami isteri." ucap Bagas dengan serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.