THE BELOVED ONE

RENCANA MENIKAH LEBIH DULU



RENCANA MENIKAH LEBIH DULU

0"Begini Ayraa, Danish... seperti yang sudah Ayah bilang, Ayah tidak bisa mengizinkan kalau kalian ingin tinggal bersama tanpa ada ikatan sah sebagai suami isteri." ucap Bagas dengan serius.     
0

"Lalu bagaimana dengan Kak Danish di sini Ayah? di sini Kak Danish tidak ada yang bisa menjaga dan memantau kesehatan Kak Danish." ucap Ayraa dengan tatapan rumit.     

"Kalau kalian memang ingin tinggal bersama, kalian harus menikah lebih dahulu jadi tidak akan ada dosa diantara kalian." ucap Bagas menatap penuh wajah Ayraa dan Danish secara bergantian.     

Danish dan Ayraa saling pandang setelah mendengar ucapan Bagas tentang persetujuannya asal adanya pernikahan.     

"Bagaimana Danish, Ayraa? Apa kalian mau menikah? kalau kalian belum siap, maka kalian tidak bisa tinggal bersama." ucap Bagas dengan tenang.     

Danish menatap wajah Ayraa dan beralih menatap kearah Bagas dengan serius.     

"Baik Ayah, Aku siap menikahi Ayraa asal Ayah mengijinkannya karena Ayah tahu sendiri keadaanku seperti ini... yang mungkin akan membawa Ayraa ke dalam kesedihan bukan dalam kebahagiaan." ucap Danish dengan perasaan sedih.     

"Kamu jangan bilang seperti itu Danish, Ayah percaya kamu bisa membahagiakan Ayraa, karena kamu mencintai Ayraa dan Ayraa juga mencintai kamu." ucap Bagas dengan tenang.     

"Terima kasih atas kepercayaan Ayah padaku, aku akan berusaha untuk membahagiakan Ayraa sepenuh hati ku." ucap Danish dengan sungguh-sungguh.     

"Kalau begitu sebelum malam, bersiap-siap lah kalian, kita akan pulang saat ini juga ke rumah." ucap Bagas kemudian bangun dari tempatnya dan keluar kamar menunggu di luar.     

Ayraa tersenyum bahagia dan memeluk Danish dengan penuh kebahagiaan.     

"Akhirnya kita bisa tinggal bersama Kak, tanpa ada dosa. Kita akan segera menikah." ucap Ayraa masih memeluk Danish dengan sangat erat.     

Danish membalas pelukan Ayraa dengan sangat erat hatinya diliputi dengan penuh kebahagiaan.     

"Aku sangat bahagia Ayraa, benar-benar sangat bahagia.. karena bisa menikahimu, aku akan bicara sama Ayah agar cepat datang kemari." ucap Danish dengan wajah terlihat bahagia.     

"Nanti saja kalau sudah di rumah Kak, sekarang kita berkemas saja dulu.. Ayah sudah menunggu di mobil." ucap Ayraa seraya mengemas pakaian Danish ke dalam koper.     

Melihat Ayraa yang antusias mengemasi pakaiannya Danish pun berniat membantu Ayraa. Namun dengan cepat Ayraa menahan tangan Danish.     

"Jangan kak, Kak Danish duduk saja...biar aku yang menyiapkan semuanya." ucap Ayraa seraya mendudukkan Danish kembali.     

Hati Danish meleleh dengan perhatian Ayraa yang sangat menyayanginya. Rasa cemburunya pada Chello berangsur-angsur hilang entah kemana.     

"Sudah selesai Kak, ayo Kak... kita berangkat." ucap Ayraa seraya membawa koper besar Danish sambil mengulurkan tangannya pada Danish.     

Dengan hati di liputi kebahagiaan Danish menyambut uluran tangan Ayraa dan menggenggamnya dengan sangat erat.     

"Ayo... Danish, Ayraa agak cepat...Ayah harus laporan dulu ke Pak RT nanti." ucap Bagas yang sudah berada di dalam mobil.     

Ayraa dan Danish saling pandang dan tersenyum kemudian masuk ke dalam mobil.     

Dalam perjalanan Danish sedikit gugup karena ada Bagas yang beberapa kali menatapnya juga menatap Ayraa.     

Tiba di rumah Bagas, Ayraa membantu Danish masuk ke dalam di tempati Danish.     

"Ayraa, antar Danis ke kamar tamu." ucap Bagas yang sedang bersiap-siap ke rumah Pak RT untuk meminta izin Danish tinggal sementara sampai mereka menikah.     

"Mari Kak, aku antar Kak Danish ke kamar tamu." ucap Ayraa sambil menggandeng tangan Danish membawanya ke kamar tamu.     

di dalam kamar tamu Danish duduk di pinggir tempat tidur menatap ke sekeliling kamar.     

"Apa aku tidur di sini Ayraa? tidak di kamarmu?" tanya Danish menggoda Ayraa yang sedang memasukkan pakaian Danish ke dalam almari.     

"Kalau Kak Danish ingin tidur satu kamar denganku, tunggu kita menikah dulu ya Kak." jawab Ayraa dengan tersenyum.     

Danish bangun dari duduknya kemudian duduk di samping Ayraa sambil menatap wajah Ayraa.     

"Aku sudah tidak sabar ingin menikah denganmu Ayraa agar kita tidak akan terpisah selamanya." ucap Danish seraya menggenggam tangan Ayraa.     

"Aku juga Kak, tidak ingin berpisah selamanya dari Kakak, akan menjaga Kak Danish dengan baik." ucap Ayraa membalas senyuman Danish.     

Sambil memasukkan pakaian Danish ke dalam almari, Ayraa dan Danish bercanda dan tertawa hingga tidak mengetahui kalau Nicky sudah ada di dalam kamar.     

"Apa kalian berdua bahagia?" tanya Nicky dengan mendekati Ayraa dan Danish.     

Wajah Danish memerah seketika saat tahu Bunda Ayraa sudah ada di belakang mereka.     

"Tidak tahu Kak Danish Bunda, apa Kak Danish bahagia?" tanya Ayraa menggoda Danish.     

"Ayah kamu sudah ke Pak RT, dan juga sudah bicara dengan Bunda kalau kalian akan segera menikah walau tidak ramai-ramai. Ayah kamu apa sudah kamu beritahu Danish?" tanya Nicky dengan serius.     

"Belum Bunda, rencananya sekarang mau memberitahu Ayah untuk segera kemari." ucap Danish berusaha untuk tenang.     

"Kalau begitu cepat beritahu Ayah kamu Danish, karena lebih cepat lebih baik. Agar para tetangga tidak akan ada pertanyaan lagi." ucap Nicky dengan tersenyum.     

"Baik Bunda, segera aku menghubungi Ayah." ucap Danish seraya meraih ponselnya.     

"Baiklah akan Bunda dan Ayah tunggu di ruang tengah kabarnya." ucap Nicky beranjak keluar kamar.     

Setelah Bunda Nicky sudah keluar kamar, Danish segera menghubungi Ayahnya.     

"Ayah." panggil Danish pada Ayahnya yang sudah menerima panggilannya.     

"Ya Danish, ada kabar apa? kamu baik-baik saja kan?" tanya Khabir dengan serius.     

"Aku baik-baik saja Ayah, hanya saja aku mau bilang sama ayah kalau aku sudah tinggal di rumah Ayah Bagas dan dalam waktu dekat aku dan Ayraa akan menikah." jelas Danish panjang lebar.     

"Apa keadaan kamu tidak baik-baik saja sampai kamu tinggal di rumah Bagas Danish?" tanya Khabir dengan serius.     

"Sedikit drop saja Ayah, dan Ayraa menjadi kuatir." ucap Danish sambil melirik ke arah Ayraa.     

"Jadi bagaimana Danish? apa yang harus Ayah lakukan sekarang?" tanya Khabir belum tahu maksud Danish.     

"Apa Ayah bisa kemari? karena Ayah Bagas sudah bilang ke Pak RT kalau aku dan Ayraa akan segera menikah." jelas Danish dengan serius.     

"Ayah sudah paham Danish, besok siang Ayah akan berangkat ke sana." ucap Khabir setelah mendengar penjelasan Danish.     

"Syukurlah, kalau Ayah bisa datang kemari. Ya sudah Ayah... besok kabari aku ya Ayah." ucap Danish merasa lega kemudian menutup panggilannya.     

"Bagaimana Kak? Ayah bisa kemari kan?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Ya bisa... Ayah akan datang besok Ayraa." ucap Danish dengan wajah bahagia namun terlihat lelah.     

"Syukurlah kalau Ayah bisa datang lebih cepat." ucap Ayraa seraya mengambil air putih dan di berikan pada Danish.     

Dengan tersenyum Danish menerima air putih dari Ayraa dan meneguknya dengan pelan.     

"Kak Danish, istitahat saja sekarang. Wajah Kak Danish sangat pucat." ucap Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.