THE BELOVED ONE

PERSIAPAN AKAD NIKAH



PERSIAPAN AKAD NIKAH

0"Apa yang di lakukan Chello ada benarnya sayang, Chello tidak ingin melihat rumah tangga kalian nanti bermasalah jika kalian masih begitu sangat dekat. Kasihan Danish juga nantinya Ayraa." ucap Nicky sangat tahu kalau Chello sangat dewasa untuk mengambil sikap.     
0

"Jadi aku harus bagaimana Bunda? apa persahabatanku dengan Chello akan berakhir sampai disini?" tanya Ayraa dengan perasaan sedih.     

"Tidak Ayraa, biarkan Chello untuk mencari jalan hidupnya, mungkin saat ini kesendirian akan menjadi teman baik Chello agar luka hatinya cepat sembuh. Kalau Chello masih berada di sini itu sangat menyakiti hatinya dan juga akan menyakiti hati Danish. Biarkan Chello pergi, suatu saat pasti Chello akan kembali. Bukankah Ayah Bunda Chello masih ada di sini? dan mereka juga orang tuamu bukan?" ucap Nicky sambil mengusap air mata Ayraa.     

"Tapi Bunda hanya Chello sahabatku, tidak ada yang lain bukan juga Kak Danish. Karena selama ini yang sangat mengerti aku hanya Chello. Chello selalu ada disaat aku sedih dan terluka." ucapan Ayraa menatap sedih wajah Bundanya.     

"Iya sayang... Bunda tahu, tapi ini semua Chello lakukan demi kebaikanmu dan demi kebaikan Danish. Apa kamu, ingin hati suami kamu nanti selalu terluka akan kedekatan kamu dengan Chello? dan Apa kamu ingin Chello selalu terluka hatinya saat melihat kamu dengan Danish? itu sangat menyakiti hati keduanya sayang?" tanya Nicky menatap serius wajah Ayraa.     

Tanpa bisa bicara lagi Ayraa memeluk Bundanya dan menangis dalam pelukan Bundanya.     

"Sudah Ayraa, jangan menangis lagi. Ayo, kita keluar...Ayah kamu sudah datang, kita harus membicarakan persiapan pernikahan kamu. Sekarang bangunkan Danish, Ayah dan Bunda akan menunggu kamu di ruang tengah." ucap Nicky sambil membelai rambut Ayraa.     

Sambil mengusap air matanya Ayraa menganggukkan kepalanya, kemudian keluar dari kamarnya untuk membangunkan Danish.     

"Kak, Kak Danish... bangun Kak." panggil Ayraa dengan suara pelan membangunkan Danish yang masih terlihat tertidur pulas.     

Perlahan kedua mata Danish terbuka dan menatap wajah Ayraa dengan kedua matanya yang terlihat sembab.     

"Ada apa dengan matamu Ayraa? apa kamu habis menangis?" tanya Danish seraya bangun dari tidurnya dan duduk bersandar.     

"Tidak Kak, mataku tadi kemasukan debu dan tidak bisa hilang Kak." jawab Ayraa mencari alasan yang tepat.     

"Ohhh... sekarang sudah tidak apa-apa kan Ayraa?" tanya Danish menyentuh kedua mata Ayraa kemudian mengecup kedua mata Ayraa dengan penuh perasaan.     

Hati Ayraa sedikit tenang saat Danish menunjukkan perhatiannya.     

"Kita harus ke ruang tengah Kak, Ayah dan Bunda sudah menunggu kita untuk membahas persiapan akad nikah kita." ucap Ayraa tidak ingin menunjukkan rasa sedihnya lagi di hadapan Danish.     

"Apa Ayah mengatakan sesuatu padamu Ayraa?" tanya Danish sedikit gugup kalau Bagas yang sudah memanggilnya.     

"Tidak Kak, hanya Bunda memberitahu kalau kita di tunggu di ruang tengah sekarang." ucap Ayraa seraya mengambil pakaian bersih Danish dan di berikan pada Danish agar segera berganti pakaian.     

Danish menerima pakaian bersih dari Ayraa dan melepas pakaiannya yang di kenakannya dengan berganti pakaian yang bersih.     

"Apa Kak Danish sudah siap?" Tanya Ayraa melihat Danish yang terlihat sangat gugup.     

Danish menganggukkan kepalanya kemudian berdiri dari duduknya mengikuti Ayraa yang sudah berjalan didepannya.     

Tiba di ruang tengah Ayraa sudah melihat Ayah dan Bundanya duduk menunggu kedatangannya.     

"Duduklah Ayraa, Danish, Ayah akan bicara dengan kalian berdua." ucap Bagas sambil meletakkan korannya di atas meja.     

"Ya... Ayah." jawab Ayraa yang juga mewakili Danish yang duduk disampingnya.     

"Danish, Apa kamu sudah memberitahu Ayah kamu untuk segera kesini?" tanya Bagas menatap ke arah Danish.     

"Sudah Ayah, kemungkinan nanti malam Ayah bisa sampai ke sini, karena tadi siang Ayah langsung berangkat." jawab Danish dengan suara pelan.     

"Syukurlah kalau Ayah kamu nanti malam datang, karena ayah bilang pada Pak RT dan juga pada Penghulu setempat, besok siang kalian bisa menikah di KUA agar pernikahan kalian langsung tercatat di sana." ucap Bagas dengan suara yang terdengar jelas.     

"Iya...Ayah." ucap Danish menganggukan kepalanya.     

"Jadi, kalian berdua sudah siap menikah besok bukan?" tanya Bagas menatap Danish dan Ayraa secara bergantian.     

"Siap Ayah." jawab Danish dan Ayraa secara bersamaan menganggukkan kepalanya.     

"Baguslah, kalau kalian benar-benar merasa yakin untuk menikah besok." ucap Bagas menarik nafas lega.     

"Ayah apakah besok ayah Raka dan Bunda Hana akan datang?" tanya Ayraa berharap Chello juga akan datang.     

"Ya pasti datang Ayraa, bukannya Ayah Raka dan Bunda Hana juga orang tua kamu?" jawab Bagas menatap Ayraa dengan tatapan heran.     

"Syukurlah kalau Ayah Raka dan Bunda Hana juga datang Ayah, karena kan mereka juga sudah seperti orangtua Ayraa sendiri." jawab Ayraa tidak ingin bertanya tentang Chello karena ada Danish yang pasti nanti akan terluka kembali.     

"Ada apa Ayraa? kamu sepertinya menyimpan sesuatu? katakan pada ayah, ada apa?" tanya Bagas menatap wajah Ayraa.     

"Tidak ada apa-apa Ayah." jawab Ayraa tidak ingin Ayahnya tahu tentang masalahnya dengan Chello.     

"Ayraa, ayo ikut Bunda ke rumah Bunda Hana kita harus pergi ke salon untuk acara kamu besok." ucap Nicky mengajak Ayraa ke rumah Hana.     

"Bagaimana dengan Kak Danish Bunda? apa Kak Danish tidak ikut?" tanya Ayraa menatap Bundanya.     

"Biarkan Danish istirahat di rumah Ayraa, bukannya Danish tidak boleh merasa capek? kita nanti bisa membawa pakaian Danish untuk ukurannya." ucap Nicky merasa kuatir dengan keadaan Danish yang masih pucat.     

"Besok setelah acara pernikahan kalian selesai, sebaiknya kamu dan Danish pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin HIV, dan kalau bisa kalian konsultasi dengan Dokter di sana langkah apa yang kalian lakukan setelah menikah sepertinya ada obat khusus untuk bisa kalian konsumsi agar bisa berhubungan badan seperti suami istri yang sehat." ucap Bagas yang pernah membaca di sebuah majalah kalau pun salah satunya pasangan terjangkit virus HIV dengan mendapat suntikan dari Dokter dengan obat khusus untuk mencegah virus HIV mereka bisa melakukan hubungan suami istri dengan secara normal dan akan mendapatkan bayi yang sehat.     

Ayraa dan Danish menganggukkan kepalanya lagi secara bersamaan.     

"Bagaimana Kak Danish, ikut kita ke salon bersama kita atau istirahat di rumah saja!" tanya Ayraa tidak ingin Danish kecewa.     

"Aku di rumah saja Ayraa, daripada nanti aku kecapekan dan besok tidak bisa apa-apa lagi." jawab Danish yang masih merasakan lemas.     

"Ya sudah Kak, aku antar Kak Danish ke kamar ya." ucap Ayraa seraya mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Danish yang mulai dingin lagi jika kelelahan.     

Hati Danish semakin tersentuh dengan perhatian Ayraa padanya.     

"Terima kasih Ayraa, pergilah..aku akan ke kamar sekarang." ucap Danish tersenyum bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.