THE BELOVED ONE

MALAM PERTAMA (1)



MALAM PERTAMA (1)

0"Ayraa." panggil Danish menelan salivanya saat Ayraa berjalan ke arahnya dengan wajah memerah yang semakin menambah kecantikan wajah Ayraa.     
0

"Kak Danish, ini handuk bersih... mandilah aku sudah menyiapkan air hangat untuk Kak Danish. Bukankah Kak Danish merasa capek?" ucap Ayraa sangat tahu kalau Danish terlihat sangat lelah.     

"Tunggu aku sebentar ya Ayraa...aku ingin merasakan malam pertama denganmu." ucap Danish menatap lembut wajah Ayraa yang sudah segar dan begitu sangat menggoda.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan wajah memerah memberikan handuk bersihnya pada Danish yang beranjak ke kamar mandi.     

Sambil menunggu Danish yang sedang mandi Ayraa menyisir rambutnya dengan hati yang berdebar-debar.     

Ayraa duduk di pinggir ranjang dengan hati gelisah takut untuk berbaring dan ketiduran.     

"Lama menungguku Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan penuh cinta seraya duduk di samping Ayraa.     

Tubuh Ayraa tiba-tiba terasa bergetar, terasa ribuan magnit menarik tubuhnya untuk segera mendekat pada tubuh Danish yang menebarkan aroma begitu menggoda.     

"Ya Tuhan, kenapa hatiku jadi berdebar-debar seperti ini." ucap Ayraa dalam hati merasa ada sesuatu hasrat dalam dirinya.     

"Kamu tidak menjawab ku Ayraa?" tanya Danish dengan suara seperti bisikan yang menerpa lembut ke wajah Ayraa.     

"Aku tidak tahu sudah berapa menit aku menunggumu Kak, aku hanya kuatir saja Kak Danish kenapa-kenapa di dalam." jawab Ayraa dengan perasaan gugup.     

"Apa Kak Danish masih merasa capek?" tanya Ayraa dengan penuh perhatian.     

"Sedikit merasa capek Ayraa, apa kamu mau memijatku agar rasa capek ku hilang Ayraa?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa yang masih terlihat malu-malu.     

"Tentu saja Kak, aku akan memijat Kak Danish. Naiklah Kak dan berbaring tengkurap." ucap Ayraa sambil menepuk tempat di sebelahnya.     

Segera Danish naik ke atas tempat tidur menuruti apa yang di katakan Ayraa untuk berbaring tengkurap dengan memakai bantal namun saat itu juga Danish berbalik menghadap tepat ke arah Ayraa yang sudah berada tepat di hadapannya.     

"Kamu ingin memijat yang mana Ayraa? apa aku harus tengkurap atau harus berbaring seperti ini?" tanya Danish dengan suara berat yang begitu menggoda hingga hati Ayraa berdesir hangat.     

"Bukannya Kak Danish capek? Kak Danish ingin di pijat yang mana?" tanya Ayraa semakin gugup dan salah tingkah saat Danish menatapnya tak berkedip.     

"Berbaringlah di sampingku Ayraa, ada sesuatu yang lebih penting dari rasa capek itu." ucap Danish dengan nafas mulai memburu saat menghirup harum tubuh Ayraa yang sudah berbaring di sampingnya.     

Tampak kedua payudara Ayraa dan tak sengaja menyentuh kulit tubuh Danish yang tengah berbaring miring menghadap Ayraa.     

Danish menatap kedua payudara Ayraa lekat-lekat, hasrat gelora Danish mulai mengalir dan menyergap daerah inti Danish yang paling sensitif.     

Batang miliknya telah tegang di tempatnya menggantung.     

"Ayraa...aku sangat menginginkanmu sayang." ucap Danish dalam hati. Kedua mata Danish mulai sayu dan meredup menatap wajah Ayraa yang begitu cantik dan menggoda.     

"Mana yang harus aku pijat Kak Danish?" tanya Ayraa lagi seraya bangun dari tidurnya bersiap-siap untuk memijat Danish dengan detak jantungnya yang berdetak sangat kencang.     

"Pijat saja kedua kakiku Ayraa, aku terlalu banyak jalan dan berdiri seharian." ucap Danish menahan hasratnya yang sudah membelenggunya.     

Dengan penuh perhatian Ayraa membetulkan letak bantal Danish dengan benar. Ayraa duduk bersila di samping kaki Danish.     

Di angkatnya pelan kedua kaki Danish dan di letakkannya di atas kedua pahanya. Dengan pijatan pelan Ayraa memulai memijat dari telapak kaki hingga naik ke paha Danish. Tepat memijat pada kedua paha Danish, Danish merintih pelan.     

"Ayraa..jangan memijat yang itu sayang." suara Danish merintih manja membuat Ayraa menghentikan pijatannya.     

Di tatapnya ke dua mata Danish yang terlihat sayu dan meredup membuat hatinya semakin merasakan sesuatu yang Ayraa tak mengerti. Sesuatu rasa yang ingin dirinya tenggelam dalam pelukan Danish.     

"Kenapa Kak, apa pijatan ku terasa sakit Kak?" tanya Ayraa dengan matanya yang terasa berat menelanjangi wajah Danish yang mulai memerah dengan kedua matanya yang sayu.     

"Pijatan mu membuatku terasa nyeri dan ngilu Ayraa." ucap Danish meraih tangan Ayraa dan menggenggamnya dengan sangat erat.     

"Apa Kak? kenapa bisa begitu Kak? mana yang terasa nyeri Kak?" tanya Ayraa dengan perasaan cemas.     

"Apa kamu ingin memegang dan melihat mana yang terasa nyeri dan ngilu Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan penuh gairah.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan pelan penasaran dengan apa yang di katakan Danish.     

Perlahan Danish mengangkat tangan Ayraa yang di pegangnya dan di arahkan ke batang miliknya dan letakkannya di atas batang miliknya yang sudah berdiri dan mengeras.     

Ayraa terpaku dan menjerit pelan... jantungnya berdegup sangat kencang. Ayraa tidak tahu harus melakukan apa..perasaan malu telah menyergapnya saat tangannya menyentuh batang milik Danish yang begitu keras.     

Setelah sadar dari keterpakuannya, dengan cepat Ayraa menarik tangannya dan menyembunyikan tangannya di samping pahanya.     

"Kak Danish...apa yang Kak Danish lakukan? aku...aku tidak tahu apa kenapa dengan itu tadi kenapa begitu sangat keras?" tanya Ayraa dengan wajah tertunduk malu, baru kali ini tangannya menyentuh sesuatu yang sangat aneh berdiri dan begitu sangat keras.     

Danish tersenyum, semakin gemas melihat kepolosan sikap Ayraa yang malu dan masih belum mengerti apa-apa, dan itu bagi Danish semakin membuat hasrat Danish semakin besar dan tak tertahankan lagi.     

Dengan tarikan lembut tangan Danish menarik tubuh Ayraa dalam pelukannya.Tubuh Ayraa terjatuh tepat di dada bidang Danish, hawa panas mulai di rasakan Ayraa saat wajahnya menyentuh wajah Danish. Gelenjar gairah mulai menyergap hasrat Ayraa, namun Ayraa masih bisa menahannya, hingga wajah Ayraa semakin terlihat memerah karena malu.     

Danish semakin memeluk erat tubuh Ayraa yang berada di atasnya.     

"Apa yang Kak Danish lakukan? aku belum selesai memijat Kak Danish, bukannya Kak Danish masih merasa capek?" tanya Ayraa dengan gugup mengalihkan perhatian Danish yang menatapnya lekat-lekat dengan sorot mata yang makin meredup.     

"Aku sudah tidak capek Ayraa, tapi milikku yang kamu pegang sangat nyeri dan ngilu. Apa kamu tidak kasihan padaku Ayraa?" bisik suara Danish parau dan berat membuat tubuh Ayraa semakin gemetar menahan sesuatu yang tidak bisa di tahannya.     

Sungguh suara Danish yang terdengar di telinganya membuat dirinya semakin tenggelam dalam hasrat yang Ayraa tak mengerti.     

Ayraa berusaha menarik tubuhnya, namun pelukan Danish semakin kuat memeluknya.     

"Bukankah malam ini malam pertama kita Ayraa? apa kamu tidak menginginkannya Ayraa?" tanya Danish dengan suara semakin berat dan itu sangat menggoda hati Ayraa, apalagi Danish mengenduskan hidungnya di ceruk leher Ayraa.     

Tubuh Ayraa semakin menegang, merasakan nafas Danish yang berat di lehernya. Tubuh Ayraa tegang menggelinjang saat Danish menggigit daun telinganya yang bawah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.