THE BELOVED ONE

SURAT CINTA CHELLO



SURAT CINTA CHELLO

0"Kamu harus mencari kesibukan yang banyak Chello, agar bisa merupakan Ayraa..agar hati kamu tidak tersiksa." ucap Hana dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     
0

Ayraa yang mendengar ikut menangis dalam hati, sungguh hati Ayraa juga bersedih atas apa yang diucapkan Chello. Yang sesungguhnya Ayraa juga sangat merindukan Chello, tawa Chello dan kebersamaannya bersama Chello.     

"Ya sudah Bunda, nanti aku telepon lagi ya? karena aku akan mengikuti jam kuliah sekarang." ucap Chello kemudian menutup panggilannya.     

"Kamu bisa mendengar sendiri kan Ayraa? kalau Chello juga merindukan kamu. Jadi kamu jangan berpikir kalau Chello tidak menyayangi kamu. Chello sangat menyayangi kamu Ayraa." ucap Hana memeluk Ayraa dengan penuh kesedihan.     

Raka yang mendengar perbincangan Ayraa dan Hana juga ikut merasa sedih, tapi sebagai laki-laki Raka sudah sangat bangga dengan Chello karena bisa menerima Ayraa menikah dengan laki-laki lain.     

"Kalau kamu ingin tahu bagaimana perasaan Chello sesungguhnya sama kamu, kamu bisa membaca semua surat Chello buat kamu. Surat-surat itu di buat Chello untuk kamu sejak kalian menginjak SMA. Bunda mengetahuinya saat membersihkan laci mejanya. Bunda baru tahu kalau ternyata Chello benar-benar mencintaimu." ucap Hana menghela nafas panjang melepas kesedihannya.     

"Boleh aku ke kamarnya Chello Bunda? Aku ingin tahu surat-surat Chello buat aku. Karena selama ini.. sejak SMA yang aku tahu Chello hanya menyayangi aku seperti saudara dan aku tidak tahu apa yang ada di hati Chello yang sebenarnya." ucap Ayraa dengan hati yang berdebar-debar.     

"Pergilah Ayraa, semua surat-surat Chello ada di lacinya. Kamu bisa membacanya, kalau sudah selesai kembalikan ke tempatnya semula ya Ayraa." ucap Hana sambil menepuk bahu Ayraa.     

Ayraa menganggukkan kepalanya, kemudian pergi ke kamar Chello untuk segera membaca surat-suratnya.     

Setelah di kamar Chello, Ayraa melihat ke sekeliling kamar Chello kemudian melihat meja yang ada di sudut kamar. Segera Ayraa mendekati meja itu dan membuka laci tersebut.     

Pandangan Ayraa terpaku pada setumpuk surat yang ada di dalam laci tersebut.     

"Kenapa surat-surat ini tidak pernah Chello berikan padaku? Kenapa harus chello simpan sendiri? bagaimana aku bisa tahu perasaan Chello? kalau surat-surat ini tidak pernah diberikan padaku?" ucap Ayraa dalam hati sambil mengeluarkan surat surat tersebut untuk segera dibacanya.     

Sambil duduk di kursi meja Chello, Ayraa mulai membaca surat Chello satu-persatu.     

Beberapa surat sudah dibaca Ayraa, semakin banyak surat yang dibaca Ayraa..air mata Ayraa tidak bisa tertahan lagi... mengalir dengan sendirinya. Hati Ayraa terasa teriris-iris menahan rasa sedih... merasakan kesedihan yang dirasakan Chello, apalagi dalam surat-surat terakhir saat Chello mengetahui dia akan menikah dengan Danish. Hati Ayraa merasa bersalah pada Chello yang begitu tulus mencintainya sejak SMP hingga sekarang.     

"Chello, Kenapa kamu tidak mengatakan padaku sejak dulu? kenapa kamu harus menyimpan perasaan itu sendiri? walaupun kita bersahabat tidak ada salahnya kalau kamu mencintaiku.. karena aku juga dulu mempunyai perasaan yang sama padamu." ucap Ayraa dalam hati sambil mengusap air matanya, karena semua sudah telah terjadi sekarang dia sudah menikah, dan Danish adalah suaminya bukan Chello sahabat kecilnya yang sangat di sayanginya.     

Sambil mengusap air matanya Ayraa bangun dari duduknya kemudian keluar dari kamar Chello.     

Entah kenapa perasaan sedih dan rasa bersalah masih menggayuti hati Ayraa dan sangat menyesakkan hatinya.     

"Ayraa, lihat siapa yang datang? Danish sudah datang menjemput kamu." ucap Hana dengan tersenyum.     

Bibir Ayraa seketika tersenyum melihat kehadiran Danish, sungguh Ayraa tidak ingin melihat kesedihannya.     

"Kak Danish...sudah lama datang Kak?" tanya Ayraa tak lepas dari senyumannya.     

"Baru saja datang, terus ngobrol sebentar sama Ayah dan Bunda. Kamu dari mana Ayraa?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa yang terlihat jelas kedua matanya sembab.     

"Dari kamar Chello lihat foto-foto aku yang dulu kak." jawab Ayraa sedikit berbohong pada Danish.     

"Ooh... duduklah sini sayang, dekat padaku." ucap Danish sambil menepuk-nepuk sofa disampingnya.     

Dengan tersenyum Ayraa mendekati Danish dan duduk disampingnya. Segera Danish memeluk bahu Ayraa dengan penuh kasih sayang.     

"Jadi begini Ayah, Bunda, kita ke sini sekalian pamit karena besok pagi kita sudah harus berangkat ke pulau Bali. Kita akan tinggal di sana untuk belajar hidup mandiri. Tapi kita usahakan dalam satu bulan sekali kita akan pulang untuk menengok Ayah dan Bunda di sini." ucap Danish dengan ramah dan sopan.     

"Iya Danish, Bunda sudah mendengar kalau besok kalian sudah berangkat ke pulau Bali. Bunda hanya mengingatkan jangan lupakan orang tua yang disini sering-sering memberi kabar. Kalau kalian pulang jangan lupa juga mampir ke Ayah Bunda yang disini. Karena Chello juga sudah tidak ada disini, kita berdua sangat kesepian sekarang." ucap Hana dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.     

Ayraa ikut menangis dan memeluk Bundanya Hana.     

"Jangan menangis Bunda, aku berjanji pada kalian.. akan selalu mengabari Ayah dan Bunda di sini dan pasti akan menengok Ayah dan Bunda juga." ucap Ayraa di sela-sela tangisnya.     

Hati Danish ikut bersedih melihat kesedihan orang tua Chello atas kepergian Chello yang tidak tahu entah kapan kembali. Danish tahu semua itu hanya karena dirinya yang telah menikahi Ayraa semuanya orang menjadi sedih baik Chello, Ayraa dan kedua orang tua Chello.     

"Iya Ayraa...Ayah dan Bunda akan selalu menunggu kabar dari kalian dan kedatangan kalian ke sini. Bunda berdoa semoga kalian berdua bahagia segera punya anak yang lucu." ucap Hana dengan tersenyum tulus.     

"Sudah.. kalian jangan bersedih, berpisah itu bukannya tidak bertemu selamanya... pasti suatu saat akan bertemu. Yang penting kita semua saling mendoakan agar semua sehat dan bahagia. Ayo...dimakan pisang gorengnya buatan Ayraa sangat enak." ucap Raka dengan tersenyum mengalihkan suasana sedih menjadi santai kembali.     

"Dengar Danish, dulu Ayraa itu tidak bisa memasak sama sekali.. karena sifat Ayraa itu seperti laki-laki tidak menyukai pekerjaan perempuan dan sikapnya juga seperti laki-laki tomboy. Tapi.. sejak mengenal kamu lihat sekarang...dia keibuan bukan? dan pandai memasak pula." ucap Raka sambil mengacak rambut Ayraa.     

Wajah Ayraa memerah seketika mendengar ucapan ayahnya Raka.     

Danish hanya tersenyum mendengar cerita Ayah Chello mengenai Ayraa.     

"Aku rasa juga begitu Ayah, karena waktu pertama berkenalan dengan Ayraa saat itu dia sedang berantem dengan seorang preman. Untung saja aku melihatnya dan dan menolongnya. Saat itulah aku mengenal Ayraa dan semakin lama semakin mencintainya dan ingin menikahinya. Dan sekarang aku sudah menikahi Ayraa Ayah, aku sangat bahagia." ucap Danish sambil memeluk Ayraa dengan penuh cinta.     

"Iya...Ayah sudah melihatnya, kamu sangat mencintai Ayraa dan Ayraa juga mencintai kamu, semoga kalian berdua bahagia sampai nenek dan kakek." ucap Raka dengan tulus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.