THE BELOVED ONE

MEMULAI HIDUP BARU



MEMULAI HIDUP BARU

0"Ahhhh... suasananya sangat nyaman ya Kak? kak Danish merasakan tidak?" tanya Ayraa setelah memasuki rumah baru yang dekat dengan pantai.     
0

Ayraa memutuskan untuk tidak menempati rumah Ayahnya, tapi memilih rumah baru yang dekat dengan pantai tapi jaraknya tidak jauh dengan tempatnya kuliah juga dengan perusahaan Ayahnya yang akan dikelola oleh Danish.     

"Kak Danish.. Kenapa diam saja sih? Jawab dong kak? kak Danish menyukai tempat ini tidak?" tanya Ayraa dengan manja menghadap ke wajah Danish yang sedang menatap keluar jendela ke arah pantai yang bisa di lihatnya dari kamarnya yang ada di lantai dua.     

"Aku menyukainya Ayraa, apapun yang kamu suka aku juga menyukainya sayang. Aku sedang menatap keindahan di luar sana, lihat pantai itu...sangat terlihat jelas bukan? padahal tidak dekat." ucap Danish dengan memeluk pinggang Ayraa dari belakang.     

"Iya kak Danish...sangat indah sekali, seandainya ada rumah di tepi pantai mungkin akan lebih indah lagi ya Kak?" ucap Ayraa berangan-angan jika tua nanti bersama keluarganya akan tinggal di rumah tepi pantai.     

"Apa kamu menginginkan rumah di tepi pantai Ayraa? kalau kamu ingin aku akan mengusahakannya agar kita bisa tinggal di rumah di tepi pantai." ucap Danish seraya meletakkan dagunya di pundak Ayraa.     

"Aku ingin kak, tapi di saat usia kita tua nanti. Kita hidup berdua bersama di tepi pantai, mungkin akan lebih romantis ya Kak?" ucap Ayraa seraya menatap wajah Danish dengan tersenyum.     

"Tidak perlu menunggu di usia kita tua. Kalau kamu ingin kita bisa berlibur di rumah di tepi pantai. Aku akan membangun sebuah rumah itu untukmu.. untukmu kita berdua." ucap Danish seraya mengecup leher Ayraa.     

"Aamiin, semoga Kak... walau sebenarnya aku menginginkannya di saat kita tua nanti." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Sekarang kita rapikan rumah ini ya Ayraa?" ucap Danish keluar kamar mengambil beberapa koper di lantai bawah.     

"Sepertinya kita sudah tidak perlu merapikannya lagi selain memasukkan pakaian dalam almari." ucap Danish melihat Ayraa yang sedang mengganti kain sprei tempat tidur.     

"Memang Kak Danish sudah membeli rumah ini dengan seluruh perabotannya?" tanya Ayraa setelah merapikan sprei tempat tidur.     

"Aku tidak ingin kita repot-repot beli perabotan sayang." ucap Danish mendekatkan koper di samping almari.     

"Kak Danish." panggil Ayraa sedikit merasa cemas kalau melihat Danish terlalu banyak bekerja.     

"Ya Ayraa." sahut Danish seraya membuka koper berniat untuk memasukkan pakaian ke dalam almari.     

"Kak Danish duduklah di sini, jangan melakukan apapun lagi..biar aku yang melakukan ini." ucap Ayraa menarik tangan Danish agar duduk di tempat pinggir tempat tidur.     

"Tapi Ayraa, aku Ingin membantu kamu biar kamu juga bisa isti..." ucap Danish belum selesai bicara bibir Ayraa sudah menutup bibirnya dengan sangat lembut.     

Hati Danish berdesir, perasaannya semakin dalam terhadap Ayraa.     

"Kak Danish lama-lama menggemaskan kalau bicara terus." ucap Ayraa setelah melepas ciumannya.     

"Aku..." belum lagi Danish bicara bibir Ayraa sudah melumat bibirnya lagi.     

"Aku mencintaimu Kak, Kak Danish istirahat saja dulu. Aku tidak ingin Kak Danish sakit." bisik Ayraa dengan tatapan penuh.     

Tanpa bicara lagi Danish menarik punggung Ayraa dan menjatuhkan dirinya ke tempat tidur dengan Ayraa berada di atasnya.     

"Kenapa kamu selalu membuat hasratku selalu naik Ayraa?" bisik Danish memeluk Ayraa dalam pelukannya.     

"Kenapa Kak Danish selalu membuat hatiku selalu berdebar-debar?" sahut Ayraa menatap dalam kedua mata Danish.     

"Aku sangat mencintaimu Ayraa." ucap Danish menyentuh bibir Ayraa dengan jarinya.     

"Aku juga sangat mencintaimu Kak Danish." ucap Ayraa menyentuh hidung mancung Danish hidungnya.     

"Kita tidur sebentar dengan saling berpelukan." ucap Danish memeluk pinggang Ayraa dengan erat.     

"Apapun yang Kak Danish inginkan." ucap Ayraa menurunkan badannya berbaring di samping Danish.     

Dengan hati yang di penuhi cinta dan bahagia Danish memejamkan matanya dengan memeluk tubuh Ayraa dengan erat.     

Ayraa pun memejamkan matanya dengan menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Danish.     

Karena rasa capek dalam perjalanan yang cukup lama, Danish dan Ayraa akhirnya tidur dengan saling berpelukan.     

Tidak terasa waktu pun bergulir hingga ke malam hari.     

Ayraa membuka matanya saat merasakan hawa dingin yang menerpa masuk dari jendela kamar. Tenyata udara malam dekat pantai sangatlah dingin.     

Segera Ayraa bangun dari tidurnya untuk segera menutup jendela kamarnya.     

Ayraa melihat ke jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam.     

"Ya Tuhan, hampir saja Kak Danish terlewatkan minum obatnya." ucap Ayraa seraya mendekati Danish dan membangunkannya.     

"Kak Danish...bangun Kak, Kak Danish harus minum obat." ucap Ayraa sambil mengusap wajah Danish.     

Perlahan Danish membuka matanya dan melihat Ayraa sangat cemas.     

"Ada apa Ayraa? kamu terlihat cemas sayang?" tanya Danish seraya bangun dari tidurnya.     

"Kak Danish belum minum obat, ayo cepat di minum Kak." ucap Ayraa yang sudah membawakan segelas air putih.     

Danish melihat ke arah jam dinding dan sedikit terkejut juga.     

"Ya Ayraa, hampir saja aku lupa minum obat. Tolong ambilkan obatnya ada tasku yang paling depan sayang." ucap Danish pada Ayraa yang sangat mencemaskannya.     

Setelah menerima obat dari Ayraa, Danish segera meminumnya. dengan sekali teguh beberapa obat sudah minumnya.     

"Kak Danish obat itu apa harus kak Danish minum setiap hari dan tidak boleh putus?" tanya Ayraa dengan kuatir.     

"Ya Ayraa,. selama hidupku aku harus tergantung pada obat ini. Kenapa Ayraa?" tanya Danish seraya menghabiskan air putihnya.     

"Bukankah terlalu banyak minum obat tidak akan baik juga untuk hati dan ginjal kak Danish?" tanya Ayraa dengan cemas.     

"Itu bisa salah satu akibat konsumsi obat selama bertahun-tahun Ayraa, dan sebenarnya setelah minum obat aku pun merasakan mual, kadang lemas atau pusing tapi hal itu akan menjadi biasa nantinya. Aku harus banyak minum air putih Ayraa." ucap Danish memberi penjelasan pada Ayraa.     

Mendengar penjelasan Danish, saat itu juga Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat.     

"Berjanjilah padaku Kak, kalau Kak Danish selalu menjaga kesehatan Kak Danish kalau saat bekerja, harus Banyan minum. Dan aku aku tidak mau Kak Danish bekerja terlalu keras." ucap Ayraa dengan suara tangis tertahan.     

"Kalau aku tidak bekerja keras, bagaimana aku bisa membahagiakan kamu Ayraa?" ucap Danish dengan tersenyum.     

"Aku sudah bahagia hidup bersama dengan kak Danish, aku tidak ingin lainnya." ucap Ayraa dengan tatapan penuh pengharapan.     

Hati Danish terharu semakin dalam mencintai Ayraa.     

"Aku Ingin kamu bahagia Ayraa, memastikan kamu tidak kekurangan apapun." ucap Danish dengan tatapan penuh cinta.     

"Aku hanya ingin kak Danish saja, tidak yang lainnya." ucap Ayraa yang sudah tergantung pada Danish.     

Danish tersenyum mendengar ucapan Ayraa, dengan penuhi perasaan Danish memeluk Ayraa dengan segenap cintanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.