THE BELOVED ONE

BALAS DENGAN BARA



BALAS DENGAN BARA

0"Kamu berhati-hati lah Ayraa." ucap Niluh dengan cemas.     
0

"Kamu tenang saja, aku pasti akan hati-hati. Kamu jangan kuatir." ucap Ayraa sambil melanjutkan minumnya.     

"Kamu langsung pulang, atau mau ke mana Ayraa?" tanya Niluh karena hari ini hanya satu mata kuliah saja.     

"Aku mau pulang, karena banyak pekerjaan di rumah." jawab Ayraa meletakkan gelas yang sudah kosong.     

"Ya sudah Ayraa, aku pulang dulu.. hati-hati kamu kalau pulang." ucap Niluh bangun dari duduknya dan meninggalkan Ayraa sendirian.     

"Oke...kamu juga hati-hati." sahut Ayraa meraih ponselnya untuk membalas pesan dari Danish yang bertanya pulang jam berapa. Dan Ayraa membalas untuk tidak menjemput karena Ayraa tidak ingin Danish merasa capek.     

Selesai membalas pesan Danish dan membayar makanannya Ayraa berjalan keluar dari kantin untuk segera pulang. Namun langkahnya terhenti saat ada sebuah tangan kokoh membekap mulutnya dan membawanya ke kamar kecil.     

Dengan kekuatannya Ayraa berusaha melepaskan diri namun cengkraman dan bekapan yang kuat tidak mampu Ayraa kalahkan hingga tangan kuat itu melepaskannya setelah berada di dalam kamar kecil yang telah di kunci dari dalam.     

"Lepaskan!!" teriak Ayraa seraya mendorong keras tubuh laki-laki yang membekapnya.     

"Kamu!!" teriak Ayraa saat tahu yang membekapnya adalah Bara.     

Bara hanya tersenyum menyeringai bersandar di pintu dengan tenangnya.     

"Minggir kamu!! aku mau pergi!" ucap Ayraa sambil mendorong bahu Bara, namun Bara tetap bergeming di tempatnya.     

"Kamu tidak akan bisa kemana-mana." ucap Bara menatap penuh wajah Ayraa.     

"Kalau kamu tidak mau minggir, aku akan berteriak." ancam Ayraa dengan penuh amarah.     

"Berteriak saja kalau kamu mau, tidak akan ada orang yang mendengar...karena semua sudah pulang." sahut Bara dengan senyuman dingin.     

"Apa maumu? aku harus pulang sekarang!" ucap Ayraa kembali mendorong Bara dengan sekuat tenaga namun tenaga Bara lebih kuat darinya.     

Bara menarik pergelangan tangan Ayraa dan mendorongnya ke dinding dengan tubuh Bara menekan dada Ayraa.     

"Apa mau ku? aku ingin kamu minta maaf padaku sekarang juga!" desis suara Bara di telinga Ayraa.     

"Apa? minta maaf padamu?? tidak akan!! kenapa aku harus minta maaf padamu?" tanya Ayraa sambil menahan dada Bara agar tidak menyentuh dadanya.     

"Apa kamu yakin tidak mau?" tanya Bara lagi dengan tatapan dingin.     

"Tidak akan!!" jawab Ayraa membalas tatapan Bara dengan tantangan.     

"Kamu benar-benar harus di beri hukuman! aku sudah memberi kesempatan padamu untuk meminta maaf! tapi kamu lewatkan!" ucap Bara menekan bahu Ayraa dengan satu tangannya dan salah satu tangannya lagi menarik kasar tengkuk leher Ayraa hingga wajah Ayraa sangat dekat wajahnya.     

"Aku beri kamu kesempatan lagi untuk minta maaf padaku! katakan!" desis Bara dengan deru nafasnya menerpa wajah Ayraa.     

Ayraa menggelengkan kepalanya Dengan kedua matanya terpejam.     

"Kamu!!" geram Bara semakin menekan tengkuk leher Ayraa dan menyapu kasar bibir Ayraa dengan secara brutal, tanpa memberi kesempatan Ayraa untuk membalas Bara melumat dan memagut bibir bawah Ayraa.     

Ayraa meronta melepas cekalan Bara namun cengkraman Bara semakin kuat hingga Ayraa tidak bisa berkutik selain menggigit bibir Bara dengan keras dan menggunakan salah satu lututnya menendang batang milik bara dengan sekeras-kerasnya.     

"DUG"     

"Augghhhhh!!" teriak Bara kesakitan dengan memegang bibir yang berdarah dan batang lehernya yang terasa sakit.     

Dengan cepat Ayraa mendorong Bara hingga kepala Bara terbentur dinding dan terjatuh pingsan.     

Segera Ayraa keluar dari kamar kecil dan berlari keluar kampus tanpa menghiraukan Dara dan Duta yang berteriak memanggil namanya.     

Dengan nafas tersengal-sengal Ayraa naik taksi untuk segera pulang ke rumah.     

Tiba di rumah Ayraa segera masuk kamar dan minum segelas air putih hingga habis dan pergi ke wastafel membersihkan bibirnya yang habis tersentuh bibir Bara. Berkali-kali Ayraa membersihkannya dengan air bahkan dan mengeringkannya dengan handuk kecil. Entah sampai berapa kali Ayraa membersihkannya, namun tetap saja perasaan jijik bergayut di hatinya karena bibirnya sudah tersentuh oleh Bara.     

"Ya Tuhan!! apa yang terjadi hari ini? kenapa ada ujian seperti ini?" ucap Ayraa dengan gelisah tidak tahu apa yang terjadi pada Bara yang di dorongnya dengan dengan sangat keras.     

"Bagaimana keadaan dia? dia tidak akan mati kan?" tanya Ayraa dalam hati seraya mengambil lagi segelas air putih dan di minumnya kembali.     

"Drrrt... Drrrt...Drrrt"     

Ponsel Ayraa berbunyi dengan cepat Ayraa menerimanya saat tahu yang menghubunginya adalah Danish.     

"Kak Danish, kapan Kak Danish pulang?" tanya Ayraa berusaha tenang tidak ingin Danish kuatir tentang dirinya.     

"Sebentar lagi Ayraa, kamu sudah di rumah atau di kampus? kalau masih di kampus aku akan menjemputmu" ucap Danish dengan tenang di sana.     

"Aku sudah di rumah Kak, cepat pulang ya." ucap Ayraa berusaha menenangkan diri.     

"Ya Ayraa, sebentar lagi aku pulang. Aku mencintaimu sayang." ucap Danish kemudian menutup panggilannya.     

Dengan menghela nafas panjang Ayraa meletakkan ponselnya di atas meja.     

"Ya Tuhan, semoga dia tidak kenapa-kenapa kalau dia sampai terluka atau meninggal bagaimana?" tanya Ayraa lagi dengan hati kembali gelisah.     

"Tapi semua salahnya dia, dia telah melakukan hal yang tidak sopan padaku." ucap Ayraa kembali menenangkan dirinya dengan menyatakan dirinya tidak bersalah.     

Setelah sekian lama duduk termenung dengan gelisah Ayraa di kejutkan dengan kedatangan Danish yang sedang membuka pintu kamar.     

"Kak Danish!" panggil Ayraa bangun dari duduknya langsung menubruk Danish dengan memeluk Danish dengan sangat erat.     

Danish tersenyum seraya membalas pelukan Ayraa dengan pelukan hangat.     

"Ada apa Ayraa? apa kamu rindu padaku?" tanya Danish seraya menangkup wajah Ayraa yang terlibat pucat.     

"Ada apa denganmu sayang? kamu terlihat pucat?" tanya Danish menuntun Ayraa ke tempat tidur.     

"Aku... kecapekan Kak Danish, aku kesasar tadi saat pulang." jawab Ayraa berbohong tidak ingin Danish terlibat dengan masalahnya.     

"Berbaringlah sayang." ucap Danish membantu Ayraa berbaring kemudian duduk di samping Ayraa.     

"Pejamkan matamu, kemudian tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan-lahan." ucap Danish dengan penuh perhatian kemudian bangun dari duduknya untuk berganti pakaian. Namun tangan Ayraa menahannya.     

"Jangan ke mana-mana Kak, tetaplah di sini bersamaku." ucap Ayraa menarik tangan Danish agar tidur bersamanya.     

Tanpa bicara Danish menuruti apa yang di inginkan Ayraa dengan berbaring di samping Ayraa.     

"Ada apa denganmu Ayraa? tidak biasanya kamu seperti ini?" tanya Danish merasakan sesuatu yang menggangu pikiran Ayraa.     

"Aku hanya ingin bermanja padamu Kak, sangat rindu denganmu." ucap Ayraa memeluk pinggang Danish dengan sangat erat.     

"Aku juga sangat rindu padamu Ayraa." sahut Danish dengan hati bahagia.     

"Kak Danish sudah makan siang kan?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Belum Ayraa, aku tadi ada meeting pertama dan banyak sekali perkejaan yang harus aku selesaikan." ucap Danish dengan jujur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.