THE BELOVED ONE

CINTA SEMAKIN DALAM



CINTA SEMAKIN DALAM

0"Belum Ayraa, aku tadi ada meeting pertama dan banyak sekali perkejaan yang harus aku selesaikan." ucap Danish dengan jujur.     
0

Ayraa bangun dari tidurnya, kemudian menatap Danish dengan perasaan cemas.     

"Tapi Kak Danish tidak lupa minum obat kan?" tanya Ayraa menggenggam tangan Danish yang dingin.     

"Sudah sayang, aku tidak akan lupa minum obat. Aku juga makan pisang goreng jadi tidak terlalu lapar." jawab Danish sangat senang dengan perhatian Ayraa yang begitu mencintainya.     

"Syukurlah, aku minta maaf...mulai besok, aku akan mengingatkan Kak Danish waktu untuk makan dan minum. Aku tidak ingin Kak Danish terlambat waktu untuk makan." ucap Ayraa mengecup punggung tangan Danish berulang-ulang.     

"Ya sayang." ucap Danish dengan perasaan cinta yang semakin dalam.     

"Sekarang Kak Danish tunggu di sini sebentar, aku akan mengambilkan makan untuk Kak Danish." ucap Ayraa segera turun dari tempat tidur dan keluar kamar untuk mengambilkan makan buat Danish.     

Sambil menunggu Ayraa yang mengambilkan makan Danish berganti pakaian dan melepas sepatunya dengan sebuah senyuman yang tak lepas dari bibirnya.     

"Aku akan mengajak Ayraa ke pantai sore ini, sepertinya Ayraa terlalu lelah dengan kesibukan di hari pertamanya." ucap Danish dalam hati seraya berjalan ke jendela kamar untuk melihat matahari yang sebentar lagi terbenam.     

"Kak Danish." panggil Ayraa dengan membawa sebuah nampan yang berisi sepiring nasi dan segelas lemon tea untuk Danish.     

Danish segera menghampiri Ayraa yang duduk di sofa sedang menunggunya.     

"Ayraa, setelah makan..aku ingin mengajakmu ke pantai sore ini. Matahari sebentar lagi mulai terbenam, akan sangat baik untuk mengurangi rasa lelah dan kecemasan kamu." ucap Danish nanti menatap penuh wajah Ayraa.     

"Ya Kak, sekarang Kak Danish makan dulu." ucap Ayraa seraya menyuapi Danish dengan penuh rasa sayang.     

"Biar aku makan sendiri Ayraa." ucap Danish seraya mengambil alih piring yang di bawa Ayraa.     

"Tidak Kak, biarkan aku menyuapi Kak Danish. Aku akan bahagia bisa menyuapi kak Danish tiap hari. Aku ingin menggapai surga dengan mengabdi dan melayani Kak Danish." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Hati Danish kembali meleleh dengan kasih sayang dan perhatian Ayraa yang berlebihan padanya.     

"Terima kasih sayang, kamu istri yang terbaik." ucap Danish mengecup kening Ayraa dengan penuh cinta.     

"Bagaimana dengan pekerjaan pertama Kak Danish, semua bisa Kak Danish tangani Kan?" tanya Ayraa sambil menyuapi Danish pelan-pelan.     

"Dengan bantuan Ayah, aku bisa menguasai cepat semua pekerjaan di kantor. Ayah Bagas benar-benar sangat genius, pantas saja perusahaan Ayah sudah ada di mana. Hari ini aku telah bertemu dengan partner kerja perusahaan Ayah yang terbaik. Tuan Adiyasa, orangnya benar-benar ramah dan punya kepintaran yang sangat luar biasa seperti Ayah Bagas. Aku telah belajar banyak sampai lupa makan siang." ucap Danish panjang lebar menceritakan semua aktifitasnya.     

"Tuan Adiyasa? orang terkaya di kota ini bukan Kak?" tanya Ayraa sangat ingat dengan nama itu dari Niluh teman barunya.     

"Ya... Tuan Adiyasa orang terkaya di kota ini tapi terkenal dengan kesederhanaannya dan kebaikan hatinya." ucap Danish lagi memuji Adiyasa Ayah Bara dan Dara.     

"Tuan Adiyasa, punya anak tidak Kak?" tanya Ayraa ingin memastikan tentang Bara dan Dara saudara kembar yang sombong dan tidak punya sopan santun sama sekali.     

"Ya.. Tuan Adiyasa hanya punya dua anak kembar tapi aku tidak tahu siapa namanya, Tuan Adiyasa belum cerita lagi karena pergi terburu-buru setelah mendapat kabar kalau anak laki-lakinya masuk ke rumah sakit." ucap Danish yang tidak tahu kalau Bara dan Dara anak Adiyasa teman kuliah Ayraa yang baru saja bertengkar dengan Ayraa.     

"Anaknya masuk rumah sakit? kenapa memang Kak?" tanya Ayraa dengan perasaan takut.     

"Aku tidak tahu, Tuan Adiyasa tidak menceritakan apa-apa hanya bilang kalau anaknya masuk ke UGD itu saja." sahut Danish tanpa curiga apa-apa.     

Ayraa terdiam dengan perasaan yang mulai gelisah kembali.     

"Kak, aku ke belakang dulu." ucap Ayraa membawa piring dan gelas yang sudah kosong.     

"Jangan lama-lama sayang." ucap Danish menyiapkan kamera digitalnya untuk mengabadikan saat matahari terbenam.     

Di dapur Ayraa termenung dengan apa yang di ceritakan Danish tentang Bara yang masuk UGD.     

"Apa dia terluka parah sampai masuk UGD bagaimana kalau dia bilang sama Ayahnya kalau aku yang melukainya." ucap Ayraa dalam hati dengan hati semakin gelisah.     

"Ayraa...sedikit cepat sayang, keburu matahari terbenam kita tidak akan bisa melihatnya." panggil Danish dari ruang tamu.     

Dengan cepat Ayraa, meletakan piring yang sudah di cucinya kemudian bergegas pergi menemui Danish.     

"Sudah siap dengan yang di bawa Kak?" tanya Ayraa melihat Danish yang hanya membawa Kamera saja.     

"Aku bawa kamera saja Ayraa." jawab Danish tidak berpikir kalau di pantai saat sore dan malam hari hawanya sangat dingin.     

"Tunggu sebentar Kak." ucap Ayraa seraya naik keatas untuk mengambil jaket dan selimut pantai.     

Dengan membawa dua jaket dan satu selimut pantai Ayraa menghampiri Danish yang sudah menunggu di luar.     

"Apa ada yang tertinggal Ayraa?" tanya Danish menatap Ayraa yang menghampirinya.     

"Kak Danish lupa pakai jaket? di pantai hawanya dingin Kak." ucap Ayraa seraya memberikan jaket milik Danish pada Danish.     

"Terima kasih sayang, aku tidak kepikiran ke situ." ucap Danish seraya memakai jaketnya.     

"Ayo kita berangkat Kak." ucap Ayraa setelah melihat Danish memakai jaketnya.     

Dengan memakai motor, Danish melajukan motornya ke pantai yang tidak jauh dari rumahnya hanya sekitar lima menit kalau memakai motor.     

Tiba di lantai Ayraa turun dari motor dan melihat langit sudah berwarna orange terang. Senja mulai tiba, dan matahari hampir tenggelam ke dalam lautan.     

Burung-burung pantai terlihat terbang ke sana kemari menghias batas cakrawala.     

Melihat Ayraa berdiri dengan tangannya ke atas, dengan cepat Danish mengabadikannya dalam kameranya.     

Setiap gerakan yang di lakukan Ayraa tak luput dari kamera Danish.     

"Kak Danish, kita foto bersama." ucap Ayraa dengan wajah memerah saat mengetahui Danish mengambil gambarnya.     

Dengan tersenyum Danish mengiyakan permintaan Ayraa untuk foto bersama.     

Setelah mengambil foto mereka berdua dengan berbagai gaya, Danish dan Ayraa duduk di tepi pantai menikmati matahari yang perlahan mulai tenggelam.     

"Ambil pakai video Kak." ucap Ayraa saat matahari terbenam dan hilang dari pandangan.     

"Sudah sayang." sahut Danish tak lepas pandangannya ke arah pantai yang sedikit meredup tanpa pencahayaan selain sinar remang dari cahaya bulan yang menggantikan sinarnya matahari.     

Langit mulai gelap, Danish dan Ayraa masih menikmati deburan ombak yang terhempas di pantai.     

Hawa malam semakin dingin, dengan penuh perhatian Ayraa menyelimuti punggung Danish dengan selimut pantainya.     

Hati Danish berdesir dengan perhatian Ayraa yang semakin menenggelamkan perasaannya pada cinta yang semakin dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.