THE BELOVED ONE

MENCARI HARAPAN



MENCARI HARAPAN

0Nicky terbangun dari tidurnya dengan gelisah. Serasa mimpinya adalah nyata. Di mimpinya,.. Nicky berada di sebuah lorong panjang yang sepi, dan di lihatnya di ujung lorong Bagas berdiri menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca,....Bagas memanggil namanya berulang-ulang " Nicky,...Nicky,....Nicky,...sambil berjalan berbalik pergi menjauh dari Nicky berada. Nicky pun memanggil Bagas berkali-kali karena melihat Bagas berlalu pergi darinya. Nicky berlari mengejar Bagas namun tak di temuinya jejak di lorong tersebut, Nicky berlari terus dan memanggil Bagas tanpa henti, hingga Nicky ter jatuh ke tanah menangis putus asa. " Bagas,.....di mana kamu,....jangan tinggalkan aku,..." rintih Nicky menangis pilu,...hingga menemukan kesadarannya jika itu hanyalah mimpi. Nicky bangkit dari tidurnya, di liriknya Hana yang tidur di sampingnya dengan pulas. Dengan hati yang masih gelisah Nicky mengambil segelas air di atas nakas, Dan,...     
0

PPRAANNNGGG " gelas itu terlepas dari tangan Nicky.     

" Ya Allah,...." sebut Nicky dengan pikiran kalut.     

Hana yang tertidur, menjadi terbangun karena mendengar suara gelas yang pecah, Hana menghampiri Nicky dan segera membantu memunguti pecahan gelas tersebut. Nicky yang masih termenung sesaat segera ikut membersihkannya.     

" Ada apa Nick ..." apa yang terjadi ..?" tanya Hana setelah membuang pecahan gelas ke dalam tong sampah.     

" Aku bermimpi Bagas dia berada di sebuah lorong panjang , dia pergi menjauh dariku, aku mengejarnya namun aku tidak bisa menemukannya,.." cerita Nicky dengan wajah yang terlihat lelah.     

" Berdoalah,...agar Bagas baik-baik saja,..." Aku juga sebenarnya kepikiran Bagas, dari kapan hari aku telpon Bagas yang mengangkatnya selalu wanita yang bernama jeany itu, aku tanya Bagas ada di mana, dia selalu bilang Bagas lagi sibuk,..." cerita Hana pada Nicky.     

Nicky menatap Hana dengan pandangan gusar.     

" Nanti kita bertanya pada mama aja,...kata mama sekitar jam empat pagi akan tiba,.." sekarang jam berapa?" lanjut Nicky, melirik jam dinding setengah empat pagi.     

" Hemm ,....siapa yang jemput tante sama Genta,... ?" tanya Hana.     

" Raka,... " jawab Nicky, " Han,.... apakah kamu percaya dengan keajaiban,...?" tanya Nicky tiba-tiba.     

" Ya harus percaya Nick,....di saat ujian terberat di alami umatnya, Allohpun pasti akan memberi sebuah pintu jalan untuk keluar,...dan tentu saja keajaiban itu bisa ada,..." Jika Alloh berkehendak ",... ucap Hana,     

" Aaakkuuu,....berharap ada sebuah keajaiban dalam hidupku Han,...." karena aku sudah putus asa,...." aku tidak melihat jalan pintu keluar lagi,..." suara Nicky bergetar lirih.     

Hana, menangkup wajah Nicky dengan hati sedih,...dan memeluk tubuh sahabatnya yang di sayanginya.     

" Kamu harus berdoa terus, memohonlah dengan penuh keiklasan, Insyaallah Alloh akan memberikan keajaiban ,...." kata Hana lembut.     

" Ayooo, kita sholat bersama sudah mau subuh,....dan kita tunggu tante Elina di bawah.     

Nicky mengangguk, tersenyum pilu, Hanalah yang menemaninya dan selau memberi semangat padanya di saat Nicky membutuhkan seseorang untuk tempat bersandar. Nicky bersyukur mempunyai sahabat Hana yang sangat menyayanginya.     

Nicky dan Hana sholat subuh berjamaah di Musholla yang tidak jauh dari rumah Nicky. Dan saat kembali Mamanya Elina dan Genta sudah berada di ruang tamu bersama mamanya Atika. Raka tidak di jumpainya karena Raka langsung balik untuk memyiapkan segala sesuatunya untuk proses akad nikah nanti.     

Nicky memeluk mamanya Elina dengan sangat erat. Keduanya menangis menahan rindu dan beban yang hanya mereka berdua yang merasakannya.     

" Mama baik-baik saja kan,...?"tanya Nicky melihat wajah Elina yang pucat dan terlihat gurat kelelahan.     

" Mama baik- baik saja sayang,..." jawab Elina dengan senyum yang masih terlihat sedih memgingat keadaan Bagas yang tidak baik.     

" Apakah Bagas masih di jakarta Ma,....kenapa dia tidak datang hanya sehari saja,...?" Apakah pekerjaannya lebih penting Nicky Ma,...?" tanya Nicky sedih pada Elina.     

Elina memeluk Nicky dengan hati semakin pilu, ingin rasanya Elina menceritakan semuanya pada Nicky tentang apa yang terjadi pada Bagas. Namun Elina tidak bisa melakukannya karena dia sudah berjanji pada Bagas untuk tidak mengatakan apa-apa pada Nicky.     

" Sabar ya sayang,....Kan ada mama dan ada Genta juga,...." Bagas memang sibuk di sana,...." jawab Elina pelan sambil menatap Genta sekilas. Dan Genta menundukkan kepala ikut sedih.     

" Ya Ma,....." Nicky menghapus airmatanya yang sudah menetes. " Mama istirahat ya,....di kamar atas,... Nicky sudah membersihkannya. .. " lanjut Nicky masih memeluk mamanya. Atika mama Nicky, bangkit dari duduknya,...menghampiri Elina berniat mengantar Elina ke atas.     

" Mari Jeng,...saya antar,..." kata Atika, dan menggandeng Elina membawanya ke kamar atas. Genta yang tidak banyak bicara segera ikut bangkit dan mengikuti Atika dan Elina di belakangnya.     

Nicky duduk terdiam di kursinya, dia melihat mata Genta yang menyembunyikan sesuatu.     

"Ada apa sebenarnya,...?" batin Nicky.     

" Nick,....ayo ke kamar,..." aku nanti akan coba telpon Bagas lagi,...sepertinya memang ada sesuatu yang terjadi,..." bisik Hana di telinga Nicky. Nicky mengangguk dan pasrah,...semua terasa samar,....dengan sesuatu yang tidak di ketahuinya.     

#####     

Jeany sibuk menceritakan hal yang terjadi pada suaminya Yoga di telpon. Dengan putus asa Jeany menangis pada Yoga, dengan apa yang harus di lakukannya untuk membantu Bagas.     

" Apa yang harus aku lakukan Mas,....?" Bagas sepertinya tidak ada semangat lagi dalam dirinya,..." aku takut terjadi apa-apa pada Bagas,..." tanya Jeany dengan terisak.     

" Menurutku kamu harus memberitahu Nicky honey,..." balas Yoga di seberang dengan suara berat.     

" tidak bisa Mas,...aku sudah terlanjur janji pada Bagas untuk tidak menghubungi Nicky apapun yang terjadi nanti ..." keluh Jeany.     

" Apa tidak bisa ,...memberitahu yang lain ...?" oramg tua Nicky mungkin,...atau orang terdekat Nicky,...?" Yoga mencoba memberi solusi membantu istrinya.     

" Ya Mas,....kenapa aku tidak berpikir ke sana, jika aku berjanji untuk tidak memberitahu Nicky,...tapi aku tidak berjanji untuk memberitahu pada yang lainnya ...." makasih sayangg,....tidak percuma aku mempunyai suami yang smart,..." kata Jeany mulai bersemangat. Yoga tertawa di seberang mendengar pujian istrinya.     

" Jika semua selesai, segera pulang ya Honey,...aku merimdukanmu,...." kata Yoga dengan suaranya yang rindu.     

" Ya sayang,....."Makasih ya,..muaccchhhh " Jeany memgakhiri panggilannya dengan sebuah ciuman mesra pada suaminya.     

Dengan semangat dan setitik harapan, Jeany bergegas keluar rumah dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh, Jeany ingin melihat keadaan Bagas. Karena semalam Jeany terpaksa harus meninggalkan Bagas untuk mengambil beberapa baju milik Bagas yang sudah habis di vilanya.     

Jeany membuka pintu vila Bagas, dan bergegas masuk ke dalam kamar Bagas. Di lihatnya Bagas masih berbaring di ranjangnya dengan mata terpejam. Jeany menghampiri Bagas dan duduk di samping ranjang Bagas. Di raihnya tangan Bagas,.     

" DINGIN"     

" Bagas,..?""panggil Jeany lirih,..."Bagas,...?" tangan jeany meraba semua tubuh Bagas yang dingin,....Jeany mulai menangis ketakutan,...di tangkupnya wajah Bagas,..     

" Bagas,...!" bangunnnn,....!".Bagas,..." jangan buat kakak takut Gas,..!" Bagass,..." Jeany memgguncang wajah Bagas yang tidak bergerak,...."     

" Bagasss,...." panggil Jeany lagi dengan berteriak,...airmatanya sudah mengalir deras,...Jeany memeluk tubuh Bagas erat,....     

" Bagas,...." panggil Jeany dengan terisak-isak. Dengan hati kalut,...Jeany meraih HPnya dan menelpon dokter Irwan dengan tangan yang gemetar,....."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.