THE BELOVED ONE

BAGAS DAN HANA SELAMAT



BAGAS DAN HANA SELAMAT

0Dengan di antar Khabir, Nicky dan Raka sampai di perbatasan kota. Dompet Raka telah di kembalikan dalam keadaan utuh. Dengan naik taxi yang kebetulan lewat, Nicky dan Raka pergi ke Bandara untuk mengurus tiket kepulangannya dengan membayar jasa lebih pada seseorang.     
0

Hampir seharian Raka mengurusi segala sesuatunya hingga beres. Baru tengah malam Raka dan Nicky bisa naik pesawat menuju Bandung di mana mereka tinggal.     

Tiba di depan rumah Nicky, Raka menghentikan langkahnya dan menatap Nicky.     

"Sebaiknya kamu masuk saja, besok pagi aku akan ke sini. Aku harus pulang sekarang untuk melihat keadaannya Hana." ucap Raka tidak tahu harus bicara apalagi pada Nicky.     

"Ya... tidak apa-apa, walau aku juga tidak tahu kenapa aku harus pulang ke sini? aku tidak tahu sama sekali kalau ini adalah rumah ku bersama Bagas." ucap Nicky dengan tatapan sedih karena Raka harus meninggalkannya sendirian di tempat yang asing baginya.     

"Ini rumahmu Nick, dan Bagas suamimu masih hidup. Kamu harus melihat keadaannya." ucap Raka menenangkan hati Nicky.     

"Baiklah, aku percaya padamu kalau semuanya akan baik-baik saja. Aku masuk ke dalam dulu." ucap Nicky dengan hati yang berat.     

"Jangan takut, Bagas pasti akan mengerti dengan kondisimu. Aku pulang dulu." ucap Raka beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Nicky sendirian.     

Nicky mengambil nafas panjang.     

Dengan hati berdebar-debar Nicky masuk ke dalam rumah. Sudah dua bulan Nicky tidak ada kabar berita, dan mungkin bagi keluarganya Nicky sudah di anggap meninggal atau apa Nicky juga belum tahu.     

Nicky melangkah masuk ke ruangan yang masih asing baginya.     

"Bagaimana aku harus tahu keadaan rumah ini kalau aku sama sekali tidak bisa mengikatnya." ucap Nicky dengan hati sedih.     

Ruangan demi ruangan sudah Nicky lihat tapi tidak satupun orang yang di lihatnya.     

"Apa benar kata Raka, kalau rumah sebesar ini hanya aku dan Bagas yang tinggal?" tanya Nicky dalam hati.     

Sampai di sebuah kamar yang pintunya tertutup, hati Nicky semakin berdebar-debar.     

"Apa ini kamar ku dengan Bagas?" tanya Nicky memberanikan diri membuka pintu kamarnya.     

"CEKLEK"     

Nicky membuka pintu kamar dengan sangat pelan.     

Di lihatnya seseorang sedang berbaring miring dengan memakai selimut tebal.     

"Apakah dia Bagas?" tanya Nicky dengan penasaran berjalan pelan mendekati Bagas yang sudah tidur.     

"Bagas." panggil Nicky memberanikan diri memanggil Bagas, karena Bagas adalah suaminya.     

Tubuh Bagas tidak bergerak masih terdiam dengan kedua matanya yang terpejam.     

"Bagas." panggil Nicky lagi sambil menepuk bahu Bagas dengan pelan.     

Perlahan kedua mata Bagas terbuka, kedua mata Bagas tak berkedip menatap wajah Nicky.     

Masih dengan tatapan yang tak percaya, Bagas bangun dari tidurnya dan mendekati Nicky yang masih berdiri di hadapannya.     

"Nicky... benarkah kamu Nicky?" tanya Bagas tak percaya setelah ada berita terakhir kalau jenazah Nicky dan Raka tidak di ketemukan.     

"Ya...aku Nicky." sahut Nicky dengan perasaan gugup saat melihat wajah Bagas yang begitu sangat terlihat lelah dan tidak sehat.     

"Nicky... Nicky sayang!!" teriak Bagas seraya memeluk tubuh Nicky yang baik-baik saja.     

Dada Nicky terasa sesak saat Bagas memeluknya dengan sangat erat.     

"Maaf...aku tidak bisa bernafas." ucap Nicky sedikit mendorong tubuh Bagas yang asing baginya.     

Hati Bagas terhenyak saat mendapat penolakan dari Nicky.     

"Nicky..ada apa denganmu sayang? apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Bagas dengan perasaan yang tidak enak.     

"Aku..aku mau menjelaskan sesuatu padamu." ucap Nicky yang sudah tidak sabar menceritakan semuanya pada Bagas.     

"Ada apa Nick? katakan... ceritakan semuanya." ucap Bagas merasakan sesuatu yang terjadi dan sesuatu hal yang tidak baik.     

"Bisakah kita duduk ruang tamu saja?" pinta Nicky dengan hati yang benar-benar kacau.     

Bagas yang ada di hadapannya adalah laki-laki yang sangat tampan dan terlihat sekali sangat sabar dan sangat mencintainya.     

"Nicky, ini masih malam... sebaiknya kamu istirahat dulu kamu terlihat lelah, besok pagi kamu bisa menceritakan semuanya." ucap Bagas mulai canggung dengan sikap Nicky yang sepertinya berusaha menghindarinya.     

Nicky terdiam, berusaha menolak permintaan Bagas tapi saat melihat tatapan mata Bagas yang terlihat sedih membuat Nicky tidak sampai hati untuk tidur terpisah.     

"Baiklah." ucap Nicky naik ke atas ranjang dan berbaring ke tempat tidur di ikuti Bagas dengan hati yang di liputi sejuta pertanyaan.     

Nicky memejamkan matanya sambil berusaha mengingat sesuatu tentang Bagas tapi tetap dan sama saja, tidak ada satupun kenangan yang di ingatnya.     

Bagas menatap wajah Nicky dengan perasaan rindu, ingin memeluk tubuh Nicky tapi keraguan menyergapnya. Nicky tidak menginginkannya dan itu sangat di rasakannya.     

"Apa ada sesuatu yang terjadi padamu Nick? kenapa kamu menjauh dariku? seolah-olah tidak menginginkan aku? apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Bagas dalam hati dengan kesedihan yang menyelimuti hatinya.     

Dengan hati yang di penuhi sejuta pertanyaan Bagas berusaha memejamkan matanya dan berdoa dalam hati agar semuanya akan baik-baik saja.     

****     

Di rumah Hana...     

Dengan penuh kebahagiaan Hana memeluk Raka yang tiba-tiba datang di hadapannya.     

"Raka... Raka...kamu masih hidup? Ya Tuhan! kamu masih hidup?" ucap Hana menangis tersedu-sedu dalam pelukan Raka.     

"Jangan menangis, aku selamat dan tidak terjadi apa-apa padaku. Aku senang kamu juga selamat dan tidak terjadi sesuatu padamu." ucap Raka mengusap airmata Hana.     

Dalam pelukan Raka, Hana membawa masuk Raka ke dalam kamar.     

"Istirahatlah Ka, pasti kamu sangat capek sekali. Kamu terlihat sangat lelah." ucap Hana seraya melepas pakaian Raka yang lusuh dan di ambilkan yang baru.     

"Terima kasih Han." ucap Raka dengan tersenyum merasakan rindu pada Hana setelah dua bulan tidak bertemu.     

"Sebaiknya kamu mandi dulu Ka, aku akan buatkan teh hangat untukmu." ucap Hana seraya mengecup bibir Raka dengan malu-malu.     

Raka tersenyum, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.     

Di dapur Hana menangis bahagia, sudah hampir dua bulan lamanya dia dan Bagas mencari keberadaan Raka dan Nicky tapi tidak ada kabar sedikitpun dari tim pencarian.     

Sambil membawa minuman teh hangat, Hana masuk ke dalam kamar dan meletakkannya di atas meja.     

Raka keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar.     

"Minumlah teh hangat nya dulu Ka." ucap Hana dengan hati yang berdebar-debar setelah sekian lama merindukan Raka suaminya.     

"Terima kasih Han." ucap Raka menghabiskan minumannya dan mengembalikannya ke atas meja.     

"Apa kamu sangat merindukan aku Han?" tanya Raka dengan tersenyum.     

"Sangat merindukanmu Ka, aku hampir putus asa mencari keberadaanmu dan Nicky Ka, kasihan Bagas sampai sakit beberapa hari." ucap Hana dengan tatapan penuh menatap wajah Raka.     

"Ya...saat ini mereka juga bertemu, mungkin sekarang mereka sedang melepas rindu. Apa kamu tidak ingin melepas rindumu padaku?" tanya Raka yang belum merasakan malam pertamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.