THE BELOVED ONE

KEPUTUSAN NICKY



KEPUTUSAN NICKY

0"Akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya Hana, semoga kita segera di beri kepercayaan untuk punya momongan." ucap Raka setelah menghabiskan malam pertamanya berkali-kali.     
0

"Aamiin, semoga secepatnya." balas Hana yang sudah mandi basah dan duduk di samping Raka. Hampir semalaman Raka bercerita tentang hidupnya bersama Nicky saat di tawan oleh Khabir juga saat di paksa menikah adat dengan Nicky.     

"Kamu sudah tidak merasakan sakit lagi kan?" tanya Raka penuh perhatian.     

"Sedikit sakit, tapi kamu tahu sendiri aku bukan wanita yang cengeng." ucap Hana dengan tersenyum.     

"Kalau masih sakit jangan di paksakan Han." ucap Raka menatap penuh wajah Hana.     

"Ya tidak apa-apa kok Ka, bagaimana apa kita jadi ke rumah Nicky? semoga Nicky tidak melakukan hal yang bodoh dengan meninggalkan Bagas." ucap Hana sedikit kecewa dengan keputusan Nikita yang tidak di pikirkan dengan baik-baik.     

"Karena Nicky merasa tidak mengenal Bagas dan Kamu Hana? Nicky hanya mengenalku saja, Dan yang Nicky tahu hubunganku dengannya masih baik-baik saja." ucap Raka sedikit membela Nicky.     

"Ya mungkin kamu benar Ka, tapi pada kenyataannya Nicky sudah menikah dengan Bagas apalagi sekarang sudah mengandung anaknya. Paling tidak semuanya kan sudah tahu bagaimana kisah mereka berdua. Aku bingung dengan pikiran Nicky, apa karena saat ini dia mencintaimu hingga mengambil keputusan ini. Katakan padaku Ka? apa kamu masih mencintai Nicky?" tanya Hana dengan tatapan penuh.     

"Aku harus mengatakan apa padamu Hana, pernikahan kita butuh proses. Aku dan kamu masih butuh waktu untuk saking memahami aku akan berusaha untuk mencintaimu Hana." ucap Raka berusaha meyakinkan Hana.     

"Aku rasa kita akan di hadapkan pada satu masalah, semoga saja Bagas bisa menerima ini semua." ucap Hana dengan perasaan cemas.     

"Sebaiknya kita ke sana untuk menjelaskan pada Bagas." ucap Raka dengan serius.     

"Ya sudah...tunggu apa lagi." ucap Hana seraya mengambil tasnya keluar kamar di ikuti Raka dengan perasaan yang tidak enak.     

***     

Tiba di rumah Bagas, Raka dan Hana sudah melihat Bagas dan Nicky sedang duduk berhadapan. Entah apa yang sudah terjadi di antara keduanya.     

"Bagas." panggil Raka sedikit serba salah saat melihat Bagas menegakkan punggungnya saat melihatnya.     

"Raka, duduk lah... sekarang katakan apa yang terjadi pada diri kalian? aku masih tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan Nicky." ucap Bagas yang baru sembuh dari sakitnya.     

"Begini Gas, Nicky sekarang dalam keadaan amnesia dengan hanya mengingat kejadian di masa lalu tidak di masa yang baru saja terjadi, Nicky tidak mengenal Hana dan Kamu, tapi dia mengenalku bahkan yang Nicky tahu dia masih berhubungan denganku." ucap Raka menceritakan semuanya.     

"Bagas, apa kamu sudah tahu dari Nicky kalau Nicky sedang mengandung anakmu?" tanya Raka dengan serius.     

Bagas menatap Raka dengan tatapan tak percaya kemudian beralih menatap Nicky.     

"Nicky masih belum menceritakan semuanya padaku, dan aku juga masih belum tahu keinginannya." ucap Bagas berusaha menenangkan hatinya.     

"Bagas, aku hanya bilang.. tentang pernikahan adat kita jangan di masukkan hati, pernikahan itu kita lakukan karena terpaksa dari keinginan Khabir untuk membesarkan suku Arzza. Dan syukurlah Nicky dalam keadaan hamil sehingga kita bisa di bebaskan." ucap Raka yang sudah terlanjur menceritakan semuanya pada Bagas.     

Bagas terdiam masih belum bisa memikirkan apa-apa.     

"Nicky... aku tahu, kamu saat ini kamu tidak bisa mengingat aku dan Bagas. Tapi kamu harus tahu, kamu sudah menikah dengan Bagas dan juga sudah mengandung.. pikirkan lagi dengan semua keputusanmu, kita berdua dan semuanya ada adalah saksi cinta kalian berdua. Bagaimana kalian berdua saling mencintai. Amnesia kamu hanya sementara jangan sampai kamu menyesal nantinya." ucap Hana yang selalu bicara apa adanya.     

"Begini, Hana.. Raka.... terima kasih kalian berdua sudah ke sini dan menjelaskan semuanya. Mungkin saat ini kita berdua masih membutuhkan waktu untuk bicara. Aku percaya pada Nicky dengan semua keputusannya nanti." ucap Bagas meminta pada Raka dan Hana untuk membicarakannya berdua saja.     

"Baiklah Gas, kita berdua paham dengan maksudmu.. semoga kalian berdua baik-baik saja, dan ingat ada bayi di antara kalian berdua." ucap Raka dengan hati yang tulus.     

Setelah Raka dan Hana pulang, tinggal Nicky dan Bagas yang masih duduk diam tanpa ada bicara.     

"Bicaralah sekarang Nick, aku akan mendengarkan." ucap Bagas dengan hati yang sudah terluka dengan sikap Nicky.     

"Aku tidak tahu memulainya dari mana. Yang aku tahu saat ini aku tidak mengenalmu dan tidak mempunyai perasaan apa-apa padamu. Aku tidak tahu bagaimana kita bisa menikah dan aku bisa mengandung anakmu. Saat ini aku mengingat hanya sosok Raka yang berstatus kekasihku, aku mencintainya walau aku tahu sekarang Raka sudah menikah dengan Hana. Kalau boleh aku jujur aku menyesal dengan pernikahan kita, dan aku mengutuk diriku yang tega meninggalkan Raka padahal kita sudah akan menikah." ucap Nicky mengeluarkan semua kegalauannya.     

"Jangan teruskan ucapanmu Nicky, sungguh sangat menyakiti hatiku. Sekarang katakan apa yang kamu inginkan?" tanya Bagas yang sudah tidak sanggup mendengar penyesalan Nicky dengan pernikahan dengan dirinya.     

"Aku ingin berpisah denganmu." ucap Nicky dengan keputusannya yang sudah bulat.     

"Baiklah Nick, aku akan mengabulkan permintaanmu tapi aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku selama kamu masih menjadi istriku." ucap Bagas dengan perasaan yang telah hancur.     

"Aku harus melakukan apa?" tanya Nicky dengan serius.     

"Karena kamu dalam keadaan mengandung, kita tidak bisa bercerai sampai kamu melahirkan. Untuk itu aku minta padamu sebelum kita bercerai, selama sembilan bulan aku ingin kamu tetap berusaha menjalankan kewajiban sebagai istri walau kita tidak sekamar lagi. Aku berjanji padamu aku tidak akan menyentuhmu." ucap Bagas dengan hati yang sangat terluka.     

Nicky terdiam memikirkan permintaan Bagas, setelah beberapa saat memikirkan ucapan Bagas akhirnya Nicky memutuskan untuk menuruti permintaan Bagas.     

"Baiklah, aku mengabulkan permintaanmu, tapi aku tidak bisa lagi sekamar denganmu." ucap Nicky dengan suara pelan.     

"Dan selama sembilan itu aku mohon orang tua kita jangan sampai mengetahuinya, aku tidak ingin mereka kecewa di saat kamu baru kembali." ucap Bagas dengan perasaan sedih.     

"Baiklah, aku akan memenuhi semua permintaanmu."' ucap Nicky tidak tahu lagi harus bicara apa, karena seorang Bagas sepertinya tidak banyak bicara.     

"Aku melupakan sesuatu, kalau orang tua kita datang, atau pada saat kita ke rumah mereka kita harus terlihat baik-baik dan kita harus tidur bersama. Bagaimana Nick?" tanya Bagas menatap penuh wajah Nicky.     

"Baik, aku setuju dengan semua permintaanmu asal kamu tidak meminta hak kamu padaku." ucap Nicky dengan suara lirih tapi penuh dengan tekanan.     

"Aku siap Nick." sahut Bagas dengan kebahagiaannya yang telah musnah dan hilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.