THE BELOVED ONE

MEMBUKA HATI DAN PERASAAN



MEMBUKA HATI DAN PERASAAN

0"Tidak apa-apa Nick, aku akan berusaha memahami apa yang kamu rasakan." ucap Bagas berusaha menenangkan hati Nicky.     
0

"Apa kamu mau bersabar untuk menungguku Gas?" tanya Nicky dengan perasaan bersalah pada Bagas.     

"Aku sudah pernah menunggumu selama belasan tahun Nick, di saat usia kita masih anak-anak dan kita terpisah. Dan akhirnya kita bertemu aku masih tetap mencintaimu." ucap Bagas dengan tatapan penuh cinta.     

"Apa maksudmu Gas? kamu mencintaiku dari kita masih kecil?" tanya Nicky dengan tatapan tak mengerti.     

"Kamu ingat dengan nama Aya?" tanya Bagas dengan suara pelan.     

"Kamu..kamu tahu dari mana kalau ada yang memanggilku dengan nama Aya?" tanya Nicky dengan hati terkejut.     

"Apa yang memanggilmu dengan nama Aya adalah Aga?" tanya Bagas berusaha mengenang masa lalu dengan Nicky.     

"Kamu kenapa tahu nama Aga juga? hanya aku dan Aga yang tahu nama itu?" ucap Nicky dengan hati berdebar-debar.     

"Aku adalah Aga Nick, yang pernah meninggalkanmu karena aku harus pindah ke jakarta dan dulu aku sekolah di Surabaya. Apa kamu mau kita ke tempat Sekolah kita? kamu masih ingat kan masa lalu kita saat kita masih sama-sama SD?" tanya Bagas dengan tatapan penuh harap.     

"Ya Gas, aku masih ingat tentang masa laluku, tapi kenapa aku tidak bisa mengingat saat kita bertemu dan menikah. Aku ingin segera mengingatnya Gas." ucap Nicky dengan airmata yang sudah tidak bisa di tahannya lagi.     

"Kamu pasti bisa mengingatnya lagi Nick, kamu harus percaya cobaan ini pasti akan segera berlalu." ucap Bagas memberanikan diri mengusap air mata Nicky.     

"Tolong aku untuk bisa mengingatnya Gas, aku tidak ingin seperti ini terus hidup tanpa merasakan apa-apa padamu." ucap Nicky dengan tatapan sedih.     

"Sabar ya...aku pasti akan membantumu dan akan selalu ada di sampingmu sayang." ucap Bagas sudah tidak bisa lagi menyimpan perasaannya.     

"Kamu.. kamu memanggilku apa Gas?" tanya Nicky dengan perasaan tak percaya kalau Bagas memanggilnya sayang.     

"Kita selalu memanggil kata sayang tiap kita bicara Nick." ucap Bagas dengan tatapan sayang.     

"Benarkah? apa kita berdua sangat bahagia Gas?' katakan padaku?" tanya Nicky.     

"Sangat bahagia sayang, kita sama-sama saling mencintai Nick." ucap Bagas mengusap lembut wajah Nicky.     

Dengan perasaan haru Nicky bangun dari tidurnya dan duduk menghadap Bagas.     

"Maafkan aku ya Gas." ucap Nicky dengan tatapan penuh rasa bersalah.     

"Ini bukan maumu Nick, aku percaya dengan cintamu yang tulus pasti akan kembali padaku." ucap Bagas seraya memeluk Nicky dengan sangat erat.     

"Kamu sangat baik sekali Gas." ucap Nicky menenggelamkan kesedihannya dalam pelukan Bagas.     

"Untukmu tidak akan mengenal hal seperti itu sayang, semuanya pasti aku lakukan untukmu." ucap Bagas menangkup wajah Nicky.     

Hati Nicky merasa tenang setelah Bagas menceritakan semuanya tentang mereka berdua.     

"Bagaimana Nick, apa kamu mau kita ke tempat sekolah kita? kita bisa naik sepeda motor Ayah untuk ke sana?" tanya Bagas dengan hati yang sangat bahagia.     

"Tentu aku mau Gas." ucap Nicky tersenyum bahagia.     

"Ayo... kita berangkat, semoga warung nasi di depan sekolah masih ada ya? kita bisa makan sayur bening kesenanganku." ucap Bagas tersenyum penuh rindu dengan masa kecilnya.     

"Ya aku juga sudah ingin minum susu di sana." ucap Nicky bangun dari duduknya dan mengambil ponselnya.     

"Pakai jaketnya sayang, nanti panas di sana." ucap Bagas memberikan jaketnya agar bisa di pakai Nicky.     

"Ya Gas, terima kasih." ucap Nicky menerima Jaket dari Bagas dan di pakainya.     

Dengan memakai motor Ayah Nicky, Bagas menjalankan motornya ke sekolah di mana dia dulu pernah satu sekolah sama Nicky.     

Tiba di sekolah yang menjadi kenangan terindahnya, Bagas menghentikan motornya tepat di warung yang dulu tempat makan bersama dengan Nicky.     

"Ayo turun Nick." ucap Bagas seraya mengulurkan tangannya.     

Dalam genggaman tangan Bagas, Nicky masuk ke dalam warung yang sudah berubah agak lebih besar di banding dulu.     

"Kamu mau pesan apa sayang?" tanya Bagas dengan tatapan penuh.     

"Kare ayam dan susu saja." jawab Nicky dengan suara pelan.     

Dengan hati bahagia Bagas pesan pada penjual warung seperti yang di pesan Nicky dan makanan kesukaannya.     

Setelah menunggu beberapa saat pesanan Bagas pun datang.     

Dengan penuh perhatian Bagas memberikan pada Nicky kare ayam dan minumannya.     

"Kamu jadi pesan apa Gas?" tanya Nicky dengan antusias.     

"Sayur bening kesukaanku sama teh hangat." ucap Bagas dengan tersenyum.     

"Di hari gini masih suka kamu dengan sayur bening Gas?" tanya Nicky menatap Bagas dengan tatapan tak percaya.     

"Kamu selalu memasak sayur bening buatku Nick." ucap Bagas tak lepas dari senyumannya.     

"Oh ya...benarkah aku masak sayur bening untukmu?" tanya Nicky sambil berpikir untuk mengingatnya.     

"Apa kamu sudah mengingat sesuatu Nick?" tanya Bagas saat melihat Nicky terdiam seperti orang berpikir.     

"Belum Gas, aku mencoba mengingatnya tapi belum ada ingatanku yang masuk." ucap Nicky seraya menekan pelipisnya.     

"Nick, kenapa saat aku mau berangkat kamu tidak datang? aku menunggumu sangat lama saat itu." ucap Bagas dengan serius.     

"Aku datang waktu itu Gas, aku bersembunyi di balik pohon itu. Aku sangat kecewa padamu karena kamu meninggalkan aku." ucap Nicky dengan wajah sedih.     

"Maafkan aku, tapi aku juga sedih sampai aku sakit beberapa bulan karena ingin bertemu kamu." ucap Bagas dengan jujur.     

"Jadi saat kita bertemu pertama kali kamu tidak tahu kalau aku Aya ya Gas?" tanya Nicky sambil meminum susunya.     

"Tidak..aku belum tahu, tapi aku sudah jatuh cinta padamu dan saat aku tahu kamu Aya, aku semakin mencintaimu." ucap Bagas dengan jujur.     

"Dan mungkin aku juga mencintaimu hingga aku tidak jadi menikah dengan Raka, begitu kah Gas?" tanya Nicky memastikan perasaannya.     

"Aku rasa begitu Nicky, kamu begitu baik dan perhatian padaku. Tapi kamu tetap setia pada Raka hingga kalian memutuskan bertunangan dan menikah dengan Raka." ucap Bagas.     

"Dan Hana, apa Hana melakukan pernikahan itu karena membantu kita agar kita bisa bersatu?" tanya Nicky semakin paham dengan jalan cerita hidupnya bersama Bagas.     

"Mereka berdua sangat berjasa sayang, karena mereka berdua lah kita bisa menikah dan mereka berkorban demi kita." ucap Bagas dengan tatapan penuh.     

"Ya... beberapa kali Hana mengingatkan aku untuk memikirkan keputusanku agar aku tidak menyesal nantinya." ucap Nicky dengan wajah tertunduk.     

"Dan sekarang, apa kamu akan tetap ingin meninggalkan aku sayang?" tanya Bagas dengan tatapan penuh pengharapan.     

"Tidak lagi Gas, aku percaya padamu aku merasakan cintamu yang begitu besar padaku." ucap Nicky dengan wajah memerah.     

"Syukurlah sayang, aku sangat bahagia mendengarnya." ucap Bagas dengan sebuah senyuman di bibirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.