THE BELOVED ONE

SAMA-SAMA KEHILANGAN



SAMA-SAMA KEHILANGAN

0Raka duduk sendirian di dalam kamar, melihat ke sekeliling kamar, terasa sangat sepi dan hampa.     
0

Biasanya dia terbangun ada tangan Hana yang melingkar manja di pinggangnya.     

Dan sekarang dia terbangun tanpa ada yang membangunkannya.     

Sudah hampir satu bulan Hana menghilang tanpa ada kabar. Raka sudah lapor ke polisi dan juga sudah mencarinya kemana-mana, Tapi hasilnya tidak ada, seolah-olah Hana memang bersembunyi dan tidak ingin di temukan.     

Bagas dengan keadaan kakinya yang sakit lagi tidak bisa membantu banyak apalagi keadaan Nicky yang sedang hamil muda mudah lemas dan tidak bisa bergerak banyak.     

Dan sekarang Raka sendiri berpikir keras untuk mencari keberadaan Hana yang hilang bagai di telan bumi. Dan anehnya orang tua Hana tidak perduli sama sekali atau bisa jadi orang tua Hana sudah tahu keberadaan Hana tapi tidak memberitahunya, yang pasti dia sudah bertanya tapi orang tua Hana tidak memberitahunya sama sekali. Dan itu membuat kecewa dirinya.     

Sambil menghela nafas panjang Raka menatap ponselnya berharap Hana menghubunginya.     

"Ke mana aku harus mencarimu Hana? kamu tidak pulang ke rumah orang tua kamu, apa kamu tinggal di salah satu butik kamu." ucap Edo dalam keresahan dan kecemasannya karena sampai pagi ini Hana tidak bisa dia hubungi.     

Dengan langkah berat Raka masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, dan segera mencari lagi keberadaan Hana yang masih belum di ketahui keberadaannya.     

***     

"Nyonya Hana, kemarin ada polisi lagi datang kemari. Saya jadi takut mereka masuk ke dalam untuk mencatat Nyonya." ucap Eneng yang sudah bekerja padanya bertahun-tahun menjaga butiknya yang ada di Bogor di mana sekarang jadi tempat tinggalnya setelah dirinya meninggalkan Raka. Hana sudah memberitahu keberadaannya pada orang tuanya dan Bagas namun Hana meminta untuk tidak memberitahu Raka.     

"Tidak apa-apa Neng, mereka tidak akan mungkin masuk kemari. Karena rumah ini ada di dalam butik yang terpisah." ucap Hana dengan hati sedih.     

"Nyonya jangan sedih lagi, bukannya Tuan Raka tidak putus asa untuk mencari Nyonya. Pasti suatu hari Tuan Raka akan menemukan Nyonya di sini." ucap Eneng sebagai teman curhat Hana di kala rindu pada Raka.     

"Ya Neng, aku harapan juga begitu." ucap Hana dengan perasaan yang sudah sangat merindukan Raka.     

"Nyonya sarapan dulu, dari kemarin Nyonya makannya sedikit. Nanti Nyonya bisa sakit kalau tidak makan banyak." ucap Eneng merasa cemas karena wajah Hana terlihat pucat dan lemas.     

"Aku malas makan Neng, perutku terasa tidak enak beberapa hari terakhir. Terasa mual dan ingin muntah." ucap Hana sambil mengusap perutnya.     

"Nyonya... haid Nyonya kapan terakhir?" tanya Eneng yang sudah punya anak satu tinggal bersama orang tuanya di desa.     

"Kenapa Neng? harusnya awal bulan tapi tidak tahu sekarang belum juga datang, mungkin karena aku kepikiran Raka." ucap Hana dengan tatapan sedih.     

"Bisa jadi Nyonya, tapi bisa jadi juga Nyonya hamil." ucap Eneng dengan tatapan penuh.     

"Masak Neng? apa aku hamil? aku hanya melakukan tiga kali dalam satu hari saja." ucap Hana tak percaya jika dirinya hamil dan jika ya maka sangat bahagia hatinya.     

"Eum... Nyonya pagi ini sudah ada ke kamar mandi belum? buang air kecil maksud saya?" tanya Eneng dengan serius.     

"Kebetulan belum Neng, lagi malas kemana-mana." ucap Hana yang tidak ingin keluar ke mana-mana.     

"Begini saja Nyonya, aku akan pergi ke apotik depan untuk beli testpack biar Nyonya bisa tes urine hamil atau tidak?" ucap Eneng dengan wajah penuh semangat.     

"Apa tidak terlalu cepat Neng?" Tanya Hana sedikit ragu karena dia melakukannya hanya satu hari saja.     

"Sudah Nyonya, aku sangat yakin Nyonya hamil karena wajah Nyonya pucat dan juga Nyonya terlihat lemas apalagi merasa mual sekarang." ucap Eneng meyakinkan hati Hana.     

"Baiklah Neng, terserah kamu saja kalau beli yang bagus sekalian ya Neng." ucap Hana pasrah dengan keinginan Eneng.     

"Siap Nyonya." ucap Eneng beranjak pergi meninggalkan Hana yang sedang gelisah dengan hatinya.     

Sambil menunggu kembalinya Eneng, Hana membuka ponselnya yang pakai kartu lama, di lihatnya banyak sekali pesan dan panggilan dari Raka.     

Hana menangis lirih setelah membaca semua pesa Raka, sudah lama Hana ingin membuka ponselnya yang sudah satu bulan tidak aktif tapi hatinya selalu menahannya agar tidak rapuh.     

Dan sekarang pertahanannya telah rapuh karena ada sesuatu yang akan dia ketahui sebentar lagi antara dia hamil atau tidak.     

"Raka....aku juga kesepian dan juga sangat merindukanmu. Aku tidak pernah meninggalkanmu Ka..aku hanya ingin tahu seberapa besar kamu mencintaiku, hanya itu saja." ucap Hana dalam Isak tangisnya.     

"Nyonya." panggil Eneng yang sudah kembali dari Apotik untuk membeli testpack.     

"Ya Neng, bagaimana? kamu sudah mendapatkannya?" tanya Hana dengan hati yang berdebar-debar.     

"Sudah Nyonya, cepat Nyonya ke kamar mandi biar kita tahu kebenarannya." ucap Eneng ikut berdebar-debar hatinya.     

Dengan tubuh lemas, Hana berjalan ke kamar mandi untuk segera memeriksa urine nya untuk kepastian tahu dirinya hamil atau tidak.     

Selang beberapa menit, Hana memberikan testpack nya pada Eneng berserta urinenya yang dia masukkan ke dalam botol gelas kecil.     

"Loh! ini belum Nyonya masukkan ke dalam urine Nyonya?" tanya Eneng bingung.     

"Belum Neng, aku takut.. aku tidak ingin kecewa Neng." Jawab Hana semakin lemas dan duduk bersandar di tempat tidurnya.     

"Ya sudah, kita tes dan lihat sama-sama ya Nyonya." ucap Eneng seraya mencelupkan testpack ke dalam botol.     

Dengan hati berdebar-debar Hana dan Eneng menunggu hasilnya. Hana memejamkan matanya rapat-rapat.     

Hanya beberapa detik kemudian terlihat jelas pada testpack tersebut muncul dua garis merah yang menunjukkan kalau Hana memang sedang hamil.     

"Alhamdulillah Nyonya, lihat buka mata Nyonya! Nyonya hamil.. Nyonya hamil sungguhan!" ucap Eneng dengan wajah penuh kebahagiaan.     

Hana membuka matanya perlahan dan benar apa kata Eneng dirinya telah hamil.     

"Ya Tuhan! aku benar-benar hamil Neng? aku hamil anak Raka." ucap Hana dengan kedua matanya yang sudah mengalir deras airmata kebahagiaan.     

"Ya kan Nyonya? Nyonya sungguh-sungguh telah hamil. Selamat ya Nyonya." ucap Eneng ikut bahagia dengan kehamilannya Hana.     

"Ya Neng, terima kasih banyak ya Neng." ucap Hana sambil mengusap air matanya.     

"Aku akan memberitahu Nicky dan Mama kalau aku sudah hamil." ucap Hana dengan tersenyum penuh kebahagiaan.     

"Drrrrt... Drrrrt... Drrrrt"     

Ponsel Hana yang nomor baru berbunyi berkali-kali.     

"Nyonya...Nyonya Nicky yang telepon." ucap Eneng seraya memberikan ponselnya pada Hana.     

Hana segera menerima panggilan Nicky dengan hati bahagia.     

"Hallo Nicky...baru saja aku mau menghubungimu. Ada apa Nick?" tanya Hana dengan senyum penuh kebahagiaan.     

"Hana...sebaiknya kamu pulang sekarang, Raka kecelakaan tapi tidak terlalu parah, dia sudah ada di rumah sekarang." ucap Nicky yang belum tahu kehamilan Hana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.