THE BELOVED ONE

SEORANG DANISH AILLEN



SEORANG DANISH AILLEN

0"Iiissshh.. kamu bahas apa sih sebenarnya, pusing aku." kesal Ayraa dengan pertanyaan Chello yang muter-muter terus.     
0

"Ayo...kita duduk di paling depan." ajak Ayraa menggandeng pergelangan Chello. Chello menurut saja saat Ayraa menggandengnya duduk di kursi paling depan.     

Ayraa dan Chello segera mengambil tempat duduk. Berdua duduk berdampingan. Sambil makan popcorn, pandangan Ayraa tak lepas dari arena yang tengah berlangsung. Berkali-kali Ayraa harus berdiri dan berteriak menyemangati teman-temannya yang berada di tengah arena sirkuit.     

Lain lagi dengan Chello, pandangannya tak lepas dari Ayraa. Melihat tingkah laku Ayraa, Chello hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.     

"Uuuhhhhh ini gadis...wajahnya terlihat manis dan lembut. tapi sikapnya seperti pejantan tangguh. Semakin hari semakin brutal saja sikapnya, dasar gadis tomboy! Bunda Nicky waktu mengandung Ayraa mengidam apa ya? sampai sifat Bunda bertolak belakang sekali dengan sifat Ayraa." gumam Chello dalam hati sesekali menghela nafas panjang.     

"Chell...Chello, kamu ngelamunin apa sih? ayo pulang." ucap Ayraa membuyarkan pikiran Chello tentang dirinya.     

Namun Chello hanya mengangkat kedua pundaknya, kemudian berdiri mengikuti Ayraa yang lebih dulu jalan di depannya.     

Di luar gelanggang, Ayraa melihat ada kedai penjual es cream. Rasa haus Ayraa mengundangnya untuk segera membeli.     

"Chell...beli es cream ya?" ucap Ayraa sedikit merajuk sambil menarik-narik tangan Chello.     

"Pesanlah dulu...aku mau ambil motor dulu." ucap Chello, sambil mengambil dompetnya dan di berikannya pada Ayraa.     

Ayraa yang sudah membawa dompet Chello, segera menuju ke kedai Es cream. Di pesannya satu es cream rasa vanila kesukaannya, dan satu es cream rasa alpokat kesukaanya Chello.     

Pada saat Ayraa akan duduk di tempat yang agak sepi untuk menikmati Es creamnya. Ada laki-laki bertampang seperti preman yang menggoda Ayraa dengan mengambil es creamnya dan mencomotnya tanpa ada permisi.     

Emosi Ayraa menjadi naik seketika melihat tingkah laku laki-laki yang tidak sopan santun itu.     

"Hai...dasar laki-laki kurang ajar, tidak punya sopan santun!" teriak Ayraa sambil merampas es creamnya dan melemparkannya ke wajah preman itu.     

Wajah preman itu merah padam menahan amarah, dengan sikap Ayraa yang telah berani melempar es cream ke wajahnya.     

Tangan preman itu mengepal, lalu menarik lengan Ayraa dengan kasar.     

"Hai...kamu gadis cilik berani sekali kamu melawanku? apa kamu tidak tahu siapa aku?" gertak preman itu masih dengan cekalannya di lengan Ayraa.     

"Kenapa tidak hahh!! kamu sudah tidak sopan mengambil es creamku! dan aku tidak takut sama sekali padamu! paling juga kamu sampah masyarakat di sini." sahut Ayraa dengan mata melotot membalas tatapan sangar preman itu.     

"Kamu! kamu harus aku beri pelajaran." geram preman itu masih mencekal lengan Ayraa dan menarik ke dalam pelukannya.     

Ayraa meronta dengan menendang-nendangkan kakinya ke kaki preman itu.     

Tubuh Ayraa menggeliat berontak, namun tenaganya tidak cukup kuat untuk melepas cekalannya preman itu.     

Preman itu mendekatkan wajahnya ke wajah Ayraa, hati Ayraa menciut ketakutan. Ayraa menjauhkan wajahnya saat wajah preman itu semakin dekat, dengan mata terpejam Ayraa berteriak histeris.     

"Tolooooong!! toloonggg!! teriak Ayraa dengan keras sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari pertolongan.     

"BUG..BUG...BUG"     

Terdengar suara pukulan berkali-kali di telinga Ayraa. Cekalan Ayraa terlepas, Ayraa membuka matanya di lihatnya preman itu jatuh tersungkur dengan darah di ujung bibirnya.     

Mata Ayraa menangkap seseorang dengan tubuh yang tinggi dan berkulit bersih, serta wajahnya yang sangat begitu tampan bak dewa yunani yang turun dari kayangan, penampilannya seperti bukan kalangan biasa, karena di tempat seperti ini, laki-laki itu nampak rapi dengan stelan jasnya.     

Laki-laki itu menatap Ayraa dan memamerkan senyumnya yang sungguh sangat menawan yang mampu melelehkan hati Ayraa.     

"Ayoo...bangun!! apa kamu tidak malu? beraninya hanya sama wanita? ayo cepat bersimpuh di kakinya dan minta maaf." ucap laki-laki itu dengan suara beratnya.     

"Ohhh my God! suaranya..membuat hatiku makin meleleh." pekik Ayraa dengan hatinya yang mulai meleleh.     

Dengan tubuh kesakitan, preman itu segera bersimpuh di kaki Ayraa dan memohon maaf.     

"Maafkan aku Nona...aku tidak akan mengganggumu lagi, aku berjanji." ucap preman itu dengan wajah yang lebam-lebam, kemudian berjalan mundur dan berbalik dan berlari menjauh dari tempat Ayraa berdiri.     

"Kemarilah adek manis." panggil laki-laki itu dengan senyum kecilnya yang menempel jelas di sudut bibirnya.     

"Siapa namamu?" tanya laki-laki itu dengan suara beratnya menatap Ayraa yang wajahnya memerah dadu.     

"Ayraa kak." jawab Ayraa singkat dengan degup jantungnya yang entah karena apa menjadi tak karuan.     

"Aku Danish Aillen, panggil saja Danish." ucap Danish mengulurkan tangannya. Sedikit ragu Ayraa menerima uluran tangan Danish.     

Dada Ayraa berdebar-debar dan berdetak keras mengikuti irama jantungnya yang semakin berlari kencang, saat tangan halus Danish menyentuh kulitnya, tampak terlihat jelas kulit Danish yang terlihat putih bersih dan halus, sedangkan kulit Ayraa yang kuning langsat serta terlihat dekil terkena debu jalanan dan saat di gelanggang arena tadi.     

"Ayraa." panggil Chello menghampiri Ayraa dari atas motornya. Membuyarkan pegangan tangan Ayraa dan Danish.     

"Kenapa kamu di sini? bukannya kamu tadi beli es cream?" ucap Chello dengan wajah sedikit tidak senang dengan kehadiran Danish yang terlihat dekat dengan Ayraa.     

Danish yang mengetahui raut wajah Chello yang dingin, melayangkan senyumnya pada Ayraa.     

"Adek manis...aku pergi ya? hati-hati jangan lagi berada di tempat yang sepi saat sendiri." ucap Danish mengingatkan Ayraa sambil tersenyum manis.     

"Dan ini kartu namaku, kamu bisa menyimpannya kalau ada sesuatu yang mengganggumu kamu bisa menghubungi aku." lanjut Danish dengan mengacak rambut Ayraa yang sudah berantakan menjadi lebih berantakan.     

"Ayo Ay...cepat naik!" teriak Chello, setelah melihat Danish pergi menjauh dari tempat Ayraa berdiri.     

Ayraa yang masih terpaku dengan sebuah kartu nama di tangannya, menjadi gugup dengan teriakan Chello.     

"Ya...ya...tidak usah teriak kali? bawel!" gerutu Ayraa sambil menghentakkan kakinya ke tanah kemudian naik ke atas motor Chello.     

"Chell, kamu tadi lama sekali ambil motornya? memang ambilnya di jakarta ya?" tanya Ayraa dari belakang motor, saat motor Chello sudah melaju pelan.     

"Karcisku hilang, dan aku lupa dompetku ada di kamu, jadi aku harus berdebat dulu sama tukang parkirnya." jelas Chello, kemudian mendadak Chello mengerem motornya dengan keras. Hingga tubuh depan Ayraa maju ke depan menempel di punggung Celo.     

"Chellllooooo!!" pekik Ayraa, sambil memukul punggung Chello dengan sedikit keras.     

Chello mengaduh dengan keras.     

"Aaauuuhhhhh!! kok memukul aku lagi sih Ay." sungut Chello sambil mengusap punggungnya.     

"Salah siapa dulu!! kenapa berhenti tidak bilang-bilang? memang ada apa sih?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Ban depan sepertinya bocor Ay, kamu turun dulu gih." pinta Chello seraya turun dari atas motornya dan melihat ban motor depan.     

Ayraa yang melihat Chello melihat sekeliling jalan ke kanan ke kiri jadi penasaran ingin tahu apa yang di cari Chello.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.