THE BELOVED ONE

AYRAA JATUH CINTA



AYRAA JATUH CINTA

"Ohh.. begitu? silahkan saja lanjutkan mencari buku yang kalian cari." ucap Pak Satpam dengan tersenyum.     

Setelah mendapatkan buku yang di carinya, Danish dan Ayraa meninggalkan toko buku dengan hati lega karena sudah lepas dari masalah dan juga sudah mendapatkan buku yang di carinya.     

"Ayraa.. apa kamu mau pulang sekarang?" tanya Danish tiba-tiba merasa lapar sekalian mengajak Ayraa.     

"Ya Kak." ucap Ayraa dengan berat hati. inginnya hati masih ingin bersama dengan Danish.     

"Mau menemaniku makan? aku sangat lapar sekali." ucap Danish dengan tatapan penuh harap.     

"Apa Kak Dan mentraktirku makan?" tanya Ayraa dengan polos.     

"Ya...aku yang traktir kamu, kamu mau kan?" tanya Danish menunggu jawaban Ayraa.     

"Tentu saja aku mau Kak, yang penting kan di traktir." ucap Ayraa dengan wajah berbinar cerah.     

"Ayo...ikut aku." ucap Danish seraya menggenggam tangan Ayraa dan membawanya masuk ke dalam mobil.     

Dengan menjalankan mobilnya tidak terlalu cepat Danish mengajak Ayraa ke tempat makan yang tempatnya di area taman alun-alun.     

"Kita makan di sini saja ya." ucap Danish menghentikan mobilnya dan memarkirkan di tempat yang aman.     

Ayraa tidak menjawab selain diam mengiyakan apa yang di pilih Danish.     

"Ayo... Ayraa, turun." ucap Danish mengulurkan tangannya agar Ayraa segera turun.     

Ayraa sedikit malu menyambut uluran tangan Danish yang sangat halus.     

Dalam genggaman tangan Danish, Ayraa berjalan mengikuti Danish yang membawanya masuk ke meja yang ada di sudut ruangan.     

"Duduklah." ucap Danish memberikan tempat duduk pada Ayraa.     

Hati Ayraa meleleh dan merasa tersanjung dengan sikap Danish yang sudah sangat berpengalaman.     

"Kamu ingin makan apa Ayraa?" tanya Danish dengan sebuah senyuman yang manis.     

"Terserah Kak Danish saja." sahut Ayraa merasa gugup dan panas dingin.     

"Baiklah, kita pesan makanan Indonesia saja ya.. lontong sate ayam, sama teh hangat." ucap Danish seraya memanggil pelayan dan memberikan pesanannya.     

Sambil menunggu pesanan datang, Danish mengeluarkan sebuah novel remaja dan di berikan pada Ayraa.     

"Apa ini Kak?" tanya Ayraa menerima buku itu dengan tatapan heran.     

"Untuk kamu, kamu bisa membacanya. Menurutku ceritanya bagus kalau lihat dari sinopsisnya." ucap Danish dengan tatapan penuh.     

"Kak Dan suka dengan Novel?" tanya Ayraa tak percaya.     

"Tidak.. tapi kamu menyukainya bukan? karena kamu suka aku membelinya untukmu." ucap Danish dengan tersenyum sangat manis di mata Ayraa. Sungguh sikap dan ucapan Danish telah membuat hati Ayraa jatuh cinta dan sangat mengagumi Danish.     

"Permisi ini pesanannya." ucap pelayan yang datang tiba-tiba dengan meletakkan pesanan Danish di atas meja.     

"Ayo... Ayraa kita makan dulu." ucap Danish dengan sangat tenang menikmati makanannya.     

"Ayraa, pelajaran besok aku memberikan tugas pada semua mahasiswa untuk mengajukan training pada suatu perusahaan selama kurang lebih satu bulan." ucap Danish sambil mengunyah makanannya.     

"Untuk perusahaannya apa kita mencarinya sendiri?" tanya Ayraa sedikit bingung bagaimana dia bisa mencarinya? apa harus pada perusahaan Ayahnya?     

"Ya...kalau kamu mau, kamu bisa training di perusahaanku." ucap Danish dengan serius.     

"Apa Kak Danish yakin?" tanya Ayraa dengan hati sangat gembira.     

"Kamu bisa ke sana dengan waktu yang kamu punya." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Aku tidak menyangka, selain Kak Danish jadi dosen juga seorang pengusaha." ucap Ayraa dengan perasaan kagum.     

"Aku sebenarnya pengusaha, karena Ponco sakit aku di minta untuk menggantikannya sementara." jelas Danish.     

"Hebat ya Kak Danish, tidak aku sangka aku bisa mengenal seorang pengusaha." ucap Ayraa masih terkagum-kagum.     

Danish tersenyum simpul.     

"Makanlah makananmu Ayraa." ucap Danish menatap wajah imut Ayraa.     

"Satenya sangat enak Kak." ucap Ayraa dengan mulut belepotan.     

Danish tersenyum melihat bibir Ayraa yang kotor terkena bumbu sate.     

Dengan penuh perhatian Danish mengambil tissue dan membersihkan mulut Ayraa yang terkena bumbu sate.     

Tubuh Ayraa gemetar dan terpaku menerima perhatian Danish. Baru kali ini hati Ayraa selalu berdebar-debar dan juga berkali-kali meleleh mendapat perhatian dari seorang laki-laki.     

"Terima kasih Kak Dan." ucap Ayraa setelah Danish membersihkan mulutnya.     

"Sama-sama Ayraa." ucap Danish sedikit merasakan sesuatu tiap kali melihat senyum bahagia Ayraa.     

"Apa kamu mau tambah lagi?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Tidak Kak... sudah kenyang." ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

"Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang." ucap Danish merasa berat harus berpisah dengan Ayraa.     

"Ya Kak Dan.... terima kasih Kak." ucap Ayraa bangun dari duduknya untuk segera pulang di antar oleh Danish.     

Dalam perjalanan pulang Danish menyalakan musik yang sangat romantis yang membuat hati Ayraa semakin tidak karuan.     

"Kamu menyukai lagu-lagu yang ku putar Ayraa?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Sangat suka Kak, sampai terbawa suasana." ucap Ayraa membayangkan bersama Danish sebagai kekasihnya.     

"Kamu sedang melamunkan apa?" tanya Danish dengan tersenyum.     

"Melamunkan Kak Dan... Ehhh!! bukan.. ingin sampai rumah dan tidur.     

"Bukan melamunkan aku ya?" tanya Danish saat mendengar ucapan yang pertama dari Ayraa adalah melamunkannya.     

"Emm..ya Kak, karena kak Dan sangat baik." ucap Ayraa dengan jujur.     

"Karena kamu juga sangat baik dan pintar." ucap Danish dengan pandangan penuh.     

"Terima kasih Kak." ucap Ayraa semakin tidak bisa membedakan mana dia harus GR atau sungguhan.     

Karena Danish menjalankan mobilnya dengan sangat pelan. Jam tujuh malam Ayraa sampai rumah.     

"Di sinikah rumahmu?" tanya Danish dengan tatapan perbaya.     

"Ya Kak." sahut Ayraa dengan wajah memerah.     

"Entah kalau pas ada waktu aku ingin bermain ke rumahmu." ucap Danish yang belum pernah main ke rumah Ayraa.     

"Dengan senang hati Kak." ucap Ayraa berharap itu benar.     

"Ya... sudah aku mau pulang dulu ya." ucap Danish kemudian menjalankan mobilnya ke arah pulang.     

***     

Ayraa tidak bisa memejamkan matanya, masih teringat jelas sikap manis Danish padanya.     

Sambil membaca novel yang di belikan Danish, Ayraa memegang ponselnya mengamati sebuah nama yang sudah memasuki ruang hatinya.     

"Kak Danish lagi apa ya?" tanya Ayraa ingin mengirim pesan pada Danish.     

Dengan memberanikan diri akhirnya Ayraa mengirim pesan pada Danish.     

"Selamat malam Kak Danish." tanya Ayraa kirim pesan pertamanya.     

"Selamat malam, dengan siapa ya?" tanya Danish dengan singkat.     

"Ayraa Kak." sahut Ayraa dengan jujur.     

"Oh... Ayraa, kamu belum tidur Ayraa." ucap Danish ada perasaan senang tahu Ayraa yang mengirim pesan padanya.     

"Aku tidak bisa tidur Kak." ucap Ayraa ingin berbaring dan tidur tapi tidak bisa. Bayangan Danish semakin lekat dalam hatinya.     

"Kenapa tidak bisa tidur? apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Danish penuh perhatian.     

"Ya Kak... terbayang wajah Kak Dan." jawab Ayraa dengan jujur.     

"Aku juga tidak bisa tidur karena ada bayanganmu di mataku Ayraa." sahut Danish merasakan hal yang sama.     

"Aahh...Kak Danish bohong, hanya bercanda kan Kak?' tanya Ayraa dengan hati berdebar-debar indah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.