THE BELOVED ONE

RASA SEPIKU



RASA SEPIKU

1Nicky menghubungi Mamanya Elina untuk sekedar pamit. Pagi ini dia harus berangkat ke surabaya di temani Raka dan Hana. Hana yang sangat mengerti benar masalah yang di hadapi Nicky, tidak tega jika membiarkannya sendirian.     
1

Elina bersama Genta rencananya menyusul ke surabaya pada hari sabtu tepatnya malam hari. Karena acara akad nikahnya pada hari Minggu pagi.     

Hana yang ikut bersama Nicky terpaksa harus mengambil cuti dari hari selasa sampai hari Jumat. Dan untungnya Ijinnya di dapatkan dengan mudah. Sebelum berangkat ke Bandara, Hana menyempatkan mengirim pesan pada Bagas jika pagi ini Nicky akan berangkat ke surabaya. Dan Hanapun sedikit banyak menceritakan keadaan Nicky yang semalam hancur dan rapuh. Hana mengatakan di pesannya jika memang Bagas perduli dan mencintai Nicky pasti dia akan datang melihat keberangkatan Nicky.     

Di Bandara Nicky , memakai kaca mata hitam untuk menutupi matanya yang masih terlihat bengkak. Raka menggandeng tangan Nicky. Hana berjalan mengikuti di belakang Raka dan Nicky sambil matanya sesekali mencari bayangan Bagas. Waktu hanya tinggal dua puluh menit lagi. Hana masih mencari-cari keberadaan Bagas. Namun sampai waktu tinggal lima belas menit bayangan Bagas belum tampak juga. Raka dan Nicky sudah berdiri untuk segera masuk k pesawat. Hana pun bangkit untuk segera menyusul. Namun saat akan melangkah, terdengar Suara Bagas memanggilnya dengan pelan.     

Nampak Bagas berdiri dengan wajahnya yang terlihat pucat.     

Hana merasa lega, ternyata benar Bagas sangat mencintai Nicky.     

" Hana,....aku mohon jangan bilang Nicky jika aku di sini,..." mohon Bagas dengan suara yang parau sambil tangannya yang memegang perutnya.     

" Apakah kamu sakit Gas,...? " wajahmu terlihat pucat sekali,...?" selidik Hana.     

" Tidak,....hanya sedikit kurang sehat saja,..." Hana, tolong jaga Nicky jika tiba di sana nanti ya,...temani dia agar dia tidak merasa kesepian,..aku mohon padamu,..." ucap Bagas dengan tatapan memohon, sangat terlihat jelas Bagas begitu mencemaskan Nicky.     

Hana menganggukkan kepalanya dengan pasti.     

" Aku akan menjaga Nicky dengan baik...kamu tenang saja Gas,.." aku masuk dulu,...dan terima kasih telah meyakinkanku jika kamu memang benar-benar mencintai Nicky,..." ucap Hana dengan tersenyum kemudian bergegas masuk menyusul Raka dan Nicky yang sudah masuk lebih dulu.     

Bagas menatap kosong pesawat yang sudah tinggal landas. Nickynya telah pergi dengan membawa semua rasa cinta dan kerinduannya. Dengan mata terpejam dan menahan sakit pada perutnya. Bagas menghampiri mobil Genta yang sudah menunggunya.     

Bagas masuk ke mobil dan duduk dengan pikiran yang kosong.     

" Gas,..." apakah sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang,..?" kamu sangat pucat sekali Gas,.." kata Genta merasa kuatir melihat Bagas yang sesekali merintih memegang perutnya.     

" Gak usah Gen ..aku baik-baik saja,...antar aku balik ke vila,..." aku ingin beristirahat di sana sampai Nicky acara pernikahan Nicky selesai,.." jawab Bagas dengan suara pelan.     

" Kamu keras kepala sekali Gas,...bagaimana jika Mama tahu soal ini? pasti Mama akan sangat sedih sekali,..." Genta mengeluh melihat keras kepalanya Bagas.     

Bagas menoleh menatap Genta dengan sedikit tajam.     

" Aku tidak ingin mama tahu hal ini,...aku tidak ingin mama cemas,,....jadi kamu tahu apa yang harus kamu lakukan,..." kata Bagas dengan datar tidak ingin mamanya tahu kalau saat ini dia sedang sakit.     

" Ya ,....terserah kamu saja Gas,...tapi jika kamu kenapa-napa jangan salahkan aku jika aku akan memberitahu mama, jadi kamu harus menjaga dirimu dengan sangat baik,..." ucap Genta sambil menjalankan mobilnya ke arah Villa tempat pribadinya Bagas.     

Bagas terdiam tidak menjawab pertanyaan Genta, Pandangannya menatap jalanan dengan tatapan yang hampa, sehampa hatinya setelah melepas kepergian Nicky wanita yang sangat di cintainya.     

Bagas kembali mengusap perutnya yang terasa nyeri. Namun gerakannya terlihat jelas oleh Genta. Genta menghela nafas, pikirannya rumit, dia sangat menguatirkan keadaan Bagas. Namun Bagas menolak keras dengan semua perhatiannya.     

Sampai di Vila, Bagas masuk ke dalam rumah masih dalam keadaan diam. Genta mengikuti Bagas yang masuk ke dalam kamarnya.     

" Gas,...baiknya aku panggil dokter untuk memeriksamu,...sepertinya lambungmu tidak cukup baik sekarang,..." Genta mengambil HP nya berniat menghubungi Dokter Irwan. Namun tangan Bagas menahannya dengan kuat.     

" Tidak perlu Gen ,...jangan menelepon dokter Irwan,...nanti dokter irwan pasti akan mengabari mama,..." aku mohon Gen biarkan aku sendiri di sini ,..aku janji padamu aku akan menjaga diriku,..." ucap Bagas dengan suara yang sangat lemah.     

" Baiklah Gas,....aku pegang kata-katamu itu ..." Genta memegang pundak Bagas. " Aku akan balik ke kantor sekarang,..." jika kamu masih ingin di sini kamu harus tetap dalam keadaan sehat " lanjut Genta. Dengan hati yang masih cemas terpaksa Genta meninggalkan Bagas sendirian di Vilanya.     

Bagas membaringkan tubuhnya yang sangat lelah, hatinya yang lelah, jiwanya yang lelah ...     

Tubuh Bagas meringkuk sambil memegang perutnya yang semakin terasa sakit.     

" Nicky,...Nicky,....aku sangat merindukanmu,....aku benar-benar sangat merindukanmu Nick,." Bagas meringkuk dengan tangis terisak. " Aku kesepian di sini Nick, sangat kesepian,..." Aku sepi tanpa mu,..." Tangan Bagas meremas perutnya yang semakin terasa sakit. Suaranya masih merintih memanggil-manggil Nicky.     

" Aku mohon kembalilah padaku Nick,....aku tak bisa hidup tanpamu,..." aku mohon Nick,....!" aku mohonnnnn kembalilah,..." rintih Bagas sambil menahan sakit di lambungnya yang semakin menyiksa.     

Hati Bagas yang terluka, menangis sendiri dalam kamarnya. Tidak ada siapapun selain dirinya dengan rasa sepinya.     

Karena rasa sakitnya sudah tidak bisa di tahan , sambil merangkak Bagas mencoba meraih obat lambungnya yang dia atas meja. Keringat dingin sudah menetes dari dahi Bagas. Kulitnya terasa dingin, tak mampu untuk bergerak. Namun Bagas masih berusaha untuk menggapai segelas air, saat gelas sudah di raihnya , rasa sakit Bagas sudah tidak bisa dia tahan, Bagas ambruk di lantai tak sadarkan diri.     

Dalam keadaan tidak sadar, Bagas melihat sebuah taman di depannya namun terlihat berkabut.     

Ada Nicky duduk di taman itu dan Nicky melambaikan tangan kepadanya.     

"Bagas kemarilah sayang." panggil Nicky dengan wajah sedih.     

"Ya Nick." sahut Bagas menghampiri Nicky yang terlihat sangat sedih menatapnya.     

"Aku akan menikah besok, kamu akan baik-baik saja kan Gas?" tanya Nicky meraih tangan Bagas agar tidur di atas pangkuannya.     

"Aku tidak akan baik-baik saja Nick, aku akan mati secara perlahan dengan rasa sakitku ini.     

"Kamu harus bertahan Gas, kamu tidak boleh mati... karena aku tidak bisa hidup tenang jika kamu tidak ada. Aku sangat mencintaimu Gas. Tapi aku harus tetap menikah dengan Raka." ucap Nicky dengan sedih.     

"Jangan menikah Nicky, aku akan mati di sini Nick" ucap Bagas dengan suara lemah memeluk tubuh Nicky.     

"Aku harus segera pergi gas, jaga dirimu baik-baik ya." ucap Nicky bangun dari duduknya dan berjalan jauh di ujung jalan yang berkabut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.