THE BELOVED ONE

KEMBALI PADA CINTA



KEMBALI PADA CINTA

0"Nick? kamu ada di sini?" tanya Raka dengan tatapan tak percaya ada Nicky di sampingnya.     
0

"Ya Ka, aku ada di sini karena atas permintaan Hana. Hana telah salah paham padamu. Mungkin dia telah mendengar dan meracau memanggil namaku hingga Hana menyangka kamu masih mencintaiku." ucap Nicky dengan serius.     

"Nick." panggil Raka dengan tatapan sayu.     

"Ya Ka." sahut Nicky dengan hati berdebar-debar.     

"Apakah perasaanmu saat ini masih sama dengan perasaanmu saat di suku Arzza? apa kamu masih menginginkanku?" tanya Raka memberanikan diri untuk mengakui perasaannya.     

Nicky terdiam menatap Raka dengan perasaan bersalah.     

"Raka, kamu tahu sampai saat ini aku masih belum mendapatkan ingatanku kembali? dan perasaanku masih ada untukmu. Tapi di saat aku sudah bertemu dengan Bagas dan Mama, juga pulang ke Surabaya, aku merasakan sesuatu yang lain. Sepertinya aku telah jatuh cinta pada Bagas, dia sangat baik tidak pernah memaksakan kehendaknya. Bagas hanya berusaha mempertahankan tapi tidak memaksakan kehendaknya ." ucap Nicky dengan wajah tertunduk.     

"Ya.. Bagas memang sangat mencintaimu Nick." ucap Raka kemudian diam dengan pikirannya.     

"Aku sudah berpikir dalam tiga hari terakhir, aku tidak ingin bercerai. Dan dengan kejadian ini tadi Bagas masih saja memberikan aku kebebasan untuk memilih seperti kata hatiku. Tapi anehnya, semakin aku ke sini aku tidak ingin kehilangannya Ka? Bagas terlalu baik padaku? dan perasaan yang tidak bisa aku katakan." ucap Nicky dengan tatapan menerawang jauh.     

"Mungkin dalam hati kamu sudah menemukan perasaan itu Nick, tapi kamu belum menemukan kepingan memori itu." ucap Raka menelan kembali perasaan yang aman di ungkapkannya.     

"Sepertinya seperti itu Ka, jadi...aku sudah berpikir untuk tidak meninggalkannya. Dan aku harap kamu juga bisa mencintai Hana dengan sepenuh hati. Sekarang kita harus bisa mempertahankan mereka Gas." ucap Nicky dengan tatapan memohon.     

"Kamu benar Nick, saatnya sekarang harus benar-benar merupakan masa lalu kita. Aku juga akan mempertahankan Hana, aku akan mencarinya." ucap Raka dengan tersenyum merasa lega bisa bicara dengan Nicky dari hati ke hati.     

"Aku sayang padamu Ka, tapi kita tetap harus bertahan dengan apa yang kita miliki sekarang." ucap Nicky membalas senyuman Raka.     

"Aku juga sayang padamu Nick, terima kasih masih ada perasaan untukku." ucap Raka menggenggam tangan Nicky untuk yang terakhir kalinya.     

"Aku mau pulang, aku tidak ingin Bagas menungguku terlalu lama. Kamu juga harus mencari Hana." ucap Nicky membalas genggaman tangan Raka.     

"Ya... semoga kita semua ke depan bahagia." ucap Raka dengan perasaan lega.     

"Aku sangat yakin kita akan bahagia, aku pulang dulu." ucap Nicky kemudian beranjak dari tempatnya dan pergi keluar untuk segera pulang menemui Bagas.     

Sampai di rumah Nicky melihat mobil Bagas sudah ada di rumah.     

"Sepertinya Bagas sudah pulang, aku harus segera menemuinya." ucap Nicky dengan perasaan yang lebih yakin dengan semua keputusannya.     

Nicky masuk ke dalam rumah dan melihat keadaan rumah sangat sepi sejak Elina tinggal di Jakarta.     

"Bagas ada di mana ya?" tanya Nicky mencari keberadaan Bagas yang tidak ada di kamarnya.     

"Mungkin di ruang kerja, aku akan melihatnya di sana." ucap Nicky dengan hati sedikit cemas.     

Tanpa menimbulkan suara Nicky masuk dalam ruang kerja. Di lihatnya Bagas sedang bersandar di kursi dengan kedua matanya terpejam.     

"Apa Bagas sedang sedih?" tanya Nicky dalam hati sambil berjalan mendekati Bagas.     

Dengan perasaan yang campur aduk, Nicky memeluk leher Bagas dari arah belakang.     

"Sayang, kenapa kamu ada di sini?" tanya Nicky dengan suara pelan di tepat di telinga Bagas.     

Tubuh Bagas tak bergerak mendengar suara Nicky yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya.     

Perlahan Bagas membuka matanya, melihat wajah kedua mata Nicky yang sedang menatapnya.     

"Nicky? kamu di sini?" tanya Bagas menengadahkan wajahnya tepat di wajah Nicky.     

"Ya sayang, aku kembali pulang... karena di sini rumahku, di mana suamiku sedang menungguku dengan sabar." sahut Nicky seraya mengecup pipi Bagas penuh rasa sayang.     

Bagas menatap Nicky dengan perasaan tidak percaya.     

"Apa kamu sudah mendapatkan memori mu sayang?" tanya Bagas menatap penuh wajah Nicky.     

"Belum Gas, tapi aku sangat yakin dengan perasaanku kalau saat ini aku jatuh cinta padamu." ucap Nicky dengan suara pelan.     

"Benarkah itu sayang?" tanya Bagas dengan suara bergetar merasakan kebahagiaan dalam hatinya.     

"Ya.... sejak kita ke Surabaya, aku jatuh cinta padamu lagi...aku mencintaimu." ucap Nicky bergerak pelan dan duduk di pangkuan Bagas.     

"Aku juga sangat mencintaimu Nick, tapi bagaimana dengan Raka sekarang?" tanya Bagas memeluk pinggang Nicky.     

"Kamu selalu memikirkan Raka sayang." ucap Nicky seraya mengecup pelan bibir Bagas.     

"Aku tidak ingin menyakiti hati siapapun dengan perasaanku Ini Nick." ucap Bagas dengan tatapan penuh.     

"Tidak ada yang tersakiti Gas, semua baik-baik saja. Raka akan mencari Hana dan akan mempertahankan rumah tangganya." ucap Nicky menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Bagas.     

"Nicky, aku bahagia mendengarnya sayang." ucap Bagas memeluk Nicky semakin erat.     

"Kita ke kamar sekarang sayang?" ucap Nicky dengan tatapan teduh.     

"Tentu saja sayang." ucap Bagas dengan tersenyum.     

Dengan saling memeluk Bagas dan Nicky keluar dari ruang kerja dan berjalan masuk ke dalam kamar.     

"Kamu belum berganti pakaian sayang?" tanya Nicky baru sadar melihat pakaian Bagas masih sama dengan pakaian yang di pakainya tadi pagi.     

"Aku tadi terlalu sedih, jadi langsung ke ruang kerja." ucap Bagas dengan wajah memerah.     

"Apa yang kamu pikirkan tadi sayang?" tanya Nicky menatap dalam wajah Bagas.     

"Aku takut kehilanganmu, aku merasa kamu tidak akan pulang dan menjaga Raka karena aku tahu kamu mencintai Raka." ucap Bagas dengan sedih.     

"Dan apa yang kamu pikirkan tidak benar, aku lebih mencintaimu dan aku juga tidak ingin berpisah denganmu." ucap Nicky dengan suara lirih memeluk pinggang Bagas dan mengusap lembut wajah Bagas.     

"Terima kasih sayang, aku sangat bahagia mendengarnya." ucap Bagas menangkup wajah Nicky dan mengecup kening dengan penuh perasaan.     

"Apa kita akan berdiri terus seperti ini sayang?" tanya Nicky dengan tersenyum.     

"Berdiri lama denganmu membuat aku lupa dengan rasa nyeri di lututku sayang." ucap Bagas yang merasakan dalam dua minggu terakhir kakinya terasa nyeri dan sakit saat di pakai berjalan.     

"Kenapa dengan kakimu sayang?" tanya Nicky dengan cemas.     

"Sangat sakit kalau buat berjalan dan nyeri." ucap Bagas dengan jujur.     

"Apa karena ada kaitannya dengan sakitmu yang dulu? coba aku lihat Gas." ucap Nicky seraya menarik pelan tangan Bagas untuk duduk.     

"Yang mana yang sakit Gas?" tanya Nicky meletakkan kaki Bagas di atas pahanya.     

"Keduanya Nick, dua bulan aku sudah tidak kontrol lagi dan tidak minum obat." ucap Bagas melihat Nicky yang kesulitan menaikkan celananya.     

"Sebaiknya celanamu di lepas dulu sayang, ganti dengan celana pendek." ucap Nicky bangun dari tempatnya untuk mengambil celana pendek dari dalam almari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.