THE BELOVED ONE

KENANGAN KITA



KENANGAN KITA

0Bagas terbangun dari tidurnya, di lihat kursi di sampingnya kosong, tidak ada keberadaan Nicky. Mata Bagas mencari-cari ke sekeliling ruangan. Namun tak juga menemukan Nicky. Terbesit di hatinya, apakah yang di alaminya hanyalah sebuah mimpi. Bagas memanggil-manggil Nicky dengan sedikit berteriak berharap ada suara Nicky yang menjawabnya. Namun tidak ada jawaban sedikitpun. Hati Bagas mulai kebat kebit. merasa takut jika yang di alaminya memanglah sebuah mimpi. Bagas bergegas turun dari ranjangnya, mencari keberadaan Nicky, Bagas berjalan ke arah kamar mandi , berteriak memanggil nama Nicky dengan suara yang mulai parau. Di bukanya kamar mandinya dengan sedikit kerepotan karena tanganya masih terinfus dan terpaksa Bagas membawa tiang infusnya. Bagas mulai kebingungan dan pikirannya menjadi kalut. " Apakah benar ini semua hanya mimpi,...Apakah saat Nicky bersamanya hanyalah sebuah ilusi,...?" hati Bagas meringis lirih. Bagas terduduk di sofa, tubuhnya langsung terasa lemas. Hatinya masih belum percaya jika semua yang di alaminya hanyalah mimpi.     
0

Bagas meremas rambutnya, kepalanya terasa mulai berputar, dan matanya mulai berkunang-kunang.     

" CEKLEK " pintu kamar terbuka, nampak wajah Nicky terlihat di depan pintu yang sudah di tutupnya kembali. " Nicky,...!!"" teriak Bagas spontan. Bagas berdiri dengan cepat , langsung menubruk tubuh Nicky dan memeluknya erat. Nickypun menangkap tubuh Bagas yang menubruknya dan membalas pelukan Bagas dengan mendekapnya. Dengan masih mendekap Bagas, Nicky masih diam terpaku dengan wajah bengong dan pikiran yang bertanya-tanya, apalagi saat melihat Wajah Bagas yang pucat, sedang memeluknya erat dengan tiang infusnya di tangan kanannya, dan kenapa Bagas tidak berbaring di ranjangnya. Bukannya pagi-pagi sekali saat dia pergi , meninggalkan Bagas masih dalam keadaan tertidur pulas,.."?.     

" Nicky,..." panggil Bagas lirih masih memeluk tubuh Nicky erat, dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Nicky. Bagas menitikkan airmata, dan jatuh basah di dada Nicky. Nicky semakin bingung dengan sikap Bagas apalagi dadanya sedikit basah oleh airmata Bagas.     

" Ya Gas,....ada apa,..?" kenapa kamu turun dari tempat tidur,...?" tanya Nicky sambil menuntun Bagas ke tempat tidurnya. Di baringkannya tubuh Bagas dan di betulkannya infus Bagas yang terlihat ada darah yang membeku di selang infusnya. Tangan Bagas memegang erat tangan Nicky, seakan takut Nicky meninggalkannya lagi. Pandangan Bagas tak lepas dari wajah Nicky. Nicky kuatir dengan keadaan Bagas yang terlihat tidak tenang.     

" Ada apa sayang,...?" tanya Nicky lagi. Di usapnya tangan Bagas yang menggenggamnya sangat erat.     

" Aku takut,.." suara Bagas tersekat. " Aku takut semua ini hanya mimpi, saat aku terbangun dan kamu tidak ada di sampingku,... aku takut kehilanganmu lagi,...." mata Bagas masih terlihat berkabut.     

Nicky bangun,dan memeluk Bagas penuh kasih, mencoba menghilangkan rasa kalut Bagas dan menenangkan hatinya yang takut akan rasa kehilangan.     

" Semuanya bukan mimpi Gas,....semua ini nyata,...aku di sini untukmu dan tidak akan pernah meninggalkanmu,..." tatap Nicky lekat tepat di manik mata Bagas. Sedikit mata berkabut Bagas sirna , mendengar ucapan Nicky yang menenangkan hatinya.     

" Berjanjilah padaku Nick,...kamu tidak akan pernah meninggalkan aku lagi,..dannn ini bukan hanya mimpi,....." mata Bagas memohon.     

" Aku berjanji sayang,..." Nicky menangkup wajah Bagas dengan kedua tangannya. " Akan aku aku tunjukkan padamu jika semua ini bukan hanya mimpi sayang,..." lanjut Nicky. Nicky menatap mata Bagas penuh cinta, dan Bagaspun menatapnya dengan mata yang takut kehilangan.     

" Pejamkan matamu sayang,.." bisik Nicky di telinga Bagas. Bagas memejamkan matanya berlahan. Dengan gerakan halus, Nicky mendekatkan bibirnya ke bibir Bagas, Bagas merasakan gelenjar dalam dadanya, saat bibirnya tersentuh bibir Nicky. Nicky melumat pelan bibir bawah Bagas, dan Bagas merespon membalas lumatan bibir Nicky, Keduanya saling melumat dengan mata yang terpejam, beribu-ribu kupu berterbangan di hati keduanya. Rasa rindu yang selama ini terpendam, membuncah di sela-sela lumatan bibir mereka. Nicky melepaskan tautannya dari bibir Bagas yang melumatnya dengan bergairah. Nicky mengambil nafas panjang, seakan nafasnya tercekat saat Bagas membalas lumatannya dengan secara brutal. Bagas menempelkan keningnya pada kening Nicky. Di peluknya pinggang ramping Nicky.     

" Ini sungguh nyata kan Nick ..." bisik Bagas lirih     

" Iya Gas ....ini nyata sayang,..." jawab Nicky lembut.     

" Hari ini bisakah kita menikah Nick ....?" aku ingin secepatnya kamu menjadi halal bagiku ..." ucap Bagas menekan keningnya pada kening Nicky.     

" Hemmm,.... " setelah kita keluar dari rumah sakit. aku janji kita akan menikah ....kamu harus segera sembuh, jika ingin cepat menikahiku,..." jawab nicky mencium kedua mata Bagas.     

" Ayaaa ...." panggil Bagas tiba-tiba, Nicky mendongak menatap Bagas, kemudian menjauhkan dirinya pelan, dan kembali duduk di kursinya. Bagas meraih tangan Nicky.     

" Nick,....." panggil Bagas,..." Ayaaa ..." suara Bagas terhenti.     

" Aku sudah tahu semua Gas,..." sahut Nicky dengan senyum terkulum. " Dan apa yang dulu aku pikirkan ternyata memang benar, jika kamu itu Aga ..." lanjut Nicky.     

" Tahu darimana ,...?"     

" Dari Hana,...hana dari Kak Jean ..." tapi sejak awal aku sama Hana sudah sedikit curiga jika Aga itu kamu,...walau kamu memungkirinya ..." kata Nicky sambil memainkan jari Bagas.     

" Jadi,....kamu mencintaiku atau mencintai pangeran kecilmu Aga,...?" tanya Bagas penasaran.     

" Keduanya,..." aku tidak perduli itu Aga atau kamu, yang jelas cinta yang aku rasakan, aku temukan pada diri Aga dan kamu, yang ternyata orang yang sama,...." jawab Nicky menatap wajah Bagas penuh cinta. " Dan kamu siapa yang kamu cintai,...Aya atau Aku ..." Nicky bertanya balik.     

" Keduanya sayang, aku pun jatuh cinta pada orang yang sama, baik dulu, sekarang atau pun nanti,...." jawab Bagas mengecup tangan Nicky dengan penuh perasaan.     

" Nick,..." panggil Bagas pelan sedikit ragu.     

" Hemmmm .....?"     

" Apakah .....kamu juga mencintai Raka ....?" tanya Bagas. menatap mata Nicky mencari kejujuran di sana.     

" Ya tentu saja ..." jawab Nicky pelan.     

" Apakah sama besarnya,...?" tanya Bagas lagi dengan hati yang sudah terselimuti rasa cemburu.     

" Menurutmu bagaimana ....lebih besar ke siapa,....?" tanya Nicky berniat mengerjai Bagas.     

" Lebih besar ke Raka sepertinya,...karena aku lihat kamu tetap mempertahankan Raka, walau kamu mencintaiku ....?" jawab Bagas dingin, hatinya sudah terbakar rasa cemburu.     

Nicky menenggelamkan kepalanya ke dada Bagas, di belainya dada Bagas yang berusaha menahan rasa cemburunya.     

" Jika aku lebih mencintai Raka,...aku tidak akan membiarkan Raka menikah dengan Hana,..." dan aku juga tidak akan ada di sini sampai sekarang jika tidak mencintaimu,....jawab Nicky, kemudian menatap mata Bagas secara penuh.     

" Aku sangat mencintaimu,....tidak pada Raka atau pada laki-laki lain ...hanya Bagas seorang yang aku cinta ..." lanjut Nicky.     

" Sungguh ...?" tatap Bagas mencari kesungguhan di mata Nicky.     

" Hemmm,....sungguh...." Nicky mengangguk, Bagas memeluk Nicky dan mendekapny erat. hati Bagas sungguh bahagia.     

"Aku ingin segera keluar dari rumah sakit ini, agar bisa segera menikahimu, .." ungkap Bagas .     

" Cepatlah sembuh,....kalau begitu...." tantang Nicky.     

" Aku sudah sembuh sekarang,...hari ini aku mau pulang,....aku ingin menikahimu hari ini juga,..." jawab Bagas cepat. Nicky terkekeh mendengar jawaban Bagas.     

" Yakin sudah sembuh, ..?" tanya Nicky     

" Sangat yakin ..." sahut Bagas antusias.     

" Baiklah ayo kita menikah.,.." mama sama papa sudah berada di rumah Hana sekarang,..." tukas Nicky.     

Bagas menarik tubuh Nicky dan medekapnya,...     

" Benarkah,...kamu seriuskan,...?" tanya Bagas tidak percaya     

" Serius,..." jawab Nicky, " Bentar lagi mereka semua akan datang,...menjemput kita untuk pulang ...tadi pagi-pagi aku menjemput mama dan papa di bandara bersama Genta..., maaf aku tidak memberitahumu ,....." jelas Nicky. Bagas lebih memperat dekapannya.     

" Aku ingin mempercayai semua ini sayang,...ini bukannya mimpikan sayang ...?" tanya Bagas dengan suara tercekat.     

" Ini bukan mimpi sayang ....bukankah aku telah berjanji padamu saat kamu koma,.." jika kamu sadar aku segera menikah denganmu,..."     

Bagas menatap Nicky dengan masih tidak percaya, ini semua sangat mengejutkannya, hatinya di penuhi kebahagiaan yang luar biasa. Di kecupnya kedua tangan Nicky berulang-ulang.     

" Makasih sayang,...makasih atas kebahagiaan yang kamu berikan padaku ..." aku sangat mencintaimu Aya,...." Bagas memeluk tubuh Nickynya erat.     

" Aku juga sangat mencintaimu Aga,...pangeran kecilku ....." sahut Nicky, membalas pelukan Bagas tak kala eratnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.