THE BELOVED ONE

KISI HATI RAKA



KISI HATI RAKA

0Pagi ini Raka sendiri di kamarnya. Dia tidak bisa ke rumah sakit bersama keluarga Elina dan orang tua Nicky. Karena Raka harus menunggu Hana pulang dari mengajar. Hana mengusahakan agar bisa pulang cepat. Untuk bisa menyusul segera ke rumah sakit. Saat ini Raka berbaring gelisah di ranjangnya. Terasa ada sesuatu yang telah di hilang di hatinya. Mungkin sebuah tulang rusuknya yang telah hilang. Mata Raka terpejam. Di sudut kedua matanya tampak setitik air mata yang menetes berlahan. Sungguh hati Raka sebenarnya sangat terluka. Jika saja Raka bisa egois dan mementingkan kebahagiaannya sendiri, pastilah Nicky sekarang sudah menjadi istrinya dan hanya menjadi miliknya. Hati Raka merintih lirih,.semakin terasa sangat sakit jika mengingat semua kenangan bersama Nicky, lima tahun sudah perjalanan cintanya dengan Nicky berjalan dengan lancar, tanpa ada halangan maupun ujian. Tidak pernah sedikitpun ada pertengkaran ataupun sedikit kesalahpahaman di antara dia dan Nicky. Hanya kebahagiaan dan kenyamanan yang Raka rasakan saat bersama Nicky. Namun sekarang ,..!" dengan kenangan selama lima tahun, bagaimana dia bisa melupakannya. Tidak sedikitpun kenangan itu bisa lepas dari hatinya, apalagi untuk bisa melupakannya. Segala usaha telah dia coba, dengan berusaha menerima Hana, dengan mengingat semua kebaikan yang telah di lakukan Hana pada Nicky. Namun tetap saja kenangannya dan rasa cintanya pada Nicky tak juga bisa sirna. Raka menangis dengan mata terpejamnya, tubuhnya meringkuk dengan suara isakan dan sesak di dalam dadanya.     
0

" Nicky,....." suara Raka merintih memanggil nama Nicky tangannya meremas kain sprei dengan sangat kuatnya. " Nicky,....sangat sakit sekali di sini,....." lirih suara Raka sambil memegang dadanya, Dengan tubuh semakin meringkuk. Sungguh hanya dia orang yang saat ini terluka, di saat semuanya bahagia. " Kenapa ini harus terjadi padaku,.....kenapa harus aku yang tidak bisa memilikimu ...aku sangat mencintaimu,....aku sungguh ingin kamu bahagia,.....tapi kenapa hatiku terasa sangat sakit di saat kamu akan menjadi milik Bagas,...." rintih Raka dengan suara yang meraung kesakitan. " Aku tidak sanggup dengan semua ini Nick,....aku sangat mencintaimu,....." Aku tidak bisa hidup tanpamu Nick,...aku sudah mencoba untuk melupakanmu,...aku sudah berusaha melepasmu agar kamu bisa bahagia,.....namun hatiku sangat sakit Nick,...sangat sakit sekali,.....lebih baik aku mati,....aku sudah tak sanggup menyembunyikan kesakitaanku ini,...." tangis Raka masih terisak , Raka benar-benar merasa kehilangan, Berlahan Raka bangun dari tidurnya, dan berjalan ke laci rias Hana, Raka mencari-cari sesuatu di laci tersebut, di lihatnya ada pencukur kumis yang kemarin sempat dia pakai. Raka meraih pencukur kumis tersebut dan mengeluarkan silet dari alatnya. Mata Raka terpejam , Pikiran dan hatinya seakan telah lepas dari jiwa raganya.     

" Aku ingin kamu bahagia Nick,....tapi sungguh aku tidak sanggup hidup tanpa dirimu,....maafkan aku,...mungkin aku harus pergi,..aku tidak bisa menjalani hidupku dengan kepura-puraan lagi , aku tidak bisa lagi berpura-pura tersenyum di hadapan Hana, terutama di hadapanmu,..karena aku masih sangat mencintaimu,...selamanya aku mencintaimu,....." gumam Raka lirih,...menatap silet yang ada di tangannya. Mata Raka terpejam,....dengan berat dia meraih HP nya dan membuka album foto , Raka menekan salah satu foto dan nampak foto Nicky saat bersamanya. Terlihat wajah Nicky dengan senyumannya dan matanya yang begitu sayu. Hati Raka semakin teriris-iris melihat foto itu, Setitik air mata jatuh lagi,.....semakin terasa sesak dadanya,.....     

Berlahan Raka mengulurkan sedikit tangan sebelah kirinya, dengan silet yang masih di pegangnya, Mata Raka terpejam,....membayangkan wajah nicky wanita yang sangat di cintainya.     

" Aku sangat mencintaimu Nick, maafkan aku jika aku membuatmu kecewa,....Maafkan aku Hana,....aku tidak bisa menjadi laki-laki seperti yang kamu inginkan,...." dengan suara pelan Raka mencoba mengakhiri hidupnya, dengan sekali iris silet yang di pegamg Raka telah mengiris pergelangan tangannya tepat di urat nadinya. Darah segar mengalir deras dari pergelangan tangannya, tubuh Raka bergetar matanya mulai terasa berkunang-kunang dan selanjutnya menjadi gelap. Tubuh Raka ambruk di lantai di pinggir tempat tidur. Darah Raka berceceran di lantai. Tubuh Raka tergeletak tak bergerak.     

***     

Hana yang berencana pergi bersama Raka,, sudah minta ijin pada kepala sekolah, jika hari ini dia akan pulang cepat karena harus menjemput Nicky, dan ijinnya sudah dia dapatkan. Dengan bergegas Hana memasuki rumahnya dan sedikit agak berlari Hana membuka pintu kamarnya.     

" CEKLEK " pintu tidak bisa Hana buka, sepertinya terkunci dari dalam. Sambil mengetuk pintu , Hana memanggil-manggil Raka dengan suara agak sedikit keras. Hana merasa ada yang aneh tidak biasanya Raka mengunci kamarnya dari dalam.     

" Raka,....raka,....buka pintunya,...apakah kamu tidur ...?"panggil Hana dengan suara agak kuatir, karena ketukannya yang keras tidak membangunkan Raka dari tidurnya.     

Hana menggedor pintu lebih keras , dan berteriak keras memanggil Raka.     

" Raakaaaa,.....buka pintunya,...." Rakaaa,...!"     

Namun tetap tidak ada sahutan ataupun pergerakan dari dalam kamar. Hana semakin cemas dan berpikir pasti ada sesuatu yang terjadi di dalam. Hana berpikir keras bagaimana cara membuka pintu kamarnya. Dengan panik Hana menelpon Pak Parman sopir sekaligus penjaga rumah Bagas. Karena posisi Pak Parman lebih dekat di banding yang lainnya. Pak Parman tergopoh-gopoh setelah menerima telpon Hana yang meminta tolong. Dengan cekatan dan tenaga penuh Pak parman mendobrak pintu berulang-ulang, setelah beberapa kali dobrakan pintu kamar Hana terbuka. Hana menerobos masuk ke dalam dengan panik, matanya mencari sosok Raka di sekeliling sudut ruangan.     

" Raaaakkkaaaa,....!" Jerit Hana menghambur memeluk tubuh Raka yang tergeletak di lantai dengan pergelangan tangan bersimbah darah. Hana menangis sekaligus panik apa yang harus di lakukannya. Pak Parman segera menyobek pinggiran kain sprei, dan langsumg membelit pergelangan tangan Raka dengan erat agar darah yang mengalir bisa berhenti.     

" Pak Parman,..tooolonng ,kita harus bawa Raka secepatnya ke rumah sakit pak,..."teriak Hana panik, airmatanya mengalir dengan derasnya. Sungguh dia tidak menyangka dengan sikap dewasa dan tenangnya Raka, Raka telah melakukan hal yang sangat membuatnya hancur. " MENGAKHIRI HIDUP " apakah ini semua karena Nicky,....apakah Raka masih sangat mencintai Nicky dan tidak rela jika Nicky menikah dengan Bagas,...?" luka hati Hana semakin mengangah. Apakah rasa cintaku tidak bisa membuatmu melupakan Nicky ...?"     

Hana menatap wajah Raka yang pucat pasi. Tubuh Raka yang mulai dingin dan bibir yang sedikit membiru. Pak Parman mengangkat tubuh Raka masuk ke dalam mobil di ikuti Hana di belakang. Dengan kecepatan tinggi Pak parman membawa kendaraan membelah keramaian menuju rumah sakit terdekat.     

***     

Nicky masih berada di dalam kamar Bagas , setelah menyuapi dan memberinya obat , Nicky mengambil HP nya yang berada di atas Nakas, karena ada nada panggilan tak ada hentinya. Bagas melihat Nicky dengan serius , saat Nicky menerima panggilan yang ternyata dari Hana. Nicky mendengarkan suara Hana dari seberang dengan tangis Hana yang tak berhenti. Nicky mengeraskan nada suara HP nya agar Bagas bisa mendengar, karena Bagas yang memintanya dengan memberi kode padanya untuk mengeraskan suaranya.     

" Nick,... Raaakkaa Nick,...." ucap Hana terbata-bata menahan tangis.     

" Ada apa dengan Raka Han,...?' tanya Nicky dengan suara tercekat hatinya tiba-tiba tidak merasa tenang.     

" Raka sekarang di rumah sakit,... Raka sekarat Nick,.... " tangis Hana pecah, " Raka bunuh diri Nick,...dia mengiris urat nadinya,..." lanjut Hana dengan suara tangisnya , yang bagaikan petir di siang hari di telinga Nicky dan Bagas. Tangan Nicky bergetar, tubuhnya limbung, hampir saja terjatuh jika Bagas tidak segera menahan tubuhnya, Bagas menarik tubuh Nicky dan di peluknya. Isak suara tangis Nicky mulai terdengar, sungguh sangat melukai hati Bagas. Raka terluka dan Nicky menangis lemas, itu yang telah di lihatnya , Bagas memeluk tubuh Nicky dengan sedih, kemudian mengecup puncak kepala Nicky.     

" Sabar ya Nick,...moga Raka tidak apa-apa,....Raka pasti selamat " Bagas menenangkan hati Nicky yang tidak berhenti menangis.     

" Tapi Raka sekarat Gas,...sekarat,...!" antar aku segera ke sana Gas,...." aku mohon,..." ucap Nicky menangis memohon pada Bagas.     

Hati Bagas menangis sedih,... ujian ini,...cobaan ini,.....!!"" kapankah berakhir,....??????""""""     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.