THE BELOVED ONE

HANYA KAU CINTAKU



HANYA KAU CINTAKU

0" Bagas,..." panggil Nicky dengan suara tercekat. Terlihat wajah Bagas yang lelah dengan pandangan matanya yang kosong. Bagas menoleh dan melempar senyum pada Nicky yang memanggilnya, Bagas berusaha menyembunyikan kesedihannya.     
0

Nicky berjalan mendekat, dan melingkarkan kedua tangannya di leher Bagas dan tangannya menggantung di dada bidang Bagas.     

Dagu kepala Nicky bertopang di puncak kepala rambut Bagas. Dengan pelukan erat, Nicky meraih kedua tangan Bagas dan menggenggamnya di dada Bagas.     

" Katanya tadi ke kantin ,....ternyata sekarang di sini,....apa pangeranku tidak merasa lapar ...?" kata Nicky mencoba menghibur hati Bagas, yang Nicky tahu hati Bagas sedang tidak baik.     

" Aku masih belum lapar,...." jawab Bagas mencari alasan yang terlihat masuk akal.     

" Benarkah,...?" terus suara apa yang sekarang berbunyi di dalam perut ini ...?"tanya Nicky sambil membelai perut Bagas yang berbunyi karena rasa laparnya. Wajah Bagas memerah menahan malu.     

" Beneran aku belum lapar tadi Nick,...makanya aku ke sini, sambil menunggu kamu,..." kata Bagas masih mencoba mencari alasan yang tepat. " Gimana Nick tadi,...Hana bicara apa,....?" tanya Bagas, ingin tahu reaksi Nicky apa dia akan bercerita atau tidak.     

" Ya,...intinya dia putus asa dan sedih melihat keadaan Raka sekarang ini,..." kata Nicky mengusap punggung tangan Raka yang masih dalam genggamannya.     

" jika Hana putus asa dan sedih,....bagaimana dengan kamu,...?" pertanyaan Bagas menggantung. Nicky merasakan ada nada kekecewaan pada pertanyaan Bagas. Sepertinya kekasihnya lagi di rundung rasa cemburu. Nicky menahan senyum gemasnya.     

" Heemmm sepertinya aku ada membau hati seseorang yang lagi cemburu,..benarkah begitu heemmm,...?"     

wajah Nicky menunduk menangkup wajah Bagas ke atas agar Nicky bebas melihat wajah Bagas yang sedikit memerah.     

" Tidak bolehkah aku cemburu ...?" saat aku tanpa sengaja mendengar Hana berbicara akan menceraikan Raka,.." Apakah itu berarti kamu akan meninggalkanku dan kembali pada Raka,...?" Bagas bertanya dengan suara sedikit serak menahan luka, Bagas sudah tidak sanggup menahan sejuta pertanyaan yang memporak porandakan pikiran dan hatinya. Nicky mengangkat salivanya, Sungguh Nicky tidak tahu jika Bagas mendengarkan apa yang di bicarakannya dengan Hana.     

" Apakah kamu mendengarkan semua percakapanku dengan Hana,....?" tanya Nicky sebelum menjawab pertanyaan Bagas.     

" Tidak semua ...dan itupun tanpa aku sengaja mendengarnya, waktu itu aku lupa menutup pintu kamar , jadi aku balik lagi, dan mendengar suara Hana menangis dan bilang jika dia akan menceraikan Raka, karena Raka sangat mencintaimu dan tak bisa hidup tanpamu ,....hanya itu saja yang aku dengar dan itu sudah membuat hatiku terasa sakit di sini,..." tangan Bagas meletakkan tangan Nicky ke dadanya,.. apalagi jika aku mendengarkan jawabanmu , tentang perasaanmu pada Raka,.." Bagas mencium punggung tangan Nicky dengan sejuta rasa sedihnya. Hati Nicky ikut merasakan kesedihan yang di alami Bagas.     

Nicky melepaskan pelukannya pada punggung Bagas, bergerak maju dan berjongkok tepat di depan Bagas yang duduk. Di tangkupnya kedua pipi Bagas, di tatapnya mata Bagas yang di selimuti kesedihan.     

" Dengarkan aku Gas,.....mungkin memang saat ini Raka dalam keadaan yang menyedihkan, dan mungkin ya ..dia membutuhkan aku untuk berada di sampingnya,.... aku akan berusaha untuk menyelamatkan hubungan Raka dan Hana,....tanpa harus menyakiti hati orang yang sangat aku cintai,....karena jika aku menyakiti hatinya,...di sini aku juga merasakan sakit yang lebih daripadanya,...." ucap Nicky sambil meraih tangan Bagas dan meletakkannya di dadanya, menirukan persis sikap Bagas kepadanya tadi.     

Bagas menatap manik mata Nicky dengan perasaan yang membaur, antara bahagia, sedih, rindu, rasa sayang, rasa takut, perasaan cinta yang membuncah, semua terkumpul di dada Bagas. Bagas mengangkat pundak Nicky agar berdiri, di peluknya pinggang Nicky dengan eratnya, di tenggelamkannya kepalanya di perut rata Nicky yang membalasnya dengan membelai puncak rambutnya.     

" Benarkah,....semua yang ku dengar ini,....?" kamu tidak akan meninggalkanku kan,...? " beruntun Bagas bertanya seakan tak percaya dengan kebahagiaan yang di dengarnya, wajah Bagas mendongak menatap wajah Nicky yang teduh.     

" Apakah aku bisa berbohong dengan hatiku sendiri,....karena hatiku adalah hatimu ...." Aku tidak akan pernah meninggalkanmu,...karena aku tidak akan sanggup tanpamu,..." lembut suara Nicky dengan senyuman menerpa sendu wajah Bagas. Senyuman Nicky seketika menghapus keraguan di hati Bagas. Bagas berdiri dari duduknya memeluk tubuh Nicky dengan sangat erat.     

" Jangan pernah tinggalkan aku lagi Nick,....cukup dua kali aku merasakan kehilanganmu ....dan itu sangat membuatku rapuh,.... " bisik Bagas tepat di telinga Nicky.     

Nicky menenggelamkan kepalanya di dada Bagas sungguh sangat tenang dan damai berada di dada Bagas yang hangat.     

" Kita duduk Gas,....aku tidak ingin kamu capek jika berdiri terus,...." kata Nicky mengajak Bagas untuk duduk kembali.     

Bagas masih memeluk tubuhnya erat seakan enggan melepaskan.     

" Biarkan sesaat aku memelukmu seperti ini sayang,....biarkan aku merasakan kebahagiaan ini dengan memelukmu,..." lirih suara Bagas terdengar. Degup jantung Bagas berdetak keras, degup jantung Nickypun sama seirama dengan detak jantung Bagas. Rasa cinta, rasa rindu yang begitu besar merayap di aliran darah keduanya, tubuh Nicky dan Bagas merasakan kehangatan yang begitu mendebarkan hati. Mata Bagas dan Nicky saling bertemu, saling menatap penuh cinta dan gairah. Tangan Bagas terangkat mengusap kening, dan pipi Nicky dengan tangan gemetar. Di sentuhnya bibir tipis Nicky yang memerah dengan jempol jarinya. Sungguh bibir tipis Nicky sangat menggoda dan membangkitkan geloranya. Bagas mendekatkan wajahnya dekat ke wajah Nicky, mata Nicky terpejam saat wajah Bagas begitu sangat dekat dengan nafasnya. Jantung Nicky semakin berlari cepat, gelenjar hangat mengalir di seluruh tubuhnya. Kakinya tak mampu menumpu tubuhnya yang terasa lemas, Tangan Bagas satunya meraih cepat pinggang Nicky dan menahannya kuat. Tangan satunya Bagas menekan tengkuk leher belakang Nicky, dengan mata terpejam Bagas menyentuh bibir Nicky, kemudian dengan sangat halus dan pelan Bagas melumat bibir bawah Nicky , Nicky membalas lumatan Bagas dengan membuka sedikit bibirnya memberikan akses agar Bagas bisa leluasa melumat dalaman bibirnya. Dengan nafas tercekat Nicky menghentikan lumatan Bagas yang cukup intens dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Bagas,     

" aku tidak bisa bernafas tadi,...." bisik Nicky dengan suara pelan di telinga Bagas, " ternyata kekasihku ahli juga dalam mencium ya,...."siapa yang mengajari hemmm,...?" tanya Nicky menggoda Bagas. Wajah Bagas yang putih, jadi memerah dengan perkataan Nicky. Bagas memeluk, dan menelusupkan wajahnya di ceruk leher Nicky.     

" Jangan membuatku malu,...."kamu tahu ini pertama bagiku berani menciummu, aku tidak perlu belajar pada siapapun karena itu ungkapan hatiku ..." pelan suara Bagas, " dan kamu pasti sudah ahli kan,.....?" tanya Bagas semakin merapatkan sandarannya. Wajah Nicky berganti memerah, dengan malu Nicky mencubit pinggang Bagas,....     

" Aduhhhhhhhh" Bagas meringis kesakitan sambil mengusap pinggangnya. " Sakit Nick,...." suara Bagas merajuk senang melihat wajah Nicky yang berganti memerah. Bagas meraih cepat kepala Nicky dan menempelkan keningnya pada kening Nicky. Bagas menatap mata sayu Nicky yang sedikit malu. Mata Bagas menatap Nicky tanpa berkedip, begitu juga Nicky dengan sedikit malu membalas tatapan mata Bagas yang kembali sendu dan syahdu.     

Dengan kening yang saling menempel, Bagas memeluk pinggang ramping Nicky,     

" Aku sangat mencintaimu Nick,....aku berharap dengan sadarnya Raka besok , tidak akan mengubah perasaan dan pilihanmu padaku,...?" bukannya aku tidak percaya padamu,..tapi aku takut dengan adanya takdir,.....aku selalu berdoa aku adalah takdirmu,...bukannya Raka,..." suara Bagas serak melepas keraguannya.     

" Percayalah,...dari semua yang terjadi kemarin,....Alloh sudah menunjukkan takdirnya, Insyaallah kamu adalah takdirku,....dan semoga Raka adalah takdir Hana,....." Nicky berusaha menenangkan hati Bagas yang terkadang di selimuti rasa takut kehilangan.     

" Aku sangat mencintaimu sayang,... sangat mencintaimu,...." desah Bagas sangat pelan memeluk tubuh Nicky sangat erat.     

" Aku juga sangat mencintaimu sayang,..." balas Nicky dengan membalas pelukan Bagas lebih erat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.