THE BELOVED ONE

TRUE THIS LOVE



TRUE THIS LOVE

0" Kita kembali ke sana ya,...sudah terlalu lama kita meninggalkan Hana sendirian,.." ucap Nicky sambil melihat ponselnya, ada pesan dari Hana memberitahunya jika Raka sudah sadar beberapa menit yang lalu. Bagas bangun dari duduknya penasaran melihat Nicky membaca sebuah pesan dan tanpa membalasnya.     
0

" Pesan dari siapa Nick,...?"     

" Dari Hana,...Raka barusan sadar beberapa menit yang lalu,...kita harus ke sana sekarang,..."     

Nicky menyusul Bagas bangun dari duduknya, mengibaskan celananya yang sedikit kotor. Dengan menggandeng lengan Bagas, Nicky dan Bagas berdua menyusuri koridor rumah sakit menuju kamar Raka yang sudah sadar.     

Di depan kamar Hana sudah menunggunya dengan ekspresi wajah yang gelisah dan panik. Nicky dan Bagas berhenti di depan Hana,     

" Kenapa kamu di luar Han,..?" bukannya Raka sudah sadar katamu,....?" tanya Nicky heran.     

Tanpa menjawab pertanyaan Nicky. Hana menyeret Nicky sedikit menjauh dari Bagas.     

Bagas yang melihat sikap Hana yang terlihat panik mencoba memaklumi sikap Hana. Bagas mrncari bangku duduk depan kamar Raka, kemudian duduk menyelonjorkan kakinya yang sedikit nyeri.     

" Ada apa Han,...kenapa kamu terlihat gelisah....?" tanya Nicky sedikit ikut bingung.     

" Nick,...coba kamu temui Raka dan bicara padanya,..aku tadi sudah mencobanya mengajaknya bicara, namun Raka sepertinya tak merespon kata-kataku,... Raka memalingkan mukanya dan memunggungiku Nick,..." jelas Hana dengan mata yang mulai berkaca-kaca.     

" Sekarang kamu harus tenang,...sabar,. dan selalu berdoa ya Han,..semoga ujian ini cepat berlalu,.." Nicky memeluk pundak Hana.     

" Hemm,...Aamiin,.. makasih Nick,...masuklah mungkin Raka lagi menunggumu,...kondisinya sudah baik dan stabil, tadi dokter juga mengajaknya bicara namun Raka tetap tidak meresponnya ..." cerita Hana.     

" Ayoo masuk,..." Nicky mengajak Hana     

" Kamu saja Nick,...mungkin dengan kehadiranmu Raka bisa di ajak bicara, aku mau keluar sebentar membeli bubur dan makanan,.." kata Hana memegang lengan Hana kembali ke depan pintu Raka. Hanapun pergi berjalan melewati Bagas dan tersenyum pada Bagas, Bagaspun membalas senyuman Hana. Nicky mengulurkan tangannya pada Bagas mengajaknya masuk ke dalam.     

" Ayoo kita masuk Gas,.." ajak Nicky     

" Eemm,...apa baiknya kamu duluan yang masuk Nick,...?" Bagas merasa ragu untuk ikut masuk, takut mengganggu percakapan Nicky dan Raka. Tanpa membalas ucapan Bagas, Nicky menarik tangan Bagas dan menggenggamnya kuat agar Bagas menemaninya. Bagaspun mengalah dan mengikuti Nicky di sampingnya dengan tangannya yang masih di genggam Nicky dengan kuatnya.     

Nicky dan Bagas masuk ke dalam Kamar Raka di lihatnya Raka yang sedang berbaring , wajahnya sudah tidak terlihat pucat hanya saja tampak jelas kantung mata di bawah matanya.     

Nicky mendekati Raka dan duduk di kursi di samping Raka, Bagas berdiri dekat di belakang punggung Nicky. Bagas melepaskan genggamannya Nicky merasa tidak enak jika Raka melihatnya nanti. Nicky menatap Bagas sekilas saat Bagas melepaskan genggamannya, dan Nicky mengerti dari tatapan mata Bagas. Nicky sedikit canggung harus memulai darimana, untuk memegang Raka sajapun tak mungkin karena ada Bagas di dekatnya. Nicky tak ingin menyakiti hati Bagas.     

Mata Raka terpejam, mungkin dia sedang tertidur. Namun Nicky mencoba memanggilnya.     

" Raka,..." ini aku Nicky,.." ucap Nicky pelan. " Ka,...bukalah matamu jika kamu mendengarku,..." mohon Nicky.     

Raka yang mendengar suara Nicky, wanita yang sangat di cintainya dan di rindukannya membuka matanya berlahan dan menatap Nicky yang sedang menatapnya.     

" Hai,....gimana keadaanmu,..sudah baikan kan,...?" tanya Nicky memberikan senyuman yang selalu bisa menenangkan hati Raka. Raka tidak menjawab pertanyaan Nicky, Bibirnya terasa keluh, dirinya sangat malu untuk bertemu Nicky dengan apa yang telah di lakukannya. Raka pun merasa tidak enak saat di lihatnya ada juga Bagas di belakang Nicky. Karena rasa malu dan tidak enak hatinya, Tanpa bersuara Raka memiringkan tubuhnya dan memunggungi Nicky dan Bagas yang telah menemuinya. Nicky menatap Bagas saat Raka bersikap seolah tidak menginginkan kehadirannya. Nicky menatap Bagas dengan pandangan meminta ijin melakukan sesuatu dan Bagas pun memberikan balasan dengan tatapannya dan anggukan kepala. Nicky duduk lebih mendekat di samping ranjang Raka, berlahan tangan Nicky menyentuh pundak Raka,...dan mengusapnya berlahan. Hati Bagas mencelos di buatnya, hatinya sedikit tercubit, ada rasa cemburu yang datang tiba-tiba, namun Bagas berusaha menahannya melihat Raka yang saat ini lebih membutuhkan Nicky.     

" Ka,...balikkan badanmu,..." ucap Nicky pelan, " Aku ke sini ingin melihatmu, memastikan keadaanmu, kamu tahu hatiku saat ini sangat terluka melihatmu seperti ini,...apa kamu ingin melihatku menangis sekarang,... agar kamu tahu betapa sedihnya aku,.. apa kamu ingin melihatnya,....?" lanjut Nicky tulus. Hati Raka luluh, hancur, sungguh dia ingin Nicky selalu bahagia, selalu tersenyum , dan tidak merasakan kesedihan,...Berlahan Raka membalikkan badannya dan menatap Nicky dengan pandangan yang rumit, dengan setitik air mata yang menggenang di sudut mata Raka.     

Bagas yang melihat adegan itu hatinya mencelos, pandangan keduanya yang saling berbicara, membuat Bagas jadi serba salah. Hatinya juga sudah tidak bisa lagi menahan rasa cemburunya, sungguh sangat menyiksa. Bagas bergerak berbalik akan pergi, namun gerakannya terhenti saat tangannya di tahan Nicky dengan kuat. Bagas menatap Nicky yang masih memandang Raka. Namun genggaman tangan Nicky sangat kuat menahannya, seolah meminta agar dia tetap di dekatnya. Namun Bagas tidak bisa melakukannya, dia harus keluar dan memberi ruang pada Nicky dan Raka untuk bicara. agar bisa menyelesaikan masalah mereka. Bagas membalas genggaman Nicky sama kuatnya, dan mengusap jari Nicky memberikan jawaban.     

" Aku keluar sebentar ,... kalian bicaralah,... " ucap Bagas dengan berat, Bagas melepas genggaman Nicky dengan hati yang berat." Dan Ka,... pesan buat kamu , aku hanya mengingatkan kamu, Hana adalah wanita yang baik,.. dan sangat mencintaimu,... dan dia juga istrimu sekarang jagalah dia baik-baik ...aku percaya kamu adalah seorang laki-laki yang sempurna di mata Nicky,....jadi aku harap jangan mengubah pandangan Nicky terhadapmu,...jika kamu berubah , itu berarti kamu juga melukai hati Nicky wanita yang kamu cintai dan aku tidak bisa terima itu,...!" pesan Bagas pada Raka sebelum beranjak keluar dari kamar. Perkataan Bagas sangat menusuk hati Raka yang paling dalam. Raka semakin merasa malu di buatnya. Raka memejamkan matanya , tidak punya wajah untuk menatap Nicky kembali. Nicky menghela nafas panjang, di genggamnya tangan Raka dengan rasa yang tulus, genggaman seorang adik pada kakaknya.     

" Ka,...bukalah matamu,...mari kita bicara,...aku ingin kita menyelesaikan masalah ini, aku ingin kita sama-sama bahagia Ka, ..." isak tangis kecil Nicky mulai terdengar. " Jangan membuatku merasa seperti wanita yang tidak punya hati karena telah menyakiti hatimu,...."     

Hati Raka menjerit, sangat terluka melihat airmata Nicky yang menyiratkan kesedihan dan kekecewaan karena dirinya.     

" Maafkan aku Nick,...maafkan aku yang telah membuatmu kecewa,...aku sadari itu,...." aku saat itu merasa kesepian, merasa sendiri, merasa terpuruk seakan terbuang jauh dari dirimu, aku telah kehilanganmu Nick...." ratap Raka mulai meneteskan airmata yang tidak bisa di tahannya.     

" Kamu seharusnya tahu Ka,...aku tidak pernah meninggalkanmu, aku masih menyayangimu, dan selalu memujamu karena kamu selalu sempurna di mataku Ka,...dari saat aku mengenalmu hingga sekarang,...tidak ada yang berubah,...." jelas Nicky menatap Raka dengan berlinang airmata.     

" Ya Nick,...seharusnya aku menyadari itu,...seharusnya aku memahaminya,.... maafkan aku,...jangan pernah menangis lagi,..." lirih suara Raka, dan menghapus airmata Nicky.     

" Berjanjilah padaku tidak akan melakukan hal ini lagi,.... ?" mohon Nicky, " Jika kamu melakukannya lagi, atau aku melihatmu tidak bahagia,...aku akan pergi jauh dari pandanganmu,....anggap kita tidak pernah saling mengenal lagi,..." ancam Nicky.     

" Tega sekali kamu Nick,...?" hati Raka bergidik , mendengar ancaman Nicky.     

" Ya aku akan tega,...karena kamu juga tega padaku yang membuatku kecewa dan menangis,.... berjanjilah sekarang padaku,...!" sahut Nicky menggenggam erat tangan Raka.     

" Ya,....aku berjanji,... " ucap Raka lirih..     

" Aku tidak dengar,....sedikit keras,....!" tekan Nicky.     

" Yaaaa,...aku berjanji Nicky,....adek bawel,...." Raka mengulanginya dengan sedikit keras dengan hati yang lega, serasa perasaan cintanya berubah cepat menjadi rasa kasih sayang pada saudaranya. Nicky pun tersenyum bahagia, melihat Raka bisa menerima semuanya.     

" Aku akan selalu menyayangimu Kak Raka ..." ucap Nicky terkekeh. Rakapun tertawa terkekeh, baru kali ini Raka bisa tertawa dengan suasana hati yang berbeda, perasaan yang nyaman dan merelakan.     

" Aku juga menyayangimu adek bawel,..." balas Raka dengan wajah gembira tanpa kesedihan.     

" Trimakasih Nick,...selalu ada untukku,..dan telah menyadarkanku,... aku akan memperbaiki semuanya,...aku berjanji padamu,... kita akan sama-sama bahagia,..." tatap Raka penuh kasih.     

Nicky tersenyum lega, semuanya telah selesai dan berakhir dengan bahagia.     

" Nick,...ada Bagas tuh,...lepas genggamanmu, ." kata Raka tiba-tiba menggoda Nicky, Nicky yang tidak ingin Bagas melihatnya menggenggam tangan Raka. spontan melepas genggamannya dan melihat ke arah pintu. Tapi tidak ada Bagas di sana. Nicky gemas karena Raka berhasil mengerjainya.     

" Kamu ya ,....awas entar aku bilangi Hana baru tahu rasa,... " bibir Nicky manyun. Raka tertawa terkekeh.     

" Telponlah Bagas dan Hana sekarang,... pasti mereka kuatir dengan kita,...." ucap Raka masih dengan senyumannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.