THE BELOVED ONE

BAHAGIAKU BAHAGIAMU



BAHAGIAKU BAHAGIAMU

0" Telponlah Bagas dan Hana sekarang,... pasti mereka kuatir dengan kita,...." ucap Raka masih dengan senyumannya. Segera Nicky mengambil ponselnya dan menelpon Hana.     
0

" Hana,....kamu di mana sekarang,....?"tanya Nicky sambil melirik Raka dengan senyum di bibirnya.     

" Ini sudah hampir sampai,...aku beli nasi sekalian buat kamu dan Bagas,.." jawab Hana.     

" Oke,...cepatlah,...Raka kangen katanya dan ada berita yang baik buatmu,..." Nicky menggoda Hana dan melihat ke wajah Raka yang bersemu merah. Raka menahan tawanya hanya dengan senyum simpul.     

" Yang bener kamu Nick,... ?" Hana nampak terkejut di sana, " Kamu ya , sukanya mengarang buat hati orang senang,..."     

" Beneran kok,...ngapain aku bohong,...sudah ya,.. yang cepat jalannya,...Raka pingin segera di suapin katanya, perutnya sudah lapar ..." Nicky masih saja dengan godaannya dan segera mematikan panggilannya. Dan Hana tersenyum senang di sana, walaupun hal itu benar atau tidak. Reflek Raka mencubiti pinggang Nicky yang sudah menggodanya dengan menggoda Hana. Namun Raka juga tidak marah dengan godaan Nicky, hati Raka sudah ikhlas untuk menerima cinta Hana dan mulai belajar mencintai Hana.     

Saat tangan Raka mencubiti pinggang Nicky, nampak Bagas sudah masuk di dalam kamar karena pintu kamar Raka tidak dalam tertutup. Bagas melihat jelas tangan Raka mencubit pinggang Nicky sambil tertawa, dan Nickypun dengan kekehannya terlihat senang, mereka sangat bahagia seolah tidak ada masalah lagi di antara mereka, walau Bagas tahu Nicky mengelak saat Raka mau mencubit lagi pinggang Nicky. Bagas segera berbalik dengan hati yang tak menentu ,sungguh dia tidak tahu apa yang telah terjadi antara Raka dan Nicky, apakah mereka sudah ada kesepakatan untuk bersama lagi,..?" Bagas mempercayai Nicky, tapi dengan apa yang di lihatnya, hati Bagas takut untuk mempercayainya. Bagas keluar dari kamar Raka dengan tertatih, sungguh kakinya terasa sangat berat untuk melangkah. Dengan pikiran dan hati yang kalut Bagas menabrak Hana yang menuju ke arah kamar Raka. Tubuh Hana sedikit oleng, dan Bagas mendapatkan kesadarannya saat menabrak Hana.     

" Bagas,....?" cicit Hana dengan heran, " kamu mau ke mana,....?" tanya Hana melihat wajah Bagas yang sedikit pucat dan mata yang berkabut.     

" Eeennnggg aku mau ke kantin sebentar,..mau beli air minum,...." Bagas membalas seadanya untuk mencari alasan.     

" Ohh,...ya sudah,...tapi kamu bersama Raka dan Nicky kan barusan,..karena Nicky menelponku barusan,agar aku cepat kembali karena ada kabar baik katanya ..." kata Hana jujur pada Bagas. Hati Bagas merintih,...kabar baik apa,...?" hati Bagas bertanya-tanya, apakah kabar baiknya jika mereka akan bersama kembali,..?" pikiran Bagas semakin rumit, apakah ini akhir dari takdirnya,..?"     

" Gas,...kamu tidak apa-apa kan,..?" apakah kamu sakit,...?" tanya Hana lagi kuatir, melihat wajah Bagas yang semakin pucat memutih.     

" Gak apa-apa Han,...aku ke kantin dulu ya,...." jawab Bagas, pikirannya sudah tidak bisa lagi berpikir, kakinya yang sedari pagi terasa nyeri semakin terasa nyerinya dan semakin lemas untuk menopang tubuhnya, badannya sedikit gemetaran, namun Bagas menahan rasa nyerinya, karena hatinya yang kini lebih terasa nyeri dan sakit. Bagas berjalan tanpa menoleh lagi ke Hana. Hana hanya terdiam dengan pikiran yang rumit ,,.." ada apa dengan Bagas, sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan,..apalagi wajahnya yang pucat dan tubuh yang terlihat gemetar. Hana mempercepat jalannya dan masuk segera ke kamar Raka. Di letakkannya bingkisan nasi di atas meja , dan semangkuk bubur di bawanya menghampiri Raka dan Nicky yang terlihat asyik bercanda. Hana tersenyum melihat senyum Raka yang telah kembali, pikirannya tidak salah ,jika kehadiran Nicky bisa membuat Raka kembali lagi bersemangat.     

" Gimana keadaanmu Ka,...?" tanya Hana,..menatap wajah Raka intens. Dengan wajah penuh penyesalan Raka meraih kedua tangan Hana.     

" Sudah lebih baik Han,...makasih ya, .sudah membawaku cepat ke rumah sakit,....maafkan aku yang tidak tahu diri ini ...maafkan aku,..yang mungkin sudah menyakiti hatt....,..." suara Raka terhenti saat Hana menutup bibirnya dengan jari telunjuknya ..     

" ssssttttt,...jangan di teruskan ....aku adalah istrimu ,...baik itu bahagia atau sedih aku harus selalu di sisimu kan ....? " kata Hana dengan berlinang airmata. Raka segera menghapus airmata Hana yang terjatuh.     

" Jangan menangis lagi ....maafkan aku ya ...." aku berjanji tidak akan ada airmata kesedihan lagi yang keluar dari matamu,..aku berjanji,...." kata Raka dengan meraih kedua tangan Hana dan mencium punggung tangan Hana. Hati Hana meleleh dan sangat terharu. Nicky yang berada di samping Hanapun hanya bisa terdiam dengan hati yang bahagia melihat Hana dan Raka sudah bisa saling menerima.     

" Hemmm,....hemmm aku jadi lapar nih,...melihat kemesraan kalian,...aku jadi kangen sama Bagas,..di mana dia ya,.... kok belum kembali,..." Nicky memecah perbincangan Raka dan Hana yang begitu mengharukan. Hana menoleh ke Nicky dengan wajah yang sedikit memerah karena malu. Raka tertawa terkekeh, ..     

" Kirain tadi ga ada orang,...ternyata ada ya,...?" goda Raka menatap Nicky dan Hana bergantian.     

" Dasar kamu ya,...memang aku hantu yang tak terlihat begitu ya.,.." mata Nicky melotot gemas ke arah Raka. Raka semakin terkekeh. Hanapun tersenyum lebar. Namun Hana jadi heran dengan perkataan Nicky yang bilang jika Bagas belum kembali, bukannya Bagas baru saja keluar dari kamar ini.     

" Nick,.bukannya Bagas baru saja keluar dari kamar ini ya,,...sebelum aku masuk kemari, ...aku berpapasan sama Bagas dekat sini,...katanya barusan sama kalian berdua, dan dia ke kantin untuk mencari minum,..." cerita Hana dengan menatap Raka dan Nicky bergantian.     

Nicky dan Raka saling berpandangan, pikirannya memikirkan hal yang sama. Wajah Nicky sedikit gelisah.     

" Han,...Bagas,...belum ke sini sama sekali sejak aku di tinggal Bagas , agar aku menyelesaikan masalahku dengan Raka,...." suara Nicky mulai cemas.     

" Nick,.. kamu tadi belum menelpon Bagaskan,....?" baiknya kamu menyusul Bagas sekarang, sepertinya dia salah paham dengan candaan kita tadi,...." sahut Raka menatap Nicky kasihan.     

Hana yang tidak tahu candaan Raka dan Nicky seperti apa, yang membuat Bagas hingga salah paham, menatap Raka dengan wajah meminta penjelasan.     

" Akan ku ceritakan nanti ..." kata Raka melihat mata Hana yang seolah ingin tahu ada apa. Hanapun mengangguk paham.     

" Ya,....aku lupa belum menelponnya,..." jawab Nicky dengan rasa bersalah. " Aku akan menyusulnya,...."     

Dengan panik Nicky berlari keluar kamar dan menyusul Bagas yang menuju ke arah Kantin. Dengan berlari cepat Nicky melihat Bagas yang masih jalan tertatih dengan sangat pelan yang seakan tidak ada tenaga untuk berjalan.     

" Bagas,.....!" panggil Hana dengan berteriak agar suaranya bisa di dengar Bagas. Bagas yang mendengar suara Nicky memanggilnya, berhenti sejenak tanpa menoleh ke belakang,...ketakutannya mulai menyergap hatinya. Dia tidak akan sanggup dengan apa yang akan di dengarnya dari bibir Nicky. Bagas menekan dadanya yang terasa nyeri, terasa sakit di dalam sana. Bagas meremas jarinya, pikirannya terpecah antara untuk melanjutkan langkahnya atau berhenti dan berbalik bertemu Nicky. Bagas berlahan melangkahkan kakinya ,namun dekapan Nicky yang sangat kuat telah menahannya untuk melangkah, dekapan itu semakin kuat di pinggangnya, dan terasa ada kepala Nicky yang bersandar di punggungnya. Jantung Bagas seolah terhenti. Ada yang terasa basah mengena di kulit punggungnya. " Apakah Nicky menangis ...?" Hati Bagas terasa sesak,..ada apa dengan semua ini, kenapa Nicky menangis dan mendekapnya kuat,...apakah aku yang telah melakukan hal yang salah,,...hingga membuat Nicky menangis,..."?" kepala Bagas serasa berdenyut-denyut dengan semua yang ada di pikirannya.     

" Jangan pergi Gas,.....!" jangan pernah lagi pergi tanpa mendengar suatu penjelasan,...!" suara Nicky sesak dalam tangisnya yang sudah tumpah, dengan masih mendekap punggung Bagas dengan erat dan menenggalamkan kepalanya di punggung Bagas. Hati Bagas tersayat dengan ucapan Nicky. " apakah aku memang ada salah,...?" suara hati Bagas menggema dalam pikirannya.     

Bagas membalikkan tubuhnya menghadap Nicky wanita yang sangat di cintainya. Di pegangnya kedua pundak Nicky dengan kedua tangannya. Bagas menatap Nicky dengan bibirnya yang terasa keluh.     

" Aku melihatmu dengan Raka,...begitu terli,...." sebelum Bagas melanjutkan perkataannya, Nicky membekap bibir Bagas dengan tangannya. Dengan berlinang airmata Nicky menatap manik mata Bagas dengan penuh cinta. Nicky menggelengkan kepalanya.     

" Apa yang kamu lihat , tidak seperti apa yang kamu pikirkan,....percayalah,....aku sama Raka tidak ada apa-apa dan selamanya tidak akan ada apa-apa kecuali sebagai saudara,.....kita akan tetap bersama selamanya Gas,....kamu percayakan,...?"     

Bagas membalas menatap manik mata sayu Nicky, tidak ada kebohongan di sana kecuali kejujuran dan sejuta sayang di mata Nicky untuknya. Bagas mendekap tubuh Nicky erat sangat erat. Hatinya lega,...entah sudah berapa kali hatinya terluka, sudah berapa kali dia mengorbankan perasaannya,.... sudah berapa kali ujian dan cobaan menerpa cintanya,....     

Bagas menarik nafas lega,.....di kecupnya puncak kepala Nicky berulang-ulang. Nickypun menarik nafasnya dengan lega,...cukup dengan dekapan dan kecupan Bagas, Nicky sudah tahu jawaban Bagas jika Bagas sudah mengerti dan tidak ada kesalahpahaman lagi.     

" Aku sangat mencintaimu Gas,...." ucap Nicky dengan tulus dari hatinya.     

" Aku lebih sangat mencintaimu Nick,....lebih pada diriku sendiri ..." bisik Bagas di telinga Nicky. Bagas menangkup wajah nicky dengan kedua tangannya, dengan senyum bahagia Bagas mencium kening Nicky dengan lembut.     

" Aku ingin segera menikah denganmu,... sungguh aku tidak akan bisa tenang sebelum aku menikah denganmu,....aku takut jika nanti ada Raka-Raka yang lain yang sangat mencintaimu dan menginginkamu,...." cicit Bagas di ceruk leher Nicky. Nicky tertawa terkekeh mendengar perkataan Bagas yang terlihat posesif.     

" Kok malah tertawa,....?" tanya Bagas dengan sedikit ngambek, di saat dia serius dengan perkataannya,Nicky malah mentertawakannya.     

" Baru kali ini, aku melihat seorang Bagas yang posesif ..." jawab Nicky dengan senyum terkulum. " jujur aku bahagia mendengarnya,..itu berarti kamu sangat takut kehilangan aku...." lanjut Nicky.     

"Apa hanya aku yang takut kehilanganmu,?" dan kamu tidak takut kehilanganku,...?" tanya Bagas dengan wajah serius menatap mata Nicky tanpa berkedip.     

Nicky menelan air ludahnya tenggorokannya tercekat, di balasnya tatapan mata Bagas dengan matanya yang sayu.     

" Aku juga sangat takut kehilanganmu,..." sangat takut,..." bisik Nicky jujur dan menenggelamkan kepalanya di dada Bagas yang bidang. Senyum Bagas terlepas, di belainya rambut Nicky yang hitam panjang terurai.     

" Jadi,....kapan kita bisa menikah,....?" tanya Bagas dengan senyum memikat.     

" Secepatnya,....!" jawab Nicky dengan cepat." Sekarang ayo kita Raka,..... ada kabar baik yang akan di sampaikan Raka pada Hana dan kita,..."     

Nicky menarik tangan Bagas dengan luapan kegembiraan,.... lengkap sudah kebahagiaanya dengan melihat hubungan Raka dan Hana yang sudah membaik, dan hubungannya dengan Bagas pun semakin bahagia karena sudah bisa melewati semua ujian dan cobaan yang sangat berat sekalipun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.