THE BELOVED ONE

SATU HATI SATU CINTA



SATU HATI SATU CINTA

0Kepulangan Raka dari rumah sakit tidak terlalu rumit, pihak rumah sakit mengijinkan Raka pulang karena dari pihak keluarga sudah ada yang menandatangani pertanggung jawaban jika terjadi apa-apa. Sepulang dari rumah sakit Raka dan Hana langsung pulang ke rumah Hana, di mana orang tua Nicky tinggal. Keduanya memeluk Raka erat dan menanyakan keadaan Raka. Kedua orang tua Nicky sangat menyayangi Raka seperti pada anaknya sendiri. Saat Raka memberitahu jika dia dan Hana yang akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk persiapan akad nikah Bagas dan Nicky, orang tua Nicky menjadi terharu, di peluknya lagi Raka dan Hana secara bergantian. Di saat Raka, Hana dan Genta mempersiapkan segala sesuatunya. Bagas dan Nicky saat ini berada di tempat praktek Dokter Dini. Nicky memeriksakan kaki Bagas karena akhir-akhir ini Bagas merasakan nyeri lagi pada kedua kakinya, terutama pada lututnya. Tampak Dokter Dini memeriksa kaki Bagas dengan wajah yang serius, setelah memeriksanya Dokter Dini menampilkan senyum ramahnya pada Bagas dan Hana yang sudah duduk di kursi di depannya.     

" Bagaiamana Dok,...dengan kaki Bagas,..." tidak ada masalah kan Dokter,...?" tanya Nicky dengan sedikit kuatir.     

" Syukurlah Bagas kamu bawa ke sini Nick,...jika tidak pembengkakan tulang Bagas mungkin bisa membahayakannya, ini saya beri resep untuk bisa di berikan pada Bagas,...agar pembengkakannya tidak membesar dan juga bisa menghilangkan rasa nyerinya,...." jelas Dokter Dini.     

" Dokter apa selain obat ini,..apa ada yang bisa kita lakukan agar Bagas tidak mengalami rasa nyeri lagi,....?" tanya Nicky lagi.     

Dokter Dini kembali tersenyum dengan pertanyaan Nicky yang menunjukkan betapa perdulinya Nicky pada Bagas. Di lihatnya Bagas yang menatap Nicky sedari Nicky bicara tadi.     

" Jika ingin hasil yang maksimal,...baiknya Bagas tetap memakai tongkat untuk sementara,...bisa sebulan atau dua bulan ...jadi tumpuan pada lututnya akan sedikit berkurang,..." jawab dokter Dini menatap Bagas dan Nicky secara bergantian. Bagas dan Nicky mengangguk mengerti, Nicky menggemggam jemari Bagas, dan mengusap-ngusapnya dengan lembut.     

Setelah agak lama berbincang dengan Dokter Dini, Bagas dan Nicky pun berpamitan pulang.     

Di perjalanan Bagas mengajak Nicky mampir ke tempat makan yang tidak terlalu banyak pengunjung. Bagas dan Nicky masuk ke dalam dan mengambil tempat duduk yang paling pojok. Bagas memanggil pelayan dan memesan makanannya. Sambil menunggu pesanan datang, Bagas membuka ponselnya, dan membalas pesan dari mamanya, yang menanyakan hasil pemeriksaan pada kakinya. Beberapa jam yang lalu saat masih di rumah sakit, Bagas sudah memberitahu kedua orang tuanya serta keluarganya yang lain , jika besok dia akan segera menikahi Nicky, dengan proses akad nikah yang sederhana saja, mereka sangat senang dan gembira mendengar kabar dari Bagas. Begitu pula Nicky, yang sudah beberapa hari yang lalu sudah memberitahu orangtuanya, makanya orang tua Nicky sudah beberapa hari ini tinggal di rumah Hana. Bagas meletakkan ponselnya di depannya, kemudian meraih kedua tangan Nicky yang berada di atas meja, di remasnya berlahan jemari Nicky dan menatap manik mata Nicky dengan penuh cinta.     

" Aku sungguh bahagia,....besok kita akan menikah dan aku akan memilikimu seutuhnya,..." ucap Bagas sambil mengusap lembut punggung tangan Nicky. "Apakah kamu bahagia sayang..?"     

Nicky tersenyum dengan perkataan Bagas. di balasnya tatapan mata Bagas yang serasa menenggelamkan perasaannya di lautan yang tenang,, ..     

" Tentu aku sangat bahagia Gas,...aku tidak percaya dengan semua ini,.....beberapa minggu yang lalu aku hampir saja menikah dengan Raka, dan aku serasa putus asa dengan apa yang terjadi pada takdirku,...tapi ternyata takdir telah mengubah semuanya,...." balas Nicky dengan hati yang begitu lega.     

" Aku juga sama denganmu Nick,....waktu itu antara pikiran dan hatiku ...tidak bisa sejalan,...aku merasakan sangat sakit di perutku...aku mencoba tidur tapi tidak bisa ...aku memikirkan pernikahanmu dengan Raka,...aku putus asa dan pasrah akan takdir,..aku hanya ingin tidur waktu itu ,agar bisa melupakanmu,... kemudian aku tidak tahu lagi sampai aku sadar kamu sudah berada di sampingku,...." cerita Bagas dengan mata berkaca-kaca mengingat jelas betapa sangat terluka hatinya waktu itu.     

Nicky menarik satu tangannya dari genggaman Bagas. Di usapnya pipi Bagas lembut, dan berlahan di hapusnya setitik airmata di sudut mata Bagas.     

" Itu semua adalah masa lalu ....." ucap Nicky dengan memberikan senyum termanisnya. " yang penting sekarang kita telah bersama, hati kita,...cinta kita,...perasaan kita,....telah menjadi satu,,....dan besok kita akan di satukan secara sah,..."     

Bagas mengembangkan senyum bahagianya, Tatapan mata Bagas dan Nicky menyatu dalam kediaman dan hanya senyuman yang nampak di keduanya. Keduanya baru melepas tatapannya saat pelayan datang membawa pesanan makanan dan minuman mereka. Setelah keduanya menyelesaikan makannya. Bagas dan Nicky berjalan bergandengan keluar dari tempat makan, dan segera meluncurkan mobilnya pulang ke rumah.     

***     

Pagi hari yang cerah,..di kediaman Bagas nampak terlihat ramai beberapa keluarga besar Bagas dan keluarga Nicky telah berkumpul.     

Acara proses akad nikah Bagas di rencanakan jam sepuluh pagi. Ruang tengah Bagas di hias dengan apik oleh tangan yang terampil pilihan Raka dan Hana, Bunga-bunga hidup yang cantik bertebaran di tiap sudut ruangan. Dengan lampu yang bermodel sangat klasik yang meredup menambah suasana menjadi terasa syahdu dan nyaman. Orang tua Bagas, dan Nicky sudah berada di depan meja putih besar yang berukiran indah. Pak penghulu beserta para saksi juga sudah berkumpul duduk manis menunggu datangnya Nicky. Bagas duduk di dampingi orang tuanya dan Raka yang di belakangnya sedikit mulai gelisah. Hatinya terasa bercampur aduk, hingga perutnya terasa melilit dan hatinya yang mulai berdebar-debar. Pandangan mata Bagas tak lepas menatap pintu kamar di mana Nicky yang belum keluar juga. Keringat dingin pun mulai terlihat di kening Bagas. Elina yang mengetahui putranya mulai gelisah dan grogi, membantunya menghapus keringat yang terlihat di keningnya.     

Bagas melirik jam tangannya kurang lima menit lagi acara sudah harus di mulai. Raka menepuk-nepuk pundak Bagas memberi semangat seraya berbisik tepat di telinga Bagas.     

" Santai saja Gas,...jangan berpikir yang lain,....pikirkan saja nanti malam pertamu,...." ucap Raka menggoda Bagas, agar Bagas bisa rileks. Bagas menyunggingkan senyumnya, perasaannya sedikit rileks mendengar candaan Raka.     

" Sssstttt Nicky datang Gas,..." ucap Raka tiba-tiba. Mata Bagas langsung menatap pintu kamar di mana Nicky yang sudah terlihat berdiri di depan pintu dengan penampilan yang luar biasa anggun dan sangat cantik. Dengan jarit batik putih bermotif perak, berpadu dengan kebaya modern berwarna putih tulang, serta riasan klasik di wajah Nicky yang sudah cantik, menjadi lebih cantik dan tampak sempurna dan mempesona. Mata Bagas tak berkedip menatap wajah Nicky yang menunduk yang sedang berjalan ke tempatnya berada. Dengan di dampingi Hana , Nicky berjalan dengan kepala tertunduk sedikit malu. Hana membantu Nicky duduk saat sudah sampai di tempat Bagas berada. Nicky duduk di samping Bagas dengan tangan gemetar. Segera Hana menutupi kepala Bagas dan Nicky dengan selendang panjang berwarna putih dengan bordir keperakan. selaras dengan jarit batik Nicky. Wajah Nicky masih menunduk, sungguh dia merasa malu untuk melihat wajah Bagas. Hatinya berdebar-debar menahan kebahagiaan yang telah meluap. Hati Bagas kembali gelisah melihat Nicky menunduk terus, dengan sedikit keberanian tangan Bagas yang berada di bawah meja meraba mencari tangan Nicky, Di genggamnya jemari Nicky dan di remasnya pelan. Nicky secara reflek mengangkat wajahnya dan menatap mata Bagas, saat merasakan tangan Bagas meraih dan meremas tangannya.     

Nicky pun tanpa berkedip sangat terpesona dengan ketampanan Bagas. Penampilan Bagas yang elegan dengan jas putih tulangnya. menambah ketampanan Bagas semakin sempurna dengan kulitnya yang putih bersih, sangat serasi dengan warna kebaya yang di pakai Nicky, perpaduan yang pas sekali.     

Acara proses akad nikahpun di mulai dengan sambutan-sambutan dari para orang tua. di lanjut dengan penjelasan dari pak penghulu. Hingga tiba puncak acaranya yaitu proses ijab qabul. Dengan suasana yang hening , yang terdengar hanya suara pak penghulu yang di dengarkan oleh semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Sampai tiba pada Bagas mengucapkan ijab qabulnya .     

" saya terima nikah dan kawinnya Nicky andrea pramudya dengan mas kawin tersebut tunai,....ucap Bagas dengan lancar.     

" Bagaimana para saksi ,.....saaahhhhh ?" tanya Pak penghulu dengan lantang.     

" Saaaaahhhhhhhhh,....." jawab semua orang yang berada di ruangan tersebut.     

" Alhamdulillah,..." ucap Pak penghulu, semuanya pun bersamaan mengucapkan syukur atas lancarnya akad nikah Bagas dan Nicky, Bagas dan Nicky saling berpandangan.     

Pak penghulu meminta Nicky untuk mencium punggung tangan Bagas. Nicky pun melakukan perintah tersebut dengan segenap jiwanya. Tangan Nicky mengangkat tangan Bagas ,dengan penuh perasaan dan airmata bahagia yang menetes di ciumnya punggung tangan Bagas. Kebahagiaan Bagaspun tak terlukiskan dengan kata-kata, apalagi melihat Nicky yang mencium tangannya dengan menitikkan airmata, membuat mata Bagas pun berkaca-kaca, di peluknya Nicky dengan erat dan di ciumnya kening Nicky dengan penuh perasaan pula. Sungguh penantiannya telah usai, apa yang di inginkan selama hidupnya telah di milikinya, Cinta dan hati Nicky menjadi miliknya untuk selamanya. Rasa sakitnya, rasa rindunya, pengorbanannya hanyalah ujian kecil untuk mendapatkan kebahagiaannya.     

Setelah proses ijab qabul selesai , Bagas dan Nicky bersimpuh memohon restu dari kedua orang tua mereka. Semua keluarga besar Bagas , dan orang tua nicky, serta Raka dan Hana menampakkan wajah kegembiraan dengan sesekali terdengar tawa canda menggoda Bagas dan Nicky sebagai pengantin baru. Raka dan Hana yang melihat kebahagiaan di wajah Bagas dan Nicky, terlihat ikut bahagia. Raka meraih jemari Hana,...dan di kecupnya pelan.     

" Aku berjanji kita pun akan bahagia seperti Bagas dan Hana,..." aku akan membahagianmu Hana,..." ucap Raka dengan wajah serius menatap Hana. Hanapun tersenyum bahagia.     

" Aku juga berjanji,....akan berusaha semampuku, untuk membuatmu mencintaiku,...dan membahagiakanmu,..."     

Raka menarik pundak Hana dan di peluknya erat, di kecupnya puncak kepala Hana, Keduanya kembali memandang Bagas dan Nicky yang sedang berpelukan di bawah redupnya lampu dengan bunga-bunga yang berada di sekelilingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.