THE BELOVED ONE

CINTAMU YANG BEGITU MANIS



CINTAMU YANG BEGITU MANIS

0Bagas menatap lembut wajah Nicky yang sedang terlelap dalam tidurnya.     
0

"Kamu sangat cantik Nick, secantik waktu kamu masih kecil dengan rambutmu yang berkepang dua." gumam Bagas dengan tatapannya yang penuh cinta.     

Dengan gerakan pelan, Bagas menggeser tubuhnya dan memindahkan kepala Nicky di atas bantal.     

"Kamu terlihat nampak lelah, maafkan aku yang memintamu berulang-ulang di malam pertama kita ini." ucap Bagas lagi sambil mengusap pipi Nicky yang halus.     

Setelah mengusap pipi Nicky, Bagas bergerak pelan untuk beranjak turun dari ranjangnya, namun tangan halus Nicky menahannya.     

"Mau kemana Gas?" tanya Nicky sambil mengedipkan matanya karena rasa kantuknya yang masih belum hilang.     

"Mau mandi dulu, tubuhku terasa lengket semua." jawab Bagas dengan tersenyum lembut.     

"Bukannya tadi sudah mandi?" tanya Nicky seraya bangun dari tidurnya dan duduk di pinggir ranjang berdampingan dengan Bagas.     

"Tubuhku gerah saat dekat denganmu Nick, terasa panas dan hangat, aku ingin mendinginkan tubuhku." jawab Bagas lagi dengan senyuman kecil.     

"Kamu mengerti maksudku kan? aku tidak bisa tahan lagi jika di dekatmu, apalagi ini masih hari kedua setelah pernikahan kita." jelas Bagas sambil memicingkan matanya.     

"Lalu? kenapa kamu harus mandi lagi?" tanya Nicky tak mengerti.     

"Aku ingin memberi waktu untuk kamu beristirahat sayang, kamu terlihat sangat lelah, kamu istirahatlah aku akan mandi sebentar." jawab Bagas yang tidak ingin egois untuk meminta terus pada Nicky untuk melayaninya terus.     

Nicky tersenyum sambil memiringkan tubuhnya menghadap Bagas yang telanjang dada, tampak dada Bagas yang sixpack walau tidak terlalu menonjol.     

"Kenapa melihatku seperti itu Nick? apa ada sesuatu yang mengganggu pandanganmu?" tanya Bagas sambil tersenyum.     

"Hmm, sangat indah dan mempesona." jawab Nicky tak melepas pandangannya.     

"Apa kamu mau menemaniku mandi sayang?" tanya Bagas menatap Nicky dari jauh.     

"Pergilah dulu Gas, sebentar lagi aku menyusul." jawab Nicky saat ponselnya berbunyi.     

"Hmm, jangan lama-lama ya sayang?" ucap Bagas meninggalkan Nicky yang sedang mengambil ponselnya.     

"Hana? ada apa Hana menelepon?" gumam Nicky seraya menerima panggilan Hana.     

"Hallo, ya Hana? ada apa nih tumben telepon?" tanya Nicky yang mengira Hana masih sibuk dengan malam pertamanya.     

"Ini Raka dapat empat tiket ke Pulau Bali, kita ke sana yuk untuk melanjutkan malam pertama kita di pulau Bali." ucap Hana dengan tertawa di sana.     

"Kamu tertawa bahagia banget, kamu lagi di apain sama Raka?" tanya Nicky dengan rasa penasaran.     

"Tidak apa-apa Nick, aku tertawa lagi bayangin bagaimana rasanya saat kita bulan madu berempat." ucap Hana dengan suara tawanya di sana.     

"Ya kalian atur saja, aku dan Bagas ngikut saja yang penting tidak menggangu kalian berdua." ucap Nicky dengan tenang.     

"Oke siap Bu Bos, aku akan memberitahu Raka untuk memastikan semuanya." ucap Hana dengan suara penuh semangat.     

Nicky mengambil nafas panjang, seraya tersenyum mengingat kembali bagaimana sebelumnya dia bersama Raka ternyata di akhir takdirnya dia menikah dengan Bagas orang yang di sayanginya sejak waktu kecil.     

"Melamun sayang." ucap Bagas tiba-tiba sudah di belakang Nicky dengan aroma tubuh Bagas yang begitu harum telah menggoda hasrat seorang Nicky Andrea.     

"Kamu berniat menggodaku Gas?" Tanya Nicky membalikkan badannya menghadap Bagas yang sudah tepat di atasnya.     

"Aku tidak menggodamu Nick, aku hanya berusaha membahagiakan istriku dengan caraku." jawab Bagas dengan suara paraunya.     

"Cara seperti apa?" tanya Nicky menatap kedua mata Bagas yang begitu tajam.     

"Mandilah sayang, aku akan menyiapkan sesuatu untukmu." jawab Bagas dengan tersenyum lembut.     

"Baiklah, tapi bisakah kamu menggendongku ke kamar mandi sayang." ucap Nicky sedikit merajuk pada Bagas yang sangat mencintainya.     

"Kenapa tidak bisa sayang, selagi lenganku kuat untuk mengangkatmu dan kakiku kuat untuk berdiri, aku akan menggendongmu kemanapun kamu mau, pegang yang kuat ya." ucap Bagas dengan sebuah senyuman di bibirnya.     

Dengan memeluk erat leher Bagas, Nicky menatap wajah Bagas yang begitu sangat tampan, kedua pipi Bagas sudah tidak terlihat tirus lagi.     

"Sudah sampai ratuku? apa sang ratu masih ingin menatapku lebih lama lagi?" ucap Bagas dengan tatapan menggoda.     

Wajah Nicky bersemu merah, kemudian mencubit pinggang Bagas dengan gemas.     

"Auhhh, sakit sayang." ucap Bagas mengadu manja sambil memegang perutnya.     

"Apa sakit Gas?" tanya Nicky dengan wajah cemas.     

"Tidak kok sayang, aku malah senang dapat cubitan sayang dari kamu." ucap Bagas kemudian menurunkan Nicky dari gendongannya.     

"Benarkah? setelan mandi aku cubit lagi nanti ya?" ucap Nicky semakin gemas melihat wajah Bagas yang terlihat menggemaskan.     

"Apapun yang akan kamu lakukan padaku Nick, aku akan menerimanya dengan senang hati, sekalipun itu racun yang kamu berikan, asal jangan pernah meninggalkan aku." ucap Bagas dengan serius.     

"Tidak akan pernah sayang." jawab Nicky dengan serius menatap dalam-dalam wajah Bagas.     

"Mandilah sekarang sayang, sebelum aku berubah pikiran untuk menerkammu kembali." ucap Bagas dengan nada bergurau walau masih sangat ingin bercinta dengan istrinya.     

Nicky tersenyum, mengecup bibir Bagas sekilas kemudian masuk ke dalam kamar mandi.     

"Kamu yakin Gas tidak mau ikut ke dalam?" tanya Nicky melongok dari pintu kamar mandi.     

"Serius nih sayang?" tanya Bagas menghampiri Istrinya dengan sebuah senyuman.     

Nicky menganggukkan kepalanya, kemudian kembali masuk ke dalam di ikut Bagas di belakangnya.     

"Benar kamu tidak capek Nick? aku tidak ingin kamu kelelahan." ucap Bagas seraya membantu melepas pakaian Nicky.     

"Tidak akan lelah untuk malam pertama kita Gas, aku ingin membahagiakanmu selama kamu masih belum puas dengan malam pertama kita ini." ucap Nicky berjalan masuk ke dalam bathtub setelah tidak ada sehelai benangpun di tubuhnya.     

Dari tempatnya duduk di bathtub Nicky melihat dengan jelas bagaimana tubuh Bagas yang tinggi tidak terlalu kekar tapi masih terlihat sixpack pada bagian dada dan perutnya.     

Nicky mengalihkan pandangannya saat Bagas melepas celananya.     

"Kenapa kamu mengalihkan pandanganmu sayang?" tanya Bagas menangkup wajah Nicky yang memerah dengan matanya yang begitu indah dan sayu.     

"Aku masih belum terbiasa saja." jawab Nicky lirih masih dengan wajah tertunduk malu.     

"Aku juga begitu Nick, kita akan terbiasa dengan sendirinya, kita hanya perlu belajar sedikit saja bukan begitu sayang?" ucap Bagas mengangkat tubuh Nicky dan memangkunya di atas pahanya dengan menghadap dirinya.     

Kulit tubuh Nicky terasa tersengat arus listrik saat kulit pantatnya menekan sesuatu yang sudah begitu keras saat mendudukinya.     

"Cepat sekali mengerasnya sayang?" tanya Nicky menatap wajah Bagas yang sudah terlihat sendu dan sayu.     

"Karena aroma tubuh kamu yang membuat hasratku menjadi naik sayang." jawab Bagas seraya menangkup wajah Nicky dan manyapu lembut bibir bawah Nicky penuh kelembutan.     

Dengan mata terpejam Nicky pun membalas lumatan Bagas dengan pagutan yang tidak kalah lembutnya hingga beberapa kali Bagas mendesah dengan nafas yang mulai memburu.     

Sambil melumat dan memagut bibir Nicky, tangan Bagas bergerilya meraba leher, dada kemudian pada kedua payudara Nicky dan meremasnya dengan pelan.     

Bibir Nicky sedikit terbuka dengan mengeluarkan desahannya saat remasan kedua tangan Bagas semakin intens seiring dengan lidahnya yang bermain lincah di dalam rongga mulut Nicky.     

"Aaahhhhhhh." Nicky mendesah berulangkali terdengar sambil meremas rambut Bagas saat bibir Bagas beralih pada puting payudaranya mengulum dan menggigitnya berulang-ulang.     

Nafas Bagas semakin memburu, hasratnya semakin memuncak mendengar desahan dan jeritan lirih Nicky yang merasakan kenikmatan yang di berikan Bagas padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.