THE BELOVED ONE

PERASAAN YANG TIDAK ENAK



PERASAAN YANG TIDAK ENAK

0"Kita sudah membahasnya semalam dan kita setuju untuk bulan madu bersama." jawab Bagas dengan serius pula.     
0

"Wah, bagus kalau begitu." sahut Raka menatap Bagas dan Nicky secara bergantian.     

"Kapan rencana kita berangkatnya Ka?" tanya Nicky menyela percakapan di antara mereka berdua.     

"Besok pagi kita akan berangkat." jawab Raka dengan sebuah senyuman.     

"Kita belum ada persiapan, kalau untuk berangkat besok pagi Ka." ucap Nicky dengan tatapan yang sedikit rumit.     

"Sudah Nick, kamu tenang saja. Kalian berdua hanya tinggal bawa pakaian saja, di sana sudah tersedia lengkap untuk semuanya." ucap Raka yang sangat tahu apa yang di pikirkan Nicky.     

"Tidak bisa seperti itu juga Ka, sebaiknya aku dan Nicky pamit pulang dulu untuk mempersiapkan semuanya, dan besok pagi kita bertemu di Bandara." ucap Bagas dengan tegas karena tidak nyaman juga jika dia yang masih mampu untuk mengajak Nicky pesiar harus menerima gratisan dari Raka seorang laki-laki yang pernah mencintai Nicky.     

"Ya Ka, apa yang di katakan Bagas sangatlah benar.. tentu saja kita sangat berterimakasih padamu karena telah mengajak kita bulan madu bersama, tapi kita juga akan mempersiapkan kebutuhan kita untuk besok di sana." ucap Nicky yang membenarkan ucapan Bagas suaminya.     

"Ya sudah kalau begitu, sampai bertemu besok pagi di Bandara ya." ucap Raka yang selalu mengalah jika Nicky yang sudah berbicara.     

"Oke, kita pergi dulu ya?" ucap Bagas bangun dari duduknya seraya menggenggam tangan Nicky dan itu tak lepas dari tatapan Raka.     

"Raka, kamu melihat apa?" tanya Hana yang cukup tahu dalam hati Raka yang terdalam masih sangat mencintai Nicky.     

"Tidak ada Han, kamu ingin apa sekarang Han? apa kita juga perlu berbelanja untuk kebutuhan besok?" tanya Raka memberikan sebuah senyuman untuk Hana walau hatinya begitu masih terasa perih.     

"Aku tidak menginginkan apa-apa Ka, aku hanya menginginkan cintamu sedikit saja." ucap Hana dengan hatinya yang terasa sesak untuk menahan rasa cemburunya.     

Raka mengangkat wajahnya, menatap wajah Hana dengan tatapan mata yang rumit.     

"Maafkan aku Han, beri sedikit aku waktu lagi untuk bisa melupakan Nicky. Aku mohon padamu Han." ucap Raka dengan wajah yang bersungguh-sungguh.     

"Ya Ka, aku akan selalu bersabar menunggumu." ucap Hana dengan tatapan matanya yang berkaca-kaca.     

"Terimakasih Hana, kamu sangat baik." ucap Raka menggenggam tangan Hana dan mengecupnya dengan penuh perasaan.     

Hati Hana meleleh kembali, tiap kali hati Hana merasa tersakiti begitu dekat mudahnya hatinya kembali memaafkan Raka, karena Hana sangat mencintai Raka.     

***     

"Gas, apa harus sebanyak ini yang kita bawa untuk besok pagi?" tanya Nicky menatap Bagas yang tampak lelah dan bersandar di kursi sofa.     

"Tidak apa-apa Nick, siapa tahu kita akan tinggal di sana dalam waktu yang cukup lama." ucap Bagas menatap Nicky yang sedang memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper besar.     

"Memang kamu ada rencana mau tinggal di sana dalam waktu yang lama ya Gas?" tanya Nicky menatap Bagas sejenak.     

"Tidak juga sayang, hanya untuk berjaga-jaga saja." ucap Bagas kembali terdiam seperti ada sesuatu yang ada di dalam pikirannya.     

"Bagas, apa ada sesuatu yang kamu pikirkan? dari tadi aku melihatmu lebih banyak termenung?" tanya Nicky menghampiri Bagas dan duduk di sampingnya.     

"Aku merasa tidak nyaman saja Nick." Jawab Bagas menatap penuh wajah Nicky.     

"Tidak nyaman kenapa? apa karena kita bulan madu bersama Raka?" tanya Nicky mengusap wajah Bagas dengan penuh kasih sayang.     

"Entah kenapa Nick, aku merasa Raka masih mencintaimu dan mengharapkanmu." Jawab Bagas menundukkan wajahnya tidak ingin menampakkan kecemburuannya.     

"Kamu cemburu Gas?" tanya Nicky mengangkat wajah Bagas dengan tersenyum.     

"Suami mana yang tidak cemburu jika tahu ada seseorang yang masih mencintai dan mengharapkan istrinya?" jawab Bagas menatap Nicky dengan sorot mata mencari cinta di mata Nicky.     

"Apa kamu mencari cinta di mataku untukmu Gas? sampai kamu menatapku seperti itu?" tanya Nicky seolah-olah tahu yang ada di dalam pikiran Bagas.     

Bagas terdiam hanya menatap kedua mata Nicky yang sayu dan teduh.     

"Setelah sekian lama kita merasakan perpisahan yang cukup panjang hingga kita di pertemukan kembali, kita telah di takdirkan untuk bersama, bahkan jika suatu hari nanti kita terpisah kembali kita pasti akan di pertemukan kembali karena kita telah di takdirkan untuk bersama." ucap Nicky menautkan jari jemarinya pada sela-sela jari Bagas dan menggenggamnya dengan sangat erat.     

Hati Bagas tersentuh dan selalu tenang setiap kata yang di ucapkan Nicky selalu membawanya ke dalam ruang hati yang penuh cinta.     

"Aku takut kehilanganmu Nick, cukup aku merasakan seperti mayat hidup saat melihatmu akan menikah dengan Raka, dan jika itu terjadi lagi mungkin aku akan mati di hadapanmu Nick." ucap Bagas seiring bibir Nicky menutup bibirnya dengan sangat lembut.     

"Jangan pernah bicara soal kematian Gas, kamu sangat tahu aku sangat mencintaimu, dan akan selalu begitu selamanya, sampai kita kakek nenek sampai ajal menjemput kita." ucap Nicky menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Bagas.     

"Aamiin, aku berharap seperti itu Nicky hidup dan mati bersamamu. Aku sangat mencintaimu sayang." ucap Bagas mendekap Nicky dengan sangat erat.     

"Aku hanya ingin tahu kenapa tiba-tiba kamu berpikir kalau Raka masih mencintaiku Gas? kamu sudah tahu sendiri Raka sudah menikah dengan Hana dan pernikahan mereka terlihat bahagia. Bahkan sekarang mengajak kita untuk honeymoon bersama?" tanya Nicky mengangkat wajahnya menatap wajah Bagas yang terlihat sangat tampan dan bersih.     

"Entahlah Nick dari pagi perasaanku sangat tidak enak, seperti akan terjadi sesuatu yang membuatku takut akan sebuah kehilangan dan aku sangat tahu bagaimana tatapan seorang pria yang mencintai seorang wanita, tatapan Raka padamu sudah menunjukkan rasa cintanya padamu." jawab Bagas dengan wajah serius.     

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja Gas, aku sangat yakin Raka sudah bisa menerima Hana dan sudah mencintai Hana, dengan bukti pernikahan mereka yang terlihat sangat bahagia, saling perhatian satu sama lainnya." ucap Nicky memberikan pendapatnya.     

"Semoga apa yang kamu pikirkan benar Nick, karena sebagai laki-laki aku melihat jelas cinta Rama itu masih ada untukmu." ucap Bagas yang kukuh dengan pendapatnya.     

"Bisa jadi seperti itu Gas, tapi bagaimanapun keadaan tidak akan merubah perasaanku padamu, aku mencintaimu sangat mencintaimu." ucap Nicky menatap dalam-dalam wajah Bagas dan menyapu lembut bibir Bagas dengan penuh perasaan.     

"Nick, kamu membangunkan juniorku sayang." ucap Bagas melepas ciuman bibir Nicky.     

"Kenapa begitu cepat Gas?" tanya Nicky merangkul leher Bagas dengan tatapan intens.     

"Apa kita harus melakukannya lagi Nick?" tanya Bagas dengan suara tercekat.     

"Jika suamiku masih menginginkannya dengan senang hati aku melayaninya." jawab Nicky dengan sebuah senyuman.     

"Jika kamu bertanya seperti itu, aku bisa bilang aku selalu menginginkanmu setiap saat setiap waktu sayang." bisik Bagas di telinga Nicky.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.