THE BELOVED ONE

STATUS RAKA DAN NICKY



STATUS RAKA DAN NICKY

0"Naik pesawat? apa kamu mengajakku kemari dengan naik pesawat? aku tidak ingat sama sekali." keluh Nicky sambil menekan area pelipisnya berusaha mengingat sesuatu.     
0

"Tidak apa-apa Nick, jangan kamu paksakan kalau kamu tidak bisa mengingatnya." ucap Raka yang tidak ingin memori otak Nicky akan semakin parah.     

"Tidak ada yang terjadi padaku kan Ka? apa ada sesuatu yang terjadi dan aku tidak tahu?" tanya Nicky dengan tatapan penuh tanda tanya.     

"Tidak ada Nick, sebaiknya kamu istirahat ya?"     

ucap Raka dengan tatapan sedih dengan keadaan Nicky yang kehilangan sebagian ingatannya.     

"Aku tidak mau kembali ke sana, aku mau di sini saja bersamamu." ucap Nicky dengan wajah yang terlihat ketakutan.     

"Kenapa kamu tidak mau di sana? bukannya mereka baik padamu?" tanya Raka sedikit resah juga dengan adat suku yang sekarang bersamanya.     

"Aku takut dengan tatapan mata mereka, sepertinya aku akan di makannya." bisik Nicky di telinga Raka.     

"Mungkin perasaanmu saja Nick, karena kamu belum mengenal mereka." ucap Raka dengan tersenyum melihat wajah Nicky yang terlihat lucu dengan wajah ketakutannya.     

"Biarkan aku di sini saja Ka, aku tidak mau jauh darimu. Aku tidak mengenal mereka semua, apa mereka orang suku pedalaman?" tanya Nicky dengan pikiran curiga.     

"Mereka memang orang suku pedalaman Nick, suku Arzza...aku juga belum mengenal betul suku ini, aku akan mencari tahu setelah aku sembuh." ucap Edo yang masih merasakan tulang-tulangnya remuk dan susah untuk bergerak.     

"Memang kenapa denganmu? apa kamu juga terluka?" tanya Nicky baru sadar dengan keadaan Raka, kemudian mengamati tubuh Raka yang ternyata banyak lebam dan baretan luka di dada Raka.     

"Ya Tuhan, kenapa aku tidak sadar dari tadi?" tanya Nicky seraya menyentuh dada Raka.     

"Jangan sentuh Nick, sakit!!" ucap Raka berusaha tidak di sentuh Nicky lagi karena status mereka sudah sama-sama menikah.     

"Tapi aku ingin melihatnya Ka, pasti sangat sakit ya?" tanya Nicky merasa cemas dengan keadaan Raka.     

"Sudah tidak sakit lagi Nick, aku tidak apa-apa kok." ucap Raka mulai tersiksa dengan sikap lembut Nicky yang penuh perhatian membuat perasaannya cintanya mulai timbul kembali.     

"Syukurlah Ka, memang kamu tidak ada pakaian di sini Ka? dan aku juga...di mana pakaianku? aku merasa malu dengan pakaian ini terlihat bahuku dan pahaku." ucap Nicky sedikit risih dengan pakaiannya.     

Raka terdiam dan berpikir bagaimana caranya mengatasi masalahnya, sedangkan keadaannya sendiri masih belum sehat seratus persen.     

"Nick, sebaiknya kamu jangan ke mana-mana dulu sebelum aku bisa bangun." ucap Raka merasa cemas kalau Nicky di apa-apakan oleh laki-laki suku Arzza.     

"Aku memang tidak ingin kemana-mana Ka, laki-laki sini melihatku seperti makanan lezat, mungkin karena aku berpakaian seperti ini." ucap Nicky dengan wajah serius.     

"Ya sudah, kamu di sini saja... jangan ke mana-mana dulu." ucap Raka memastikan keamanannya Nicky sambil memulihkan tenaganya.     

"Ka, aku sangat lapar... kapan kita makannya?" tanya Nicky sambil memegang perutnya yang sudah berbunyi keras.     

Raka tertawa pelan melihat sikap Nicky padanya kembali seperti dulu yang selalu manja dan perhatian.     

"Ya Tuhan, semoga aku tidak terlena dengan perasaan ini." ucap Raka dalam hati sambil menatap wajah Nicky yang terlihat polos.     

Saat Raka ingin menggerakkan badannya untuk duduk bersandar, terlihat Khabir datang dengan seorang wanita yang membawa makanan dan juga minuman.     

"Makanlah, sudah waktunya kalian makan dan minum obat." ucap Khabir seraya memberikan minuman yang berwarna hijau pekat pada Raka.     

"Minum obat ini sebelum makan." ucap Khabir dengan tenang.     

"Mulai sekarang kamu bisa tidur berdua di sini. Kalian sepasang kekasih bukan? kalau kalian sudah sembuh akan memberitahu pada kalian tentang peraturan di desa kami." ucap Khabir setelah itu pergi meninggalkan tempat.     

"Aku dan Nicky bukan...." Raka tidak jadi meneruskan ucapannya saat ingat kalau Nicky masih mengingat dirinya sebagai kekasihnya.     

"Kamu mau bilang apa?" tanya Khabir dengan serius menatap Raka yang tidak meneruskan ucapannya.     

"Tidak... tidak apa-apa." ucap Raka masih tidak ingin menambah masalah.     

Setelah Khabir dan wanita itu pergi, Nicky bangun dari duduknya dengan bantuan tongkatnya duduk lebih dekat dengan Raka.     

"Kamu tadi mau bilang apa Ka?" tanya Nicky ikut penasaran.     

"Tidak ada apa-apa Nick, sekarang makanlah sebelum makanannya dingin. Bukannya kamu sudah sangat lapar." ucap Raka berusaha duduk untuk minum obatnya dengan bau yang sangat menyengat.     

"Apa kamu mau minum obat itu Ka?" tanya Nicky seraya membantu Raka untuk duduk bersandar dan membantunya untuk minum obatnya.     

"Apa kamu juga mau minim obat ini?" tanya Raka sedikit bercanda agar tidak terlalu tegang dengan apa yang menimpanya.     

"Tidak ahhh... baunya menyengat sekali." ucap Nicky sambil melihat Raka yang sedang minum obatnya dengan mata terpejam.     

"Minta air putihnya Nick." pinta Raka sambil memegang perutnya yang seperti di putar-putar seperti komedi putar.     

"Kenapa Ka?" tanya Nicky dengan cemas sambil memberikan air putih pada Raka yang terlihat pucat dengan memegang perutnya.     

"Terasa panas obatnya di perutku Nick." ucap Raka menahan rasa panas di perutnya.     

"Aku kompres perutmu ya." ucap Nicky dengan perasaan cemas.     

"Tidak usah Nick, ini pasti hanya sebentar saja rasa panasnya." ucap Raka sedikit lemas setelah minum obatnya.     

"Raka, ayo kita makan bersama. Aku suapi kamu biar tidak lemas." ucap Nicky seraya mengambil makanan yang beralas dari tanah liat.     

Raka tidak bisa menolak keinginan Nicky karena tubuhnya sendiri memang sangat lemas.     

Dengan penuh rasa sayang, Nicky menyuapi Raka dengan pelan dengan sesekali Nicky juga makan dengan sangat lahap karena sangat lapar.     

Setelah selesai menyuapi Raka, Nicky menghabiskan sisanya tanpa memperdulikan Raka yang sedang menatapnya tak berkedip.     

"Nicky, apa kamu sudah kenyang?" tanya Raka merasa kasihan dengan keadaan Nicky yang sebagian kehilangan memorinya.     

"Sudah Ka, aku sudah kenyang dan tinggal ngantuknya saja." ucap Nicky seraya minum air beberapa teguk minumannya.     

"Nick, apa kamu benar-benar tidak ingat dengan nama Hana dan Bagas?" tanya Raka sekali lagi bertanya untuk memastikan pemikirannya kalau tidak lah benar.     

"Aku benar-benar tidak mengenal mereka Ka, memang ada apa dengan mereka berdua? apa kamu mengenal mereka berdua?" tanya Nicky tanpa ada rasa beban di hatinya.     

"Nick, apa pendapatmu? kalau aku bilang padamu kita sudah sama-sama menikah? aku menikah dengan Hana, dan kamu menikah dengan Bagas?" tanya Raka dengan serius menatap penuh wajah Nicky.     

"Apa pendapatmu tentang hal itu Nick?" tanya Raka lagi dengan hati yang berdebar-debar.     

Nicky terdiam, kedua matanya berkaca-kaca tidak suka dengan candaan Raka yang sama sekali tidak lucu baginya.     

"Apa tidak ada candaan lain Ka?" tanya Nicky dengan suara tercekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.