THE BELOVED ONE

TERPAKSA MENIKAH ADAT ARZZA



TERPAKSA MENIKAH ADAT ARZZA

0"Apa tidak ada candaan lain Ka?" tanya Nicky dengan suara tercekat.     
0

"Kalau aku tidak bercanda bagaimana Nick?" tanya Raka dengan serius.     

"Aku akan membencimu! bagaimana kamu bisa punya cerita seperti itu? apa kamu ingin mengatakan kalau aku telah hilang ingatan? katakan! apa yang terjadi padaku? apa aku telah gila hingga aku tidak ingat dengan masa laluku?" tanya Nicky dengan perasaan kalut tidak tahu dengan apa yang terjadi.     

"Kalau menurutmu aku hilang ingatan, kenapa aku bisa mengingatmu dan mengingat kedua orang tuaku? bahkan aku mengingat masa kecilku." ucap Nicky masih kukuh dengan keyakinannya.     

"Lihat Nick, ada cincin di jari manis kamu dan juga cincin di jariku. Kamu bisa lihat nama siapa yang ada di jari manis kamu." ucap Raka dengan wajah serius.     

Dengan rasa penasaran Nicky melepas cincin yang ada di jari manisnya dan melihat dengan seksama siapa nama yang ada di cincinnya.     

"BAGAS"     

"Ada nama Bagas, tapi aku sama sekali tidak tahu siapa Bagas, bahkan dalam ingatan ku pun aku tidak bisa mengingatnya. Apa ini hanya kejutan lelucon darimu?" tanya Nicky dengan tatapan serius.     

"Katakan Ka! apa ini sebuah lelucon darimu untuk memberikan aku suatu kejutan?" tanya Nicky dengan hati yang terasa sesak.     

"Nicky, bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu. Kamu sudah menikah dengan Bagas laki-laki yang kamu cintai dari kecil dan aku telah menikah dengan sahabatmu Hana, kita menikah karena terpaksa tapi aku sudah berjanji akan selalu membahagiakannya." ucap Raka berusaha menenangkan hatinya.     

"Apa kamu mencintai Hana Ka?" tanya Nicky dengan tatapan penuh.     

Raka terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Nicky.     

"Kenapa kamu diam Ka?" tanya Nicky tak sabar untuk menunggu jawaban dari Raka.     

"Hana sudah menjadi istriku Nick, dan aku harus mencintainya." ucap Raka semakin berdebar-debar hatinya yang tak karuan.     

"Aku hanya bertanya padamu Ka, apa kamu mencintai Hana?" tanya Nicky dengan tatapan tak lepas dari wajah Raka.     

"Aku tidak mencintainya Nick, tapi aku akan berusaha mencintainya." ucap Raka dengan serius.     

"Apa kamu masih mencintaiku Ka?" tanya Nicky dengan suara pelan.     

"Bagaimana aku bisa menjawabnya Nick?" ucap Raka serba salah.     

"Jawab saja seperti kata hatimu Ka." ucap Nicky menatap lembut yang meruntuhkan hati Raka.     

"Aku masih mencintaimu Nick." sahut Raka tidak bisa lagi menyimpan perasaannya.     

"Aku juga mencintai Ka, aku tidak mengenal Bagas bagaimana aku bisa menikah dengannya?" tanya Nicky sambil menekan pelipisnya.     

"Kamu mencintainya Nick, Bagas adalah cinta di masa kecilmu?" ucap Raka berusaha menjelaskan sesuatu pada Nicky.     

"Aku tidak mengenalnya dan aku tidak mencintainya Ka, aku hanya mencintaimu." ucap Nicky semakin bingung dengan apa yang terjadi.     

"Aku berjanji padamu Nick, kalau aku sudah sembuh dan kamu juga sembuh aku akan menceritakannya padamu." ucap Raka dengan tatapan bersungguh-sungguh.     

"Baiklah dan selama aku belum tahu semuanya aku anggap pernikahanku tidak ada. Karena yang aku ingat kamu adalah kekasihku yang sebentar lagi kita bertunangan." ucap Nicky dengan suara pelan.     

"Ya Nick, sebaiknya kita tidur karena sudah sore. Aku mengantuk sekali mungkin karena pengaruh obat itu." ucap Raka dengan mata yang sudah sayu.     

"Bagaimana aku bisa tidur Ka? tidak ada tempat lagi untuk tidur di kamar ini?" tanya Nicky dengan yang juga sudah mengantuk.     

"Tidurlah di sini Nick, dan kita tidak akan melakukan apapun." ucap Raka berusaha menggeser tubuhnya agar Nicky mendapat tempat untuk tidur.     

Setelah Nicky berbaring tidur, hati Raka semakin gelisah. Bagaimana dia bisa menahan hati dan perasaannya jika orang yang di cintainya sekarang tetap mencintainya.     

Dalam keadaan hati yang gelisah akhirnya Raka bisa tidur karena obat yang sudah di minumnya telah bekerja.     

***     

Esok hari...     

Keadaan Raka seperti ada keajaiban karena Raka bisa menggerakkan tubuhnya tanpa ada rasa sakit di seluruh tulangnya.     

Raka bangun dari tidurnya secara perlahan. Tampak Nicky masih tertidur dengan sangat pulas.     

"Nicky... bangun...sudah pagi." panggil Raka dengan suara pelan.     

Nicky membuka matanya kemudian duduk di samping Raka.     

"Kamu sudah bisa duduk? syukurlah kalau kamu sudah bisa duduk." ucap Nicky sambil mengusap wajahnya.     

"Kita keluar Nick, lihat keadaan bagaimana di luar sana." ucap Raka berdiri dari duduknya dengan pelan.     

Nicky pun turun dari tempat tidurnya dengan memegang tongkatnya.     

"Kamu bisa jalan kan Nick?" tanya Raka dengan tatapan cemas.     

"Bisa sih walau sedikit susah." jawab Nicky sambil tersenyum.     

Dengan di bantu Raka berjalan, Nicky dan Raka berjalan keluar dari rumah milik Tetua Khabir.     

Di luar tampak beberapa orang sedang sibuk membuat sebuah panggung kecil yang terbuat dari kayu yang di pasang dan di ikat dengan tali.     

Raka agak sedikit curiga dengan beberapa orang yang telah berkumpul di pinggir panggung kecil untuk yang cukup di buat duduk dua orang saja.     

"Sepertinya penduduk Arzza sangat sedikit." ucap Raka sambil menatap ke sekeliling hutan yang ada di sekitar mereka.     

"Khabir." panggil Raka saat melihat Khabir datang menghampirinya.     

"Apa kamu sudah bisa berjalan?" tanya Khabir sambil memberikan sebuah penutup kepala pada Raja dan Nicky.     

"Ada apa ini Khabir? kenapa kamu memberikan kita penutup kepala ini?" tanya Raka sedikit curiga karena penutup kepala yang di bawanya seperti milik dua pasangan pengantin.     

"Kalian berdua akan menikah agar bisa mempunyai keturunan." jawab Khabir dengan tenang.     

"Apa maksudmu Khabir? kita tidak bisa menikah, kita bukanlah sepasang kekasih." ucap Raka dengan gusar.     

"Di sini semua harus berpasangan agar penduduk di sini berkembang pesat. Kalau kamu tidak mau menikah dengan dia kamu bisa menikah dengan wanita lain di sini dan wanita ini akan menikah dengan laki-laki lain yang di sini." ucap Khabir dengan tegas.     

"Kalau kita tidak mau? bagaimana?" tanya Raka semakin gelisah karena statusnya dia sama Nicky sudah sama-sama menikah.     

"Kalau kalian berdua tidak mau menikah, kalian berdua akan di masukkan ke dalam lubang buaya." ucap Khabir dengan tatapan yang penuh kilatan karena Raka yang membantah ucapannya.     

"Tapi Khabir...kita bukan penduduk sini, dan kita juga sudah menikah dengan orang lain bagaimana kita menikah lagi?" tanya Raka sedikit curiga dengan Khabir yang mungkin membuat sekelompok penduduk suku Arzza dengan di bawah pengaruhnya.     

"Di suku Arzza harus ada pernikahan agar bisa cepat mempunyai keturunan dan memperbesar penduduk suku Arzza ini. Kalau kamu tidak mau menikah dengan wanita ini kamu akan menikah dengan wanita di sini, dan wanita ini akan menikah dengan laki-laki yang lain.     

"Kenapa harus seperti ini Khabir?" tanya Raka putus asa     

"Karena itu telah menjadi peraturan kami dan semua harus mematuhinya. Semua yang sudah masuk ke sini tidak akan bisa keluar lagi." ucap Khabir sedikit melunak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.