THE BELOVED ONE

KEHAMILAN NICKY



KEHAMILAN NICKY

0"Dan sekarang kita telah menikah, apa aku bersalah kalau nanti ingin bercerai dengan Bagas? sekarang aku tidak mencintainya Ka?" ucap Nicky tanpa sadar kalau dia dalam keadaan hilang sebagian memorinya.     
0

"Nicky, kita menikah sekarang hanya secara adat suku Arzza dan itu tidak sah. Kita bisa menganggapnya tidak ada pernikahan. Dan lagi kamu tidak mencintainya sekarang karena sebagian memori kamu hilang. Seiring waktu Lambat laun memori kamu bisa kembali Nick. Dan jangan lagi kamu membahas tentang perceraian, kamu belum bertemu Bagas dan aku tidak ingin kamu menyesal." ucap Raka berusaha menenangkan hati Nicky yang telah di selimuti rasa bersalah karena telah meninggalkan dirinya.     

"Aku merasa bersalah padamu Ka, kenapa begitu mudahnya aku jatuh cinta pada Bagas padahal sudah menjalin hubungan dengan kamu? aku merasa malu padamu sekarang Ka, apalagi aku tahu kamu masih mencintaiku." ucap Nicky menatap Raka dalam-dalam.     

"Nick, kamu tenang ya.. pernikahan kamu dengan Bagas sangat bahagia, kamu sangat mencintaimya. Jangan berpikir kamu akan meninggalkan Bagas, kamu akan menyesal nanti." ucap Raka tidak tahu lagi harus memberikan bukti apa pada Nicky kalau pernikahan mereka berdua sangat bahagia, beda dengan pernikahannya yang masih terasa hampa.     

"Dan kamu sendiri? bagaimana dengan pernikahan kamu dengan Hana? apa kalian berdua bahagia?" tanya Nicky dengan tatapan penuh.     

"Nicky, seandainya ponsel kita ada..aku akan menunjukkan padamu tentang Bagas. Dan pasti kamu akan mengingatnya." ucap Raka mulai merasa bersalah pada Bagas karena telah menikahi Nicky walau hanya sebatas menikah adat.     

"Tapi aku tidak bisa mengingatnya sama sekali Ka, nama Bagas sangat asing bagiku. Aku sudah berusaha mengingatnya tapi aku tidak bisa dan tidak merasakan apa-apa." ucap Nicky bersikeras dengan perasaannya.     

"Nicky, kamu sudah menikah dengan Bagas dan aku sudah menikah dengan Hana. Kita tidak bisa lagi merubah hal itu." ucap Raka serasa putus asa telah menjelaskannya pada Nicky.     

"Kalau kita sudah keluar dari sini, aku akan bicara dengan Bagas, dan kamu bisa bicara dengan Hana tentang perasaan kita yang sebenarnya." ucap Nicky seperti bergumam namun Raka sangat jelas mendengarnya.     

"Nicky, keadaan Bagas dan Hana saja kita tidak tahu. Mereka selamat atau tidak? kenapa kamu jadi seperti ini Nick?" tanya Raka sedikit heran dengan sikap Nicky yang begitu membenci Bagas.     

"Karena mereka berdua kita jadi terpisah Ka, aku merasa bersalah padamu.. kenapa aku tega meninggalkan kamu yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan denganku? apa karena aku begitu bodoh?" tanya Nicky menyesali semua yang terjadi.     

"Tidak Nick, kamu jangan berpikir mereka yang salah. Bagas dan Hana sangat mencintaimu. Berapa kali aku bilang kalau Bagas sangat mencintaimu dan kamu sangat mencintainya. Kamu harus percaya padaku." ucap Raka seraya menekan pelipisnya.     

"Ya sudah Ka, maaf...kita lihat saja nanti. Semoga kita bisa pergi dari tempat ini." ucap Nicky sedikit takut dengan wajah Raka yang terlihat marah padanya.     

"Lebih baik seperti itu, kita memikirkan hal yang penting dulu. Bagaimana caranya kita bisa keluar dari tempat ini." ucap Raka dengan tatapan serius.     

"Tapi dari Khabir sudah bilang, kita bisa bebas kalau aku hamil. Bagaimana menurutmu?" tanya Nicky sedikit takut kalau Raka marah lagi padanya.     

"Kamu tidak mungkin hamil Nick, karena aku tidak akan melakukannya, kamu masih Istri sah Bagas dan aku juga masih suami sah Hana." sahut Raka dengan tegas.     

"Lalu bagaimana bisa kita keluar kalau aku tidak hamil?" tanya Nicky merasakan penolakan dari Raka.     

"Aku akan mencari jalan keluar lainnya, kalau kita bisa melarikan diri... secepatnya kita akan keluar dari sini." ucap Raka dengan pikiran yang semakin berat.     

"Ya sudah, aku menyerahkan sepenuhnya padamu Ka. Aku mau tidur, pusing dengan semua ini." ucap Nicky seraya berbaring dengan mata terpejam, berusaha mengingat sebuah nama Bagas dan Hana.     

"Bagas? seperti apa wajah Bagas? bagaimana aku bisa begitu mudah jatuh cinta padanya? apa benar Bagas adalah cinta pertamaku? kalau Bagas adalah cinta pertamaku, apa Bagas adalah Aga? tapi aku sangat membenci Aga, dan aku sudah mencintai Raka. Selama ini keinginanku hanya ingin menikah dengan Raka, karena aku sangat mencintainya." ucap Nicky seraya membuka matanya perlahan melihat Raka yang sedang termenung menatap ke arah pintu.     

"Kasihan kamu Ka, pasti kamu menderita karena pengkhianatanku ini. Maafkan aku Ka, aku akan berusaha mengembalikan kebahagiaanmu." ucap Nicky masih merasa bersalah dengan apa yang yang telah di lakukannya.     

Dengan hati dan perasaan yang di liputi rasa bersalah Nicky memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur kembali.     

***     

Tiga minggu kemudian...     

Raka masih terdiam di tempatnya, tidak tahu harus bagaimana lagi untuk mencari celah jalan keluar, sedangkan dia tidak bisa keluar dari kamar.     

Semua kebutuhan makan dan minum sudah di siapkan tiap hari. Sesekali Khabir datang dan mengingatkan dirinya, jika ingin keluar secepatnya dari tempat suku Arzza sebaiknya mempercepat kehamilan Nicky.     

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? tidak mungkin aku melakukannya pada Nicky yang masih sah istri Bagas. Bagaimana caranya agar aku bisa membawa pergi Nicky dari sini?" tanya Raka dengan mata terpejam.     

"Raka." panggil Nicky dengan suara pelan, tubuhnya terasa lemas.     

"Ada apa Nick." sahut Raka melihat wajah Nicky yang terlihat pucat.     

"Aku merasa lemas, aku merasa tidak tidak enak badan." ucap Nicky dengan bibir yang pucat.     

"Kamu istirahat lah, mungkin kamu kurang makan. Dua hari ini kamu tidak mau makan." ucap Raka dengan perasaan cemas.     

"Aku tidak ada selera makan Ka, perutku terasa tidak nyaman." ucap Nicky sambil mengusap perutnya yang terasa sesak.     

"Aku belum tahu, aku akan bicara pada Khabir untuk meminta obat buatmu." ucap Raka sambil menyelimuti tubuh Nicky.     

Setelah menunggu beberapa saat, seperti biasanya Khabir datang dengan wanita yang membawa makanan dan minuman.     

"Makanlah selagi masih hangat, ingat Raka ini sudah hampir sebulan sejak kalian menikah. Harusnya Nicky sudah ada tanda-tanda hamil kalau kamu sudah melakukannya." ucap Khabir dengan tatapan penuh.     

"Umah, cepat kamu berikan Nicky makanan itu sekalian kamu memeriksa kandungannya Nicky sudah hamil atau tidak." ucap Khabir dengan tenang.     

Raka dan Nicky saling berpandangan bagaimana Nicky bisa hamil? Raka saja tidak pernah tidur dengannya lagi sejak Raka memutuskan Nicky bertemu dengan Bagas dulu.     

Dengan patuh Umah meletakan makanan dan minuman yang di bawanya. Setelah itu Umah memeriksa perut Nicky yang memang terlihat terbuka.     

Setelah selesai memeriksa perut Nicky, Umah bicara dengan Khabir dengan menggunakan bahasa suku Arzza.     

Wajah Khabir terlihat senang dan bahagia.     

"Raka.. Nicky.. selamat... kalian akan menjadi orang tua!!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.