THE BELOVED ONE

KEBINGUNGAN NICKY



KEBINGUNGAN NICKY

0Wajah Khabir terlihat senang dan bahagia.     
0

"Raka.. Nicky.. selamat... sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua dan kita juga akan menjadi keluarga besar nantinya." ucap Khabir dengan sebuah senyuman.     

Karena Khabir akan menjodohkan putranya yang bernama Danish Aillen dari istri kedua suku Arzza. Suku Arzza terkenal dengan kulit putih bersih dan mata birunya. Untuk itu Khabir tetap betah tinggal di desa Arzza suku pedalaman asli Arzza.     

Nicky menatap Khabir dengan tatapan tak percaya, bagaimana bisa dia hamil kalau Raka tidak pernah menyentuhnya.     

"Khabir! apa benar yang kamu katakan itu? apa kamu yakin Nicky hamil?" tanya Raka dengan tatapan tak percaya.     

"Kamu harus percaya dengan apa yang aku katakan, Nicky hamil bayi perempuan dan kamu bisa tenang sekarang." ucap Khabir seraya bicara sesuatu pada Umah. Setelah mendengar ucapan Khabir, Umah pergi dengan segera dan tidak lama kemudian kembali dengan membawa sebuah gelang dari batu asli suku Arzza.     

"Nicky, setelah kamu pergi dari sini saat Putri kamu lahir kamu harus memakaikan gelang ini kalau kamu tidak memakaikannya putrimu akan sakit dan bisa meninggal dunia." ucap Khabir dengan serius.     

"Aku tidak bisa percaya ini." ucap Nicky seraya menerima gelang yang di berikan Khabir kepadanya.     

Raka terdiam dan berusaha berpikir jernih, Jika memang Nicky hamil maka bayi yang di kandung Nicky adalah bayi Bagas darah daging Bagas.     

"Sekarang terserah kalian berdua, kalian bisa tinggal di sini atau bisa kembali pulang. Kalau kalian ingin kembali pulang aku akan mengantarmu sampai pada perbatasan kota." ucap Khabir dengan tenang.     

"Baik, besok pagi antarkan kita pulang sampai pada perbatasan." ucap Raka dengan perasaan campur aduk dengan keadaan Nicky.     

"Baiklah, bersiaplah kalian.. besok pagi aku akan mengantar kalian pulang." ucap Khabir kemudian meninggalkan Nicky dan Raka yang masih shock dengan kabar yang tidak pernah mereka pikirkan.     

"Raka, bagaimana ini bisa terjadi? bagaimana aku bisa hamil sedangkan kamu tidak pernah menyentuhku?" tanya Nicky dengan tatapan tak mengerti.     

"Kamu hamil anak Bagas Nick, sudah aku bilang dari awal pernikahan kalian sangat bahagia dan kalian sudah melakukan malam pertama sedangkan aku belum sama sekali dengan Hana saat kita Hana dalam keadaan haid. Untuk itu kita berniat menikmati malam pertama dengan berbulan madu bersama kalian. Dengan kamu hamil sudah membuktikan kalau kalian saling mencintai jadi aku tidak perlu menjelaskan lagi bukan?" ucap Raka berusaha untuk tidak terluka lagi dengan kembalinya Nicky pada Bagas.     

"Tapi... sampai saat ini aku masih belum ada perasaan apa-apa pada Bagas Ka? bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu." ucap Nicky dengan tatapan sedih.     

"Nicky, sekarang kamu dalam keadaan hamil dan bayi itu anak Bagas. Pikirkan kebahagiaan kalian berdua. Besok pagi kita pulang, aku harap Bagas dan Hana baik-baik saja dan kita berempat akan menjadi pasangan yang bahagia." ucap Raka dengan perasaan hampa.     

Entah apa yang Raka rasakan saat ini, rasa takut kehilangan atau ikut bahagia dengan kehamilan Nicky.     

"Aku lapar, Ka...bisakah kamu menyuapi aku?" tanya Nicky ikut merasakan kesedihan Raka.     

"Baiklah." ucap Raka tidak bisa menolak keinginan Nicky wanita yang sangat di cintainya tapi tidak bisa di milikinya, bahkan setelah menikah secara adat pun Raka tidak berani menyentuhnya.     

Dengan penuh perhatian, Raka menyuapi Nicky dengan pelan dan hati-hati.     

"Ka, besok pagi setelah kita di antar Khabir apa kamu mengantarku pulang lebih dulu?" tanya Nicky seraya mengunyah makanannya.     

"Aku antar kamu pulang dulu memastikan keadaan di sana, semoga Bagas dan Hana selamat karena kita belum tahu apa yang terjadi." ucap Raka tidak mau memikirkan hal yang tidak pasti dulu.     

"Hem, baiklah terserah kamu saja bagaimana baiknya." ucap Nicky sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti, karena untuk mengingat sedikit saja tentang Bagas dan Hana sudah tidak bisa.     

"Sudah kenyang belum?" tanya Raka setelah nasi Nicky sudah habis tinggal miliknya yang belum dia makan.     

"Masih lapar." sahut Nicky masih dalam keadaan lapar setelah menghabiskan nasi miliknya.     

"Apa mau makan punyaku?" tanya Raka dengan tersenyum melihat Nicky nafsu makannya bertambah.     

"Kalau kamu tidak keberatan tidak aku masih mau." ucap Nicky sedikit malu-malu.     

"Ayo makan lagi." ucap Raka tak lepas menatap wajah Nicky.     

Dengan penuh perhatian Raka kembali menyuapi Nicky hingga habis tak tersisa.     

"Masih lapar lagi kah?" tanya Raka dengan senyum terkulum.     

"Sudah...aku sudah kenyang sekarang, aku ingin tidur." ucap Nicky merasa malas untuk melakukan sesuatu.     

"Istirahatlah Nick." ucap Raka duduk di samping Nicky yang sedang menatapnya tak berkedip.     

"Ada apa?" tanya Raka merasa gugup dengan tatapan Nicky.     

"Aku hanya tidak habis pikir saja, kenapa aku tega meninggalkan kamu yang sudah begitu sangat baik padaku." ucap Nicky dengan suara lirih kembali menyesali apa yang terjadi.     

"Mungkin sudah takdir Nick, kita tidak berjodoh." ucap Raka berusaha tersenyum.     

"Dan yang terjadi pada kita sekarang, kita telah menikah secara adat, apa itu juga sebuah takdir?" tanya Nicky dengan perasaan sesak.     

"Aku sendiri juga tidak tahu Nick, dengan kita tetap di pertemukan setelah kecelakaan, kemudian kita di nikahkan secara paksa dengan menikah adat. Apa ini takdir atau hanya ujian, aku sendiri tidak tahu." ucap Raka dengan tatapan penuh kesedihan.     

"Seandainya waktu bisa berbalik, aku akan berharap tidak bertemu dengan Bagas. Dan semua akan baik-baik saja." ucap Nicky dengan ikut merasakan kesedihan Raka.     

"Jangan bilang seperti itu Nick, kamu belum bertemu Bagas laki-laki yang kamu cintai. Aku tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari, apalagi sekarang kamu sudah mengandung bayi Bagas. Perjuangkan rumah tangga kamu Nick." ucap Raka dengan perasaan tulus.     

"Aku akan mengusahakannya Ka, setelah bertemu dengan Bagas aku akan bisa mengambil sikap." ucap Nicky hati yang sudah bulat ingin mengakhiri pernikahannya dengan Bagas.     

"Nicky, aku tidak mau dengan apa yang kamu putuskan itu terjadi karena aku. Aku tidak ingin menjadi orang ketiga dalam masalah ini Nick." Ucap Raka kembali menyesal dengan perjalanan bulan madunya yang telah membawa masalah yang begitu besar dalam hidup rumah tangga Nicky dan rumah tangganya.     

"Tidak akan ada hubungannya denganmu Ka, masalahnya...aku tidak merasa mengenal Bagas, sedikit saja aku tidak bisa mengingatnya. Bagaimana aku bisa hidup bersama orang yang tidak aku cintai." ucap Nicky dengan tatapan bersungguh-sungguh.     

"Aku minta pikirkan dengan sungguh-sungguh sebelum memutuskan sesuatu Nick, jangan sampai kamu menyerah di kemudian hari hanya karena ingatanmu yang belum kembali." ucap Raka dengan serius.     

"Aku akan memikirkan saranmu Ka." ucap Nicky dengan suara pekan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.