THE BELOVED ONE

MEMADU KASIH



MEMADU KASIH

0"Berapa hari kita akan tinggal di sini Gas?" tanya Nicky setelah bertemu dengan Ayahnya juga keluarga besarnya.     
0

"Kamu ingin berapa hari tinggal Nick? aku setuju saja denganmu." ucap     

"Mungkin besok pagi kita pulang saja Gas, aku ingin tahu lebih banyak tentang kita." ucap Nicky dengan serius.     

"Aku sangat bahagia Nick, kamu sudah bisa menerima semuanya." ucap Bagas dengan tatapan penuh rindu.     

"Maafkan aku yang sebelumnya ya Gas, telah melukai hatimu." ucap Nicky memberanikan diri duduk di samping Bagas.     

"Aku sudah memaafkanmu sayang dan kamu tidak perlu minta maaf karena hal itu." ucap Bagas memeluk bahu Nicky dengan perasaan sayang.     

"Apa kamu sudah mengantuk Nick? ini sudah malam istirahatlah." ucap Bagas setelah seharian sampai tengah malam menghabiskan waktunya bersama keluarga besar Nicky terutama orang tua Nicky.     

"Ya Gas, aku sedikit mengantuk." sahut Nicky dengan tatapan mata yang sudah sayu.     

"Tidurlah lebih dulu Nick." ucap Bagas seraya mengambil bantal untuk dirinya tidur di sofa.     

"Kamu mau ke mana Gas?" tanya Nicky saat melihat Bagas membawa bantal.     

"Aku mau tidur di sofa Nick." sahut Bagas tidak ingin Nicky merasa tidak nyaman dalam tidurnya.     

"Tidurlah di sini bersamaku Gas." pinta Nicky dengan tatapan penuh harap.     

"Aku tidak ingin mengganggumu Nick." ucap Bagas dengan suara pelan.     

"Tidak Gas, aku ingin tidur bersamamu." ucap Nicky dengan wajah memerah.     

"Apa yang kamu katakan Nick?" ucap Bagas tak percaya.     

"Aku ingin tidur bersamamu Gas." ucap Nicky dengan suara lirih.     

Dengan hati yang di penuhi kebahagiaan, Bagas mendekati Nicky dan duduk di sampingnya.     

"Apa kamu yakin Nick, bukannya kamu masih belum mengingatku?" tanya Bagas dengan hati berdebar-debar.     

"Aku ingin mengingatmu dengan cara menerimamu sebagai suamiku Gas, aku ingin bersamamu mulai saat ini." ucap Nicky dengan wajah serius.     

"Benarkah Nick? aku tidak ingin membuatmu kecewa Nick." ucap Bagas dengan suara bergetar.     

"Tidak Gas, aku akan menerimamu mulai saat ini." ucap Nicky memeluk Bagas dengan pelukan rindu.     

"Kita tidur bersama ya Gas." bisik Nicky seraya menarik lengan Bagas agar tidur bersamanya.     

Dengan penuh hati berdebar-debar, Bagas berbaring di samping Nicky.     

"Lihatlah aku Gas, bukannya kamu ingin aku bisa mengingatmu dan merasakan cinta itu datang kembali?" ucap Nicky menatap lembut wajah Bagas.     

"Kamu tahu apa yang aku rasakan Nick, hatiku selalu berdebar-debar bila kamu seperti ini." ucap Bagas dengan suara lirih.     

"Benarkah Gas, apa setiap kali seperti itu? selalu berdebar-debar?" tanya Nicky dengan tatapan sendu.     

"Ya Nick, hanya kamu yang bisa membuatku seperti itu." sahut Bagas dengan nafas yang terasa berat.     

Dengan penuh perasaan Nicky berusaha memikirkan Bagas dalam hatinya kemudian menyapu lembut bibir bawah Bagas dan menciumnya dengan sekilas. Ada debaran indah dalam hatinya.     

"Apa hanya sebentar ciuman itu Nick? apakah tidak bisa lebih lama lagi?" ucap Bagas dengan mata sendunya yang kini membuat hati Nicky berdebar-debar tak karuan.     

"Aku ingin menciummu lebih lama lagi Gas, pejamkan matamu Gas?'' ucap Nicky sedikit malu dengan dirinya, namun hatinya tidak bisa di pungkiri lagi kalau dirinya menginginkan seorang Bagas. Dengan penuh perasaan Nicky mendekatkan wajahnya lebih dekat ke wajah Bagas yang sedang memejamkan matanya.     

Tangan Nicky meraba lembut bibir bawah Bagas, hingga membuat hati Bagas kembali berdesir merasakan gejolak dalam darahnya.     

Perlahan Nicky menautkan bibirnya dengan bibir Bagas, memagut bibir Bagas dengan sangat lembut, di lumatnya bibir bawah Bagas dengan penuh perasaan, semakin lama lumatan Nicky semakin intens saat bibir Bagas memberanikan diri membalasnya lebih intens dan semakin kuat dan brutal. Berkali-kali Nicky harus mengambil napasnya, di saat pasokan nafasnya semakin berkurang.     

"Nicky." panggil Bagas dengan nafas yang berat dan semakin memburu.     

"Apa Gas." balas Nicky dengan nafas yang mulai tersengal-sengal menerima balasan yang lebih intens dari Bagas.     

"Aku mengingikanmu Nick, apa kamu ingin melakukannya?" bisik Bagas meraih tengkuk leher Nicky seraya tangan satunya meraba leher jenjang Nicky yang putih bersih.     

"Hm, lakukan Gas..aku juga menginginkanmu." ucap Nicky dengan suara tercekat di lehernya saat bibir lembut Bagas memagut lehernya dan menghisapnya dengan sangat kuat.     

"Bagas...apa kamu mau melakukannya sekarang?" desah Nicky merasakan tubuhnya mulai bergetar menahan gelora yang mulai membuncah.     

"Aku akan berusaha memberikan yang terbaik sayang." gumam Bagas semakin intens memagut leher Nicky hingga meninggalkan jejak indah di sana.     

Dengan pelan Bagas berada di atas Nicky yang sedang menatapnya, dan menindihnya dengan sangat pelan karena ada bayi yang sedang di kandung Nicky.     

"Hati-hati ya Gas, aku sedang mengandung bayi kita." bisik Nicky seraya menggantungkan tangannya di leher Bagas yang berada di atasnya.     

"Tentu Nick, aku akan melakukannya dengan pelan sayang." suara parau Bagas menembus gelora Nicky yang sudah tidak bisa di tahannya.     

Dengan gerakan pelan namun pasti, Bagas dan Nicky menyatukan tubuh mereka dan saling menenggelamkan gelora mereka dalam desahan dan lenguhan yang panjang.     

Beberapa kali terdengar desahan Nicky dan lenguhan panjang Bagas.     

Hati Bagas sangat bahagia, dengan Nicky yang hasratnya masih sama padanya, tidak berubah sedikitpun.     

"Nick." panggil Bagas menatap wajah Nicky dengan penuh cinta.     

"Ya Gas." sahut Nicky yang sudah merasa lemas tidur dalam pelukan Bagas.     

"Apa kamu belum mengingatku sedikitpun?" tanya Bagas dengan perasaan penuh harap Nicky akan mengingatnya walau hanya sedikit saja.     

"Aku tidak tahu Gas, aku hanya merasakan sesuatu yang sudah terbiasa aku rasakan." jawab Nicky dengan jujur apa yang di rasakan.     

Bagas terdiam merasa sedikit kecewa namun sudah cukup baginya untuk bisa membuat Nicky bahagia.     

"Apa kamu kecewa Gas?" tanya Nicky dengan tatapan sayu.     

"Sama sekali tidak Nick, dengan apa yang barusan kita lakukan sudah cukup bagiku kalau kamu masih mencintaiku dan menginginkan aku." ucap Bagas akan selalu bersabar menunggu.     

"Apa kamu bahagia denganku tadi Gas? apa yang aku lakukan sama seperti dulu?" tanya Nicky dengan tatapan sayu.     

"Bahagia sayang, sama seperti dulu penuh gairah dan cinta." jawab Bagas dengan jujur.     

"Aku melakukannya sesuai naluri yang aku rasakan Gas, apa itu suatu kemajuan untukku?" tanya Nicky dengan hati penuh harap memorinya akan segera kembali.     

"Aku harap ada kemajuan sayang, karena naluri kamu dari pikiran kamu hingga bisa melakukan hal seperti tadi." ucap Bagas memberikan pendapatnya.     

"Semoga ya Gas, besok pagi kita jadi pulang kan?" tanya Nicky dengan tatapan matanya yang sudah mengantuk.     

"Ya...kita akan pulang besok pagi, aku sudah pesan tiketnya sama Ayah tadi. Tidurlah sekarang, aku akan menjagamu." ucap Bagas sambil mengusap lembut bahu Nicky.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.