THE BELOVED ONE

SAAT HATI TELAH TERUJI



SAAT HATI TELAH TERUJI

0"Raka... bangun, kamu kenapa?" tanya Hana saat melihat Raka tidak bergerak dari tempat tidurnya.     
0

"Raka." panggil Hana lagi sambil mendekati Raja yang tidak biasanya bangun siang.     

Dengan hati cemas Hana meraba kening Raka.     

"Panas sekali, sepertinya kamu demam Ka." gumam Hana meraba kening dan leher Raka lagi untuk lebih memastikannya.     

Tanpa menimbulkan suara Hana turun dari tempat tidur, kemudian pergi ke dapur untuk mengambil air untuk mengompres Raka.     

Sambil membawa baskom yang berisi air Hana kembali ke dalam kamar.     

Dengan penuh perhatian Hana mengompres Raka berkali-kali agar demamnya segera turun.     

Wajah Raka terlihat pucat dengan bibirnya yang kering dan bergetar.     

"Nick... Nicky...." Panggil Raka dengan suara lirih.     

Hana menghentikan gerakannya, menatap Raka dengan tatapan tak percaya. Di saat demam tinggi Raka memanggil nama Nicky.     

"Nicky... Nicky...aku mencintaimu Nick, aku tidak bisa melupakanmu Nick." ucap Raka dengan bibir bergetar.     

Hati Hana semakin sedih dan terluka, baru saja dia mempercayai akan cintanya Raka padanya dan sekarang semuanya telah hancur berkeping-keping.     

"Aku tidak menyangka kalau kamu masih benar-benar masih mencintainya Ka? apa yang harus aku lakukan sekarang? apa aku harus pergi dari hidupmu?" tanya Hana dalam hati seraya mengusap airmatanya.     

"Mungkin aku harus pergi agar kamu bisa mengambil keputusan yang terbaik dalam hidupmu." ucap Hana seraya mengecup kening Raka.     

"Aku akan pergi dan aku harap kamu akan baik-baik saja." ucap Hana sambil mengompres kening Raka untuk terakhir kalinya.     

Dengan hati yang sangat sedih, Hana mengepak hanya beberapa pakaiannya saja.     

Setelah semuanya di rasa siap, Hana keluar rumah dan pergi dengan mobilnya keluar kota.     

Dan sebelum itu, Hana mengirim pesan pada Nicky agar Nicky segera datang ke rumah.     

Nicky yang mendapat pesan dari Hana yang ingin bicara dengannya segera ke rumah Hana yang rumahnya hanya selisih di dua rumah saja.     

Dengan rasa penasaran Nicky masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci.     

"Hana...Hana." panggil Nicky seraya masuk ke dalam ruang tengah.     

"Aneh... sepi... tidak ada orang, tapi kenapa Hana memintaku kemari?" tanya Nicky dalam hati merasa aneh.     

Sambil melihat ke sekeliling, Nicky mengambil ponselnya untuk menghubungi Hana, namun ponsel Hana tidak aktif lagi.     

"Aneh? apa ada sesuatu yang terjadi pada Hana?" tanya Nicky dalam hati setelah melihat ke seluruh ruangan tidak ada keberadaan orang kecuali kamar, karena tidak mungkin juga dirinya mencari sampai ke Kamar.     

"Sebaiknya aku pergi saja." ucap Nicky berniat pergi dari ruang tengah sampai mendengar sesuatu yang terjatuh hingga membuat Nicky menghentikan langkahnya.     

"Suara apa itu? sepertinya suara yang jatuh dari arah kamar." ucap Nicky kemudian berbalik dan mendekati suara merintih dari arah kamar.     

"Raka!! teriak Nicky dengan perasaan tidak percaya saat melihat Raka yang meringkuk di lantai dengan suara merintih.     

"Raka! apa yang terjadi padamu?" tanya Nicky seraya mengangkat tubuh Raka dan membaringkan tubuh Raka ke atas ranjang.     

"Nicky... Nicky... aku mencintaimu Nick, jangan tinggalkan aku." ucap Raka dalam racauannya.     

Hati Nicky berdetak sangat kencang, saat mendengar ucapan Raka yang masih mencintainya.     

Nicky duduk di samping Raka dan menatap wajah Raka yang pucat dan gelisah.     

"Hana ke mana? sudah tahu Raka sakit kenapa malah tidak ada di rumah? tapi dalam pesannya dia menungguku karena Ingin bicara denganku tentang hal yang penting, apa ada sesuatu yang terjadi?' tanya Nicky dalam hati.     

Nicky duduk terdiam, berpikir keras untuk berusaha mengurai apa yang terjadi pada Hana.     

"Nick.. Nicky...jangan tinggalkan aku, aku sangat mencintaimu Nick." Raka kembali meracau dengan memanggil nama dirinya berulang-ulang.     

"Ya Tuhan! apa Hana meninggalkan rumah karena mendengar racauan Raka? kalau hal itu benar terjadi bagaimana Raka nanti?" tanya Nicky dengan pikiran panik.     

Sambil mengompres kening Raka, Nicky berusaha menghubungi Hana namun tetap saja ponsel Hana tidak aktif.     

"Hana..kamu di mana sih? kenapa kamu harus pergi? baru saja kamu menasihati aku untuk tidak mengambil keputusan yang salah agar tidak menyesal, dan sekarang kamu malah yang meninggalkan Raka padahal Raka tidak sadar karena demam. Dan bukannya masalahnya sama denganku yang hilang ingatan?" ucap Nicky dengan hati yang tak percaya kalau Hana nekat meninggalkan Raka.     

Nicky duduk dengan hati resah bagaimana caranya dia memberitahu Bagas.     

"Aku harus memberitahu Bagas kalau aku ada di sini karena permintaan Hana." ucap Nicky dalam hati.     

Dengan keyakinan penuh Nicky menghubungi Bagas yang sedang berada di kantor.     

"Hallo Bagas." panggil Nicky dengan perasaan cemas.     

"Ya sayang, ada apa?" tanya Bagas yang sedang duduk ruang kerjanya.     

"Gas, sekarang aku ada di rumah Hana. Raka demam aku menjaganya sekarang, karena Hana tidak ada di rumah. Hana telah pergi meninggalkan Raka Gas. Sekarang aku harus bagaimana?" tanya Nicky dengan perasaan bingung.     

Bagas terdiam sejenak, hatinya terasa ada luka, di saat Nicky masih mencintai Raka dan sekarang Hana meninggalkan Raka. Bagaimana dengan dirinya? apa dia juga akan memberikan kesempatan pada Nicky untuk membuktikan perasaannya sebenarnya jatuh pada siapa?     

"Nicky, mungkin ini saatnya untuk membuktikan perasaanmu pada Raka. Kamu merasa masih mencintai Raka kan? jagalah Raka, dengan kamu menjaga Raka kamu akan tahu perasaan kamu sesungguhnya." ucap Bagas dengan hati yang sedih namun dia harus bisa merelakan jika nantinya Nicky lebih memilih Raka.     

"Aku tidak tahu dengan maksudmu sayang?" tanya Nicky dengan pikiran bingung.     

"Kamu sama sekali belum bisa mengingatku kan sayang? dan kamu yakin kamu masih mencintai Raka, dan Raka sudah jelas masih mencintaimu. Untuk itu aku memberikan kebebasan untuk kamu memilih." ucap Bagas berusaha menenangkan hati.     

"Apa kamu menyuruhku untuk menjaga Raka di sini?" tanya Nicky dengan perasaan tak percaya kalau Bagas melepasnya untuk bisa kembali pada Raka, padahal Nicky sangat tahu Bagas pasti terluka karenanya.     

"Kalau kamu ingin meyakinkan hatimu kamu harus menjaganya Nick." ucap Bagas dengan suara lirih.     

"Aku tidak tahu harus melakukan apa di sini?" tanya Nicky mulai merasa canggung berada di dekat Raka setelah beberapa hari dekat dengan Bagas dan menemukan kenyamanan.     

"Fokus saja pada sakitnya Raka, nanti kamu akan merasakan sendiri getaran itu." ucap Bagas lagi dengan hati terluka.     

"Ya sudah sayang, aku harus kerja lagi. Hati-hati ya Nick." ucap Bagas sudah tidak tahan lagi merasakan kesedihannya.     

Dengan hati dan pikiran yang mengingat semua ucapan Bagas, Nicky semakin merasakan kerinduannya pada Bagas.     

Dengan mengompres kening Raka secara berulang-ulang demam Raka akhirnya turun juga.     

"Nick? kamu ada di sini?" tanya Raka dengan tatapan tak percaya ada Nicky di sampingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.