THE BELOVED ONE

CEMBURUNYA NICKY



CEMBURUNYA NICKY

0"Apa Pak Bagas tidak bilang apa-apa sebelum pergi?" tanya Nicky memastikan lagi tentang perginya Bagas.     
0

"Saya rasa Pak Bagas tidak pesan apa-apa Bu." ucap Aline dengan tersenyum ramah.     

"Apa Mbak yakin?" tanya Nicky sambil mengkerutkan keningnya.     

"Saya juga kurang yakin Bu, kalau Ibu ingin menunggu silahkan." ucap Aline seraya duduk di tempatnya kembali.     

"Ya sudah, bilang saja sama Pak Bagas kalau saya baru saja kemari." ucap Nicky jadi serba salah karena ponsel juga lupa tidak di bawa jadi tidak bisa menghubungi Bagas.     

"Mbak saya pinjam pesawat teleponnya ya?" ucap Nicky masih menjaga sopan untuk minta izin padahal kalaupun tidak minta izin masih sah saja karena perusahaan adalah milik suaminya.     

"Maaf Bu, pesawat teleponnya masih dalam perbaikan." sahut Aline berdiri kembali menghampiri Nicky.     

"Oh...ya sudah Mbak, terima kasih banyak." ucap Nicky merasa heran sejak kapan Bagas membiarkan telepon kantor rusak.     

"Sama-sama Bu." ucap Aline berdiri sopan menunggu Nicky yang masih bingung.     

"Begini saja Mbak, nanti bilang pada Pak Bagas untuk segera menelepon istrinya." ucap Nicky sambil berlalu dengan hati kecewa karena masakannya jadi sia-sia.     

Dengan hati kesal Nicky berjalan cepat dan hampir saja menabrak Genta.     

"Nicky, kamu di sini?" tanya Genta dengan tatapan tak percaya.     

"Ohhh... kebetulan aku bertemu denganmu Gen, ini kamu makan saja.. Bagas sudah makan di luar." ucap Nicky dengan perasaan semakin kesal tenyata Bagas keluar tidak bersama Genta.     

Genta yang tidak tahu apa-apa menjadi sedikit bingung dengan sikap Nicky yang terlihat marah.     

"Ini makanan buat aku begitu?" tanya Genta memastikan lagi.     

"Ya untuk kamu, aku mau pulang." ucap Nicky dengan nada kesal kemudian berlalu meninggalkan Genta.     

Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal Genta berjalan ke arah ruangnya dan bertemu Bagas yang baru saja dari kamar kecil sekalian mampir ke dapur untuk membuat es teh untuk persiapan makan siang bersama Nicky.     

"Gas, baru saja Nicky pulang kelihatan marah, makanan ini di berikan padaku." ucap Genta seraya menunjukkan makanan itu pada Bagas.     

Perasaan Bagas sedikit tidak enak, di lihatnya makanannya masih utuh dan menunya juga menu makanan kesukaannya.     

"Apa Nicky tidak bilang apa-apa padamu Gen?" tanya Bagas dengan hatinya yang berdebar-debar.     

"Dia hanya bilang makanan ini untuk aku saja karena kamu sudah makan." ucap Genta dengan pikiran semakin bingung melihat Bagas yang terlihat panik.     

"Ya sudah, mana makanannya aku mau pulang nanti aku kembali lagi." ucap Bagas pergi ke ruang kerjanya untuk mengambil tongkat penyangganya.     

Tiba di ruangannya Aline terlihat sedang mempersiapkan makan siangnya.     

"Pak Bagas, aku sudah pesan makanan buat Pak Bagas. Apa Pak Bagas tidak makan siang?" tanya Aline dengan sopan.     

"Aku mau pulang, apa istriku tadi datang ke sini?" tanya Bagas seraya mengambil tongkatnya untuk segera pulang.     

"Ya pak, tadi ke sini lalu pulang terburu-buru Pak." ucap Aline dengan wajah tak berdosa.     

"Ya sudah, aku mau pulang." ucap Bagas seraya berjalan keluar untuk segera pulang ke rumahnya.     

***     

Tiba di rumah, Bagas segera masuk ke rumah dan mencari keberadaan Nicky sedang hati cemas.     

"Nicky... Nicky." panggil Bagas berjalan cepat tersaruk-saruk dengan tongkat penyangganya.     

Di Kamar tidak ada, di ruang tengah dan di ruang tamu juga tidak ada.     

"Di mana kamu Nick?" tanya Bagas dalam hati dengan hati yang cemas.     

Dengan perasaan cemas, Bagas berjalan ke teras di samping rumah. Di lihatnya Nicky sedang duduk termenung di pinggir kolam ikan sambil memberinya makan.     

"Nick." panggil Bagas menghampiri Nicky yang tidak menjawab pertanyaannya.     

"Nick... kenapa kamu pulang tanpa menunggu aku?" tanya Bagas duduk di samping Nicky.     

Nicky masih terdiam tanpa memperdulikan Bagas yang mengajaknya bicara.     

"Sayang, jangan diam saja... katakan ada apa? kenapa kamu pulang? bukannya kita sudah janji untuk makan siang?" tanya Bagas berusaha untuk tenang.     

"Bukannya kamu sudah makan di luar buat apa lagi aku menunggumu?" sahut Nicky dengan perasaan yang masih kesal.     

"Kenapa aku harus makan di luar Nick? kalau kita sudah janji makan berdua? dan sampai sekarang aku belum makan Nick." jawab Bagas dengan tatapan tak mengerti.     

Nicky menatap kedua mata Bagas mencari kejujuran di mata Bagas.     

"Tapi Sekertaris kamu bilang, kalau kamu makan di luar." ucap Nicky dengan pikiran yang bingung.     

"Kenapa kamu tidak menghubungiku saja sayang? kamu kan bisa tanya keberadaanku?" ucap Bagas dengan sabar.     

"Ponselku ketinggalan dan aku berniat pinjam telepon kantor kamu, tapi kata sekertaris kamu dalam perbaikan." ucap Nicky dengan bibir cemberut.     

"Sejak menjadi sekertaris kamu, aku bisa lihat kamu seorang yang sempurna dalam bekerja dan tidak pernah aku lihat ada rusak yang tidak kamu perbaiki." ucap Nicky dengan tatapan penuh selidik.     

"Ya maaf, aku aku belum membetulkannya. Dan tadi aku memang keluar tapi ke kamar kecil sekalian membuat minuman untuk kita berdua sayang, mungkin Aline pikir aku pergi ke luar untuk makan." ucap Bagas mulai mengerti di mana permasalahannya.     

Nicky terdiam setelah mendengar penjelasan Bagas.     

"Apa Aline sekertaris baru kamu Gas?" tanya Nicky dengan perasaan cemburu.     

"Kenapa? apa kamu tidak suka Nick?" tanya Bagas dengan tersenyum.     

"Bukan begitu, apa menurutmu dia cantik?" tanya Nicky mulai merasakan kecemburuannya.     

Bagas tersenyum, kemudian memeluk bahu Nicky dengan penuh rasa sayang.     

"Tidak ada di dunia ini yang cantik selain dirimu sayang." ucap Bagas mengecup puncak kepala Nicky.     

"Aku hanya bertanya padamu, apa dia cantik?" tanya Nicky dengan bibir cemberut.     

"Kamu cemburu sayang?" tanya Bagas dengan pandangan sayang.     

"Tidak." sahut Nicky dengan singkat.     

"Benar tidak cemburu?" tanya Bagas lagi dengan hati bahagia karena istrinya tengah cemburu padanya.     

"Tidak, kenapa harus cemburu." ucap Nicky dengan wajah memerah.     

"Baiklah, tidak apa-apa kalau istriku tidak cemburu. Mungkin Istriku belum mencintaiku sepenuh hati, aku akan kembali bekerja sekarang." ucap Bagas dengan nada di buat sedih seraya bangun dari duduknya.     

"Tidak! kamu jangan pergi hari ini! aku ingin bersamamu." ucap Nicky dengan tatapan memohon.     

"Kenapa aku tidak boleh bekerja sayang?" tanya Bagas dengan sabar.     

"Aku tidak mau kamu ke sana lagi, aku tidak mau kamu dekat-dekat dengan sekertaris kamu." ucap Nicky dengan menundukkan wajahnya.     

"Baiklah sayang, aku tidak akan bekerja sekarang. Tapi kamu mau kan menemaniku makan siang dan tidur siang di kamar?" tanya Bagas tersenyum sambil berdua dari tempatnya dan menarik pelan tangan Nicky dengan penuh rasa sayang.     

"Gas, tadi makanannya sudah aku berikan pada Genta." ucap Nicky dengan perasaan malu.     

"Sudah aku minta kembali, kita bisa memakannya berdua sekarang." ucap Bagas dengan senyum terkulum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.