THE BELOVED ONE

SEBUAH PENJELASAN



SEBUAH PENJELASAN

0"CEKLEK"     
0

"Bagas!!! apa yang kamu lakukan?" teriak Nicky yang sudah ada di depan pintu dengan kedua matanya yang berkaca-kaca melihat Aline memeluk Bagas dan m menciumnya.     

Dengan airmata berlinang Nicky kembali keluar dan berjalan cepat meninggalkan ruangan Bagas.     

Dengan cepat Bagas mendorong Aline dengan kasar dan berjalan tersaruk-saruk keluar dari ruangan mengejar Nicky yang berjalan cepat keluar kantor.     

"Nicky!! berhenti sayang!! itu tidak seperti yang kamu lihat sayang." ucap Bagas dengan nafas terengah-engah setelah bisa menyusul Nicky dengan susah payah.     

Nicky menghentikan langkahnya setelah Bagas memeluk dan memegang tangannya.     

"Aku harus bagaimana Gas? aku melihat sendiri dia memeluk dan menciummu." ucap Nicky di sela-sela isak tangisnya.     

"Tidak seperti itu sayang, ayo ikutlah aku akan aku jelaskan dan aku berikan buktinya padamu." ucap Bagas dengan tatapan memohon.     

"Aku tidak mau kembali ke sana sebelum wanita itu pergi." ucap Nicky dengan suara tersendat-sendat.     

"Ya sayang, kita duduk di ruang tunggu saja ya saja ya." ucap Bagas menuntun Nicky dengan pelan ke ruang tunggu yang sepi.     

"Duduklah sayang." ucap Bagas setelah masuk ke ruang tunggu.     

"Katakan sekarang apa yang terjadi di sana?" tanya Nicky dengan bibir cemberut.     

"Aku kembali kerja karena mau memindahkan Aline ke tempat Genta. Aku tidak membutuhkan sekertaris yang tidak jujur. Dan saat itu dia datang dan merayuku untuk tetap memakai dia sebagai sekertarisku dan dia juga mau menjadi kekasih gelapku. Aku menolaknya dan menasihatinya, kalau kamu ingin suatu butik ada cctv di ruang kerjaku akan aku perlihatkan padamu nanti." jelas Bagas dengan jujur dan serius.     

"Kamu berkata jujur kan sayang?" tanya Nicky menatap dalam kedua mata Bagas.     

"Apa selama ini aku pernah berbohong padamu sayang?" ucap Bagas dengan suara sangat pelan.     

Nicky menggelengkan kepalanya.     

"Aku tidak pernah terpikir untuk mencintai wanita lain Nick, bertahun-tahun aku hanya mencintaimu dan mencarimu. Hingga akhirnya aku menemukanmu dan menikah denganmu. Aku tidak ingin kehilangan kamu lagi, lalu bagaimana aku bisa mencintai orang lain." Ucap Bagas dengan tatapan sedih.     

Nicky menundukkan wajahnya, hatinya sedikit lega setelah mendengar penjelasan Bagas.     

"Kamu percaya padaku kan Nick?" tanya Bagas seraya menggenggam tangan Nicky.     

"Aku percaya padamu Gas." ucap Nicky dengan tatapan penuh.     

"Syukurlah sayang, aku hanya ingin kamu percaya padaku saja Nick." ucap Bagas mengusap lembut wajah Nicky.     

Nicky menatap wajah Bagas, kemudian beralih pada kedua lutut Bagas.     

"Kaki kamu tidak kenapa-kenapa kan?" tanya Nicky melihat Bagas kesakitan saat duduk.     

"Sedikit nyeri aku berjalan cepat mengejarmu tanpa memakai tongkat penyangga." jawab Bagas dengan jujur.     

"Maafkan aku sayang, sini biar aku pijat." ucap Nicky dengan perasaan bersalah.     

"Di rumah saja Nick, sekarang kita kembali ke sana ya?" ucap Bagas dengan sabar.     

Nicky menganggukkan kepalanya.     

Dengan memeluk pinggang Bagas, Nicky dan Bagas berjalan kembali ke ruangan Bagas di mana Aline duduk dengan gelisah.     

Bagas dan Nicky masuk ke dalam dan melihat Aline yang duduk dengan rasa takut.     

"Aline kamu bisa temui Genta sekarang dan buat surat pengunduran diri, jika kamu tidak membuatnya terpaksa perusahaan akan mengeluarkan kamu dengan cara tidak terhormat." ucap Bagas yang masih menghargai seorang wanita.     

Dengan kedua matanya yang berkaca-kaca Aline menatap Bagas dengan penuh cinta dan rasa kekaguman yang luar biasa.     

"Aku berjanji pada Pak Bagas, sampai kapanpun akan tetap mencintai bapak dan suatu saat aku bisa memiliki Pak Bagas." ucap Aline dengan serius kemudian pergi meninggalkan ruangan Bagas.     

"Bagaimana dia bisa sampai mencintaimu seperti itu Gas?" tanya Nicky dengan tatapan tak percaya.     

"Aku juga tidak tahu Nicky, aku juga tahunya tadi pagi." sahut Bagas sambil menghela nafas panjang.     

"Kita pulang ya Gas, sudah sore." ucap Nicky dengan hati yang sangat lega.     

"Apa kamu tidak ingin melihat cctv nya Nick?" tanya Bagas tidak ingin Nicky meragukannya lagi.     

"Tidak perlu Gas, bukannya aku sudah bilang aku percaya padamu." ucap Nicky dengan tersenyum.     

"Syukurlah, aku berharap sampai kita tua nanti kita akan saling percaya." ucap Bagas dengan bersungguh-sungguh.     

"Ya Gas, aku akan selalu percaya padamu mulai sekarang." ucap Nicky dengan serius juga.     

"Kita jadi pulang sayang." ucap Bagas dengan tatapan sayang.     

Nicky tersebut dan menganggukkan kepalanya dengan cepat.     

Sambil saling menggenggam tangan Nicky dan Bagas keluar dari ruangan dan berjalan ke mobil Bagas untuk segera pulang.     

Tiba di rumah, Bagas dan Nicky masuk ke dalam kamar dengan pikiran dan hati yang sudah lelah.     

"Sini aku bantu sayang." ucap Nicky dengan penuh perhatian melepas kemeja Bagas.     

Bagas tersenyum bahagia dengan perhatian Nicky.     

"Terima kasih sayang." ucap Bagas dengan menatap wajah Nicky yang serius melepas pakaiannya.     

"Apa kamu ingin mandi Gas? biar aku siapkan air hangat untukmu." ucap Nicky seraya berjalan ke almari untuk mengambil handuk bersih buat Bagas.     

"Apa kamu tidak tidak ingin mandi juga Nick?" tanya Bagas dengan tatapan penuh harap.     

"Aku akan menunggumu di sana Gas." sahut Nicky dengan malu-malu.     

Dengan hati berdebar-debar Bagas menyusul Nicky yang sudah berada di dalam kamar mandi.     

Segera Bagas melepas pakaiannya dan masuk ke dalamnya setelah melihat Nicky yang sudah berendam di dalam bathtub.     

"Aku mandiin ya sayang?" ucap Nicky sambil meraih sabun mandi yang sudah ada di sampingnya.     

Dengan jantung berdegup kencang Bagas menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

Dengan penuh perhatian Nicky mengeluarkan sedikit sabun mandi dari tempatnya, dan mengoleskannya pada dada Bagas yang duduk di hadapannya.     

Di bersihkannya dada Bagas dengan sedikit meraba dengan kedua tangannya. Bagas merasakan sensasi lain saat tangan lembut Nicky membersihkan kulit tubuhnya, terasa ada sesuatu yang menggelenjar di dalam tubuhnya, terutama pada milikinya yang sudah mengeras terendam di dalam sana.     

Setelah memanjakan dan membersihkan seluruh badan suaminya. Nicky menangkup wajah tampan Bagas yang hanya diam menatapnya dengan tatapan sayu.     

Bagas sudah tidak tahan dengan kelembutan yang di tawarkan Nicky. Hasratnya sudah tidak terbendung lagi.     

"Duduklah di atasku sayang, kita lakukan sekarang ya?" bisik Bagas di telinga Nicky dan mengecup lembut daun telinga Nicky dan menggigitnya dengan pelan.     

Tubuh Nicky terasa tertarik dengan hembusan nafas Bagas yang menyeruak di wajahnya. Nafas Nicky pun mulai memburu, membalas apa yang di lakukan Bagas dengan menggigit lembut leher Bagas dengan meninggalkan beberapa jejak di sana.     

Tanpa batasan apapun, mereka berdua bercinta dan menyatu dalam gelora asmara, menyatu dengan penuh gairah dan penuh cinta.     

Setelah beberapa kali bercinta dan melepas orgasmenya secara bersamaan, Nicky dan Bagas saling membersihkan badan satu sama lain. Sungguh moment yang tak pernah terlupakan oleh keduanya. Bagaimana saat jari jemari mereka saling menyentuh, saat tubuh mereka menyatu tenggelam di dalam keharuman busa sabun yang menutup tubuh keduanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.