THE BELOVED ONE

HARI PERTAMA



HARI PERTAMA

0"Kyyyaaaa...Auuuhhhhh!! Bundaaa." pekik Ayraa saat Nicky menarik selimutnya dengan paksa.     
0

"Ayo bangun!! hari ini kuliah pertamamu, jangan lagi manja dan bandel." ucap Nicky masih berebut selimut dengan putrinya Ayraa yang hanya semata wayang.     

"Kelasnya kan jam delapan Bunda...ini masih pagi." keluh Ayraa masih menutup matanya dengan sebuah bantal.     

"Sholat subuh Ayraa, kamu sudah terlambat nak." Nicky kembali mengambil bantal yang menutup wajah Ayraa.     

Dengan sedikit malas Ayraa bangun dari tidurnya dengan mata yang sedikit terpejam, setengah tersaruk-saruk Ayraa berjalan ke kamar mandi.     

Nikcy menghela nafasnya melihat sikap Ayraa yang sama sekali tidak ada anggunnya.     

Sebagai seorang gadis sikap Ayraa yang tomboy bertolak belakang dengan sikap Chello yang pembawaannya lebih tenang, mirip dengan kepribadian Raka.     

Sedangkan Ayraa dengan sikap tomboynya entah menurun dari siapa.     

Dengan mengelus dada Nicky keluar dari kamar Ayraa melangkah ke dapur untuk menyiapkan sarapan suaminya dan Ayraa.     

Di dapur Nicky sedikit sibuk karena pembantunya sudah dua hari pulang kampung.     

Nicky menyiapkan sarapan pagi sayur asem kesukaan Bagas dan beberapa ikan mujair dan dadar telor ceplok kesukaan Ayraa.     

Sedikit sentuhan terakhir selesai , Nicky merasakan pelukan mesra dari Bagas yang tepat berada di belakangnya dengan menenggelamkan kepalanya di punggung Nicky.     

"Harum masakan istriku, membuat perutku merasa lapar." ucap Bagas masih dengan manjanya sambil mencium ceruk leher Nikcy.     

"Iiissshhhh geli Yah." Nicky memiringkan lehernya menghindar dari ciuman bibir Bagas.     

"Geli-geli enak hm." serak suara Bagas semakin menggoda Nicky yang baru mematikan kompornya.     

Nicky berbalik dan menatap lembut mata suaminya.     

"Jangan lagi menggodaku saat aku memasak, atau...." Nicky mengingatkan Bagas.     

"Atau apa?" tanya Bagas dengan suaranya yang semakin mendesah di telinga Nicky.     

"Ehhhhh...Ayraa? sini sayang!" ucap Nicky dengan menatap ke arah tangga.     

Bagas spontan membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah yang di lihat Nikcy.     

Saat Bagas berbalik, Nicky dengan cepat berkelit dan berlari naik ke tangga dan masuk ke dalam kamarnya.     

Bagas tersenyum nakal.     

"Di dapur kamu bisa menghindar, coba kali ini apa kamu bisa menghindar." dengan pasti Bagas menyusul Nicky yang berada di kamar.     

Ayraa yang keluar dari kamarnya, merasa heran saat melihat Ayahnya berjalan agak tergesa masuk ke dalam kamarnya, tanpa menoleh ke arahnya.     

Ayraa menggelengkan kepalanya sungguh Ayah dan Bundanya tak pernah surut akan keromantisannya, keduanya sangat penuh perhatian dan sama-sama romantisnya, tak pernah sekalipun Ayraa melihat airmata di wajah Bundanya, atau melihat kemarahan di wajah Ayahnya.     

Bagi Ayraa keluarganya sangatlah sempurna, seperti keluarga Chello , sangat sempurna.     

" CHELLO "     

Mengingat Chello, Ayraa lupa jika hari ini dia janji berangkat kuliah bareng di hari pertamanya masuk.     

"Drrrrt.. Drrrrt.. Drrrrt"     

Ponsel Ayraa berbunyi dan Ayraa tahu pasti kalau yang meneleponnya adalah Chello.     

Ayraa mengangkatnya dengan cepat.     

"Ay....aku sudah di luar nih, cepat keluarlah." ucap Chello.     

"Yap bentar ya Chell, aku segera keluar." ucap Ayraa mematikan panggilannya, seraya meminum susu dan menghabiskannya sampai tandas.     

Ayraa mendongakkan kepalanya ke arah kamar Ayah Bundanya.     

"Ayah...Bunda...Ayraa berangkat dulu, Assalamualikum." teriak Ayraa dari bawah, kemudian bergegas keluar, menemui Chello yang sudah menunggunya.     

Chello tersenyum di atas motornya melihat Ayraa yang berlari-lari kecil menghampirinya. Rambut hitam jingga yang panjang terurai melambai-lambai tertiup angin pagi.     

"Hai Chell." sapa Ayraa dengan senyum di bibirnya yang tipis memerah.     

Chello tersenyum sambil merapikan rambut Ayraa yang sedikit menutupi matanya.     

"Kalau naik motor, baiknya rambutnya di iket gih." ucap Chello penuh perhatian.     

Ayraa memayunkan bibirnya.     

"Tidak usah Chell, ribet malah nanti." sahut Ayraa sambil membetulkan anak rambutnya.     

Tanpa membalas ucapan Ayraa, Chello memakaikan helm di kepala Ayraa.     

"Aaauhhh sakit...pelan sedikit kenapa masangnya." gerutu Ayraa dengan meringis.     

Chello tertawa terkekeh, memang di sengajanya menekan helm di kepala Ayraa sedikit keras.     

Chello sangat suka melihat wajah Ayraa yang lagi marah atau ngambek sangat imut dan lucu.     

Setelah helmnya terpasang dengan benar Ayraa naik ke atas motor di belakang Chello.     

"Pegang pinggangku dengan erat Ay, nanti jatuh kalau tidak pegangan." ucap Chello lagi.     

"Iya...iya...Bawel amat sih." ucap Ayraa mencubit pinggang Chello dengan kesal, sambil memeluk pinggang Chello erat.     

Bibir Chello tersenyum penuh kemenangan. Hatinya berbunga-bunga, karena hari ini dan hari-hari selanjutnya pinggangnya tak akan lepas dari pelukan Ayraa.     

Dengan sedikit menekan gasnya motor Chello melaju kencang, sontak Ayraa semakin memeluk erat pinggang Chello.     

Tiba di kampus, Ayraa dan Chello melangkah beriringan , menuju kelasnya.     

Ayraa dan Chello sama-sama mengambil jurusan yang sama.     

"Ay...kata Ryan, hari ini dosennya belum masuk, apa rencana kita sekarang?" tanya Chello pada Ayraa yang lagi bercanda sama teman-teman prianya.     

"Kita lihat balap motor aja Chell...nih Mahesa dan yang lain sudah kumpul, lagi bahas sekarang." jawab Ayraa.     

Chello sebenarnya sedikit tidak suka, jika Ayraa harus terlibat dengan anak-anak motor.     

Tapi karena terlanjur cinta, dan ingin menjaga Ayraa, Chello selalu menemani kemanapun Ayraa pergi.     

"Oke Ay...tapi jangan lama-lama ya?"ucap Chello menatap Ayraa yang tertawa lepas bercanda dengan Mahesa.     

Ayraa membalas tatapan Chello dan mengacungkan jempolnya.     

Dengan di bonceng Chello, Ayraa bersama lima orang temannya, beriringan menuju ke tempat sirkuit balapan motor.     

Di sana sudah menunggu beberapa lawannya yang telah menantangnya.     

"Ay...memang kamu suka banget ya dengan balap motor?" tanya Celo.     

"Banget...apalagi ma orangnya yang ikut balap motor, bisa mudah jatuh cinta aku." jawab Ayraa diplomatis.     

"Hemmm, apa kamu suka sama Mahesa?" tanya Chello hati-hati.     

"Apa sihhhhh! pertanyaan tidak jelas tahu, Mahesa kan udah punya pacar." jelas Ayraa.     

"Ay, Eennggg...kalau umpama aku ikut balap motor, apakah kamu akan suka padaku?" tanya Chello lagi dengan polosnya.     

"Nooooo...jangan deh, kamu tidak boleh ikut balap motor." sahut Ayraa cepat.     

"Terus kalau aku tidak boleh ikut balap motor, kapan kamu bisanya suka padaku?" pertanyaan Chello semakin aneh.     

"Kamu nih aneh banget Chell...kalau aku ga suka sama kamu, bagaimana kita bisa main bareng, keluar bareng, nonton tv bareng. Sudah Chell jangan bahas lagi, intinya kamu tidak boleh ikut balap motor titik!" jelas Ayraa dengan sedikit kesal.     

"Alasannya apa aku tidak boleh balap motor?" tanya Chello lagi penasaran.     

"Kamu mau? papi dan mami kamu nangis kalau terjadi apa-apa sama kamu?" tanya Ayraa balik.     

"Kalau kamu sendiri gimana?" tanya Chello dengan serius.     

"Iiissshhhhh bahas apa sih sebenarnya, pusing aku." kesal Ayraa dengan pertanyaan Chello yang muter-muter terus.     

"Ayo kita duduk di paling depan." ajak Ayraa menggandeng pergelangan Chello.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.