THE BELOVED ONE

INILAH KITA



INILAH KITA

0"Kamu mencari apa sih Chell? seperti mau nyuri ayam saja." ucap Ayraa menatap Chello dengan aneh.     
0

"Cari tempat tambal ban Ay, siapa tahu di sekitar sini ada tambal ban. Ayo... bantu aku dorong, kita jalan ke sana." ajak Chello sambil menunjuk tempat orang tambal ban.     

Dengan sedikit mengeluarkan tenaga, Chello mulai mendorong motornya ke arah tempat tambal ban.     

Chello menoleh kesal pada Ayraa yang sama sekali tidak membantunya, malah berjalan di belakang seperti siput sedang lapar.     

"Chell pelan-pelan dong jalannya! kakiku sakit nih...capek! kepalaku juga pusing." ucap Ayraa sambil menutup kepalanya dengan tasnya.     

"Kalau jalanku pelan, semakin berat dorong motornya Ay." sahut Chello dengan wajah yang sudah bercucuran keringat.     

"Aku beneran pusing Chell...biarkan aku duduk di sini sebentar ya." keluh Ayraa dengan wajah cantiknya yang juga berpeluh keringat.     

Chello menghentikan langkahnya dengan memegang motor satu tangan, sedang satu tangannya lagi di ulurkan ke arah Ayraa yang sudah duduk di pinggir jalan.     

"Bangunlah cepat, kamu duduk saja di motor." ucap Chello seraya meraih tangan Ayraa dan menariknya untuk segera berdiri. Dengan penuh perhatian Chello membantu Ayraa naik dan duduk di atas motor.     

Dengan bantuan Chello, Ayraa sudah naik di atas motor dan duduk dengan manisnya, sedangkan Chello masih berjuang mendorong motor ke tempat tambal ban yang mulai tampak di depan mata.     

"Ayraa, duduklah di situ." ucap Chello saat sudah sampai di tambal ban.     

Ayraa bergegas turun dari motor dan duduk di balai bambu panjang milik bapak tambal ban. Ayraa melihat wajah Chello memerah terkena sinar matahari juga keringat yang masih bercucuran hingga kemeja Chello pun basah terutama pada area dada dan punggungnya.     

"Chell, kemarilah...duduk sini!" ucap Ayraa pada Chello yang berdiri menunggui bapak tambal ban yang sedang mulai bekerja.     

Chello mendekat kemudian duduk di samping Ayraa.     

"Nih air, minumlah." Ayraa memberikan sebotol air mineral pada Chello yang tampak kelelahan.     

Melihat wajah Chello yang masih berkeringat, Ayraa mengambil sapu tangan yang berada di tasnya. Kemudian berlahan di sekanya keringat di wajah Celo yang tampan.     

"DEGG"     

Jantung Chello terpanah asmara, jantungnya kembang kempis menerima perhatian Ayraa yang tidak biasanya. Begitu anggun sebagai seorang gadis. Tanpa sadar Chello tertawa kecil.     

"Kok tiba-tiba kamu tertawa? ada apa?" tanya Ayraa dengan heran.     

Chello masih tertawa terkekeh.     

"PLETAK"     

"Aduuhhhhh!" suara Chello mengaduh saat Ayraa menjitak kepalanya.     

"Kamu Ay!! barusan saja aku menilaimu sebagai gadis anggun! belum ada lima detik sudah kembali lagi kasarnya. Sama sekali tidak ada manis-manisnya." gerutu Chello sambil mengusap kepalanya.     

"Siapa suruh tertawa tadi? nihhh! usap sendiri tuh keringat!" ucap Ayraa dengan ketus sambil menyerahkan sapu tangannya pada Chello. Chello menerimanya dengan senyum lebar. Di lihatnya wajah Ayraa juga berkeringat karena terkena panas matahari.     

Dengan penuh perhatian Chello pun menyeka wajah cantik Ayraa dengan sapu tangan yang di pegangnya.     

Wajah Ayraa yang awalnya cemberut jadi bersemu merah. Ayraa menatap Chello tak berkedip.     

Sudah sangat lama Ayraa mengenal seorang Chello. Chello yang tak pernah membuatnya susah...Chello yang selalu menjaga dan memperhatikan dirinya. Chello adalah seorang sahabat sekaligus kakak bagi Ayraa.     

"Chell." panggil Ayraa dengan suara pelan.     

"Hemm." sahut Chello menatap Ayraa sekilas.     

"Chell." panggil Ayraa lagi.     

"Apa sih Ay?" sahut Chello dengan gemas.     

"Chellooooo." Ayraa tertawa keras melihat wajah Chello terlihat sangat kesal namun tetap tak bisa marah padanya.     

"Kamu senang sekali ngerjai aku, bisa kualat kamu nanti Ay." ucap Chello dengan kesal.     

"Apa itu kualat?" tanya Ayraa tak mengerti.     

"Kualat itu...jika kamu suka menyiksa orang itu, maka kamu akan bisa jatuh cinta sama orang itu." ucap Chello berniat membalas mengerjai Ayraa.     

"Masak sih Chell, aku tidak percaya?" ucap Ayraa dengan tatapan tak percaya.     

"Kalau kamu tidak percaya, terus saja kamu mengerjai dan menyiksa aku. Nanti baru kamu sadar kalau apa yang aku bilang benar." ucap Chello memasang wajah serius.     

Ayraa termenung, kemudian menatap Chello mencari keseriusan dari kata-kata Chello. Wajah Chello tampak serius, Ayraa mulai merasa takut. Dalam hati Chello tertawa melihat wajah Ayraa yang ketakutan.     

"Chell...maafin aku ya? aku berjanji tidak akan mengerjai kamu lagi." ucap Ayraa yang takut kualat.     

"Ya...ya...aku maafkan kok, tapi dengan satu syarat." ucap Chello yang masih mengerjai Ayraa.     

"Kapan lagi aku bisa mengerjai kamu Ayraa? selagi ada kesempatan." ucap Chello dalam hati dengan tertawa senang.     

"Syarat? syarat apa?" wajah Ayraa berkerut.     

"Cium pipi kiri dan pipi kanan aku, kalau kamu tidak mau ya tidak apa-apa. Tapi terima saja nanti kualatnya...jangan sampai kamu menyesal." jawab Chello dengan santai dan sebuah senyuman yang tertahan.     

"Baik...baik akan aku lakukan." jawab Ayraa cepat dengan sedikit menggeser duduknya agar semakin dekat di samping Chello.     

"Chell, sekarang tutup mata kamu. Aku gugup nih." ucap Ayraa dengan hatinya yang berdegup kencang.     

Dengan cepat Chello menutup kedua matanya. Dengan membayangkan sebentar lagi mendapatkan ciuman dari Ayraa. Hati Chello bersorak sorai dengan menghitung detik-detik waktu dalam hatinya.     

"Satu detik...dua detik...tiga detik...satu menit.     

Dan....     

"CUPP"     

Pipi kiri kanan Chello tersentuh bibir lembab Ayraa, hati Chello berbunga-bunga karena mendapat ciuman dari Ayraa.     

Dengan hati yang bahagia perlahan Chello membuka matanya. Tampak bukan Ayraa lagi yang ada di depannya, tapi seorang anak kecil yang berusia lima tahun yang baru mencium pipinya.     

Anak kecil itu tertawa lucu sambil memegang permen lolipop di tangannya.     

Mata Chello mencari keberadaan Ayraa yang sudah tidak ada. Chello menghela nafas panjang setelah melihat Ayraa duduk di atas motornya sambil tertawa terbahak-bahak. Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal Chello mengecup anak kecil itu dengan tersenyum gemas.     

Ayraa melihat hal itu masih tertawa penuh kemenangan di atas motor.     

"Ayo Chell pulang, motornya sudah siap nih." panggil Ayraa dengan tersenyum.     

Chello bangun dari duduknya dan mendekati Ayraa kemudian mengacak-ngacak rambut panjang Ayraa.     

"Terus saja kamu mengerjai aku ya." sungut Chello dengan wajah sedih.     

Ayraa melihat gurat kecewa di wajah Chello.     

"Chell." panggil Ayraa dengan suara pelan.     

Chello duduk diam di atas motornya.     

"Chello! lihat aku!" panggil Ayraa lagi dengan perasaan bersalah.     

Chello masih diam bergeming.     

"Chellooo....please." ucap Ayraa dengan suara lirih.     

Dengan terpaksa Chello menoleh ke belakang.     

"Appppp....."     

"CUPP"     

Ayraa sudah mendaratkan kecupannya di pipi kirinya Chello.     

Sejenak Chello terpaku, kemudian senyum manis Chello mengembang setelah sadar dari keterpakuannya.     

"Terima kasih Ay." ucap Chello dengan hati lega karena keinginannya telah tercapai.     

"Sama-sama Chell." ucap Ayraa sedikit gugup dan malu setelah apa yang di lakukannya.     

"Kita pulang sekarang?" tanya Chello dengan semangat tinggi.     

"Ya." sahut Ayraa dengan bibir yang masih keluh.     

"Pegang erat pinggangku ya Ay." ucap Chello dengan menarik gas cukup keras.     

"Aaahhhhh!!! Chellllooooo!!!" teriak Ayraa dengan keras sambil memeluk pinggang Chello dengan erat.     

Sebuah senyuman mengembang di sudut bibir Chello.     

"Aku menyayangimu Ay...dengan segala kisah kita...aku akan selalu mengingatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.