THE BELOVED ONE

DOSEN PENGGANTI



DOSEN PENGGANTI

0"Chell..ayo cepat! sedikit cepat dong jalannya!" ucap Ayraa sambil menarik kuat pergelangan tangan Chello.     
0

"Aduhh Ay.. sudahlah, aku capek nih!" ucap Chello yang harus mengikuti Ayraa lari-lari hanya karena takut terlambat ketinggalan mata kuliah pertama.     

"Kamu tidak tahu dosen aku yang ini benar-benar killer dan aku tidak mau di hukum karena keterlambatanku ini." ucap Ayraa sambil berjalan cepat.     

"Aku tahu, tapi kan bukan mata kuliah aku Ay!" ucap Chello tak mengerti kenapa dia begitu saja menuruti Ayraa untuk ikut berlari-lari.     

"Harus setia kawan dong Chell, sudah!! intinya kamu harus menemani aku sampai di ruang kuliah Pak Ponco!" ucap Ayraa dengan nada suara yang tidak bisa di bantah lagi.     

Dengan terpaksa Chello mengikuti Ayraa yang masih berlari dengan menarik tangannya.     

Tiba di depan pintu ruang kuliah Pak Ponco, lamat-lamat Ayraa mendengar suara yang sangat berat dari ruang kuliahnya.     

"Matilah aku Chell!! Pak Ponco sepertinya sudah datang. Tapi kenapa suaranya jadi beda ya?" tanya Ayraa dalam hati berusaha mengintip pintu yang sedikit terbuka.     

"Yang di luar, silahkan masuk saja! tidak perlu mengintip." ucap seseorang di dalam yang membuat hati Ayraa semakin penasaran.     

"Chell, aku jadi ragu deh.. suara orang di dalam bukan suara Pak Ponco! apa aku salah ruang ya?" tanya Ayraa pada Chello yang hanya bisa berdiri sambil mengelus dada.     

"Tolong yang di luar masuk saja! jangan mengganggu konsentrasi semua yang ada di sini." ucap seseorang itu lagi.     

"Mati aku Chell! sepertinya orang itu datang kemari! cepat kamu pergi!" ucap Ayraa dengan kaki gemetar.     

Dengan cepat Chello bersembunyi di balik dinding.     

"Kenapa tidak masuk saja? loh kamu!" panggil seseorang itu yang sangat di ingat Ayraa dari pertama bertemu sampai sekarang. "Danish Aillen"     

"Kakak!! Ehh..Pak Ponco...Aduh!!! Bapak!! Ehh, Pak Danish! kenapa ada di sini?" tanya Ayraa dengan kata-kata belepotan.     

"Aku menggantikan Pak Ponco sementara saja, sampai Pak Ponco sembuh dari sakitnya." ucap Danish mulai tenang setelah tahu siapa yang datang.     

"Maaf Pak saya terlambat karena sepeda motor saya bocor." ucap Ayraa dengan wajah memerah.     

"Masuk saja, soal hukuman akan aku pikirkan jangan pulang sebelum aku menyuruhmu pulang." ucap Danish seraya kembali ke tempatnya dan melanjutkan memberi pelajaran pada yang lainnya.     

Ayraa duduk di kursinya dengan pikiran yang tidak tenang.     

Sampai jam mata kuliah selesai, Ayraa masih duduk di tempatnya hingga salah satu temannya mengingatkannya untuk segera pulang.     

"Ayraa mata kuliah Pak Danish sudah selesai, apa kamu tidak pulang?" tanya Anna teman duduk yang ada di sampingnya.     

"Aku masih ada sesuatu yang aku urus, kamu pulang saja dulu." ucap Ayraa dengan hati yang berdebar-debar saat melihat Danish masih fokus dengan pekerjaannya.     

"Oke... aku pulang dulu ya." ucap Anna kemudian meninggalkan Ayraa sendiri dengan Danish yang masih sibuk dengan pekerjaannya.     

"Pak Danish, boleh aku pulang?" tanya Ayraa setelah sekian lama menunggu.     

Danish mengangah wajahnya, kemudian tersenyum manis pada Ayraa.     

"Kenapa terburu-buru adek manis, bukannya kamu masih harus menerima hukuman dariku?" ucap Danish tersenyum simpul.     

"Tapi Pak! bukannya aku tidak bohong Pak, banku memang bocor." ucap Ayraa dengan menatap penuh wajah Danish.     

"Jangan panggil Pak lagi Adek manis, bukannya jam kuliah sudah habis?" ucap Danish masih tersenyum ramah pada Ayraa.     

"Tapi Pak...Eh...Kak, aku tidak jadi di hukum kan?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh harap.     

"Tentu saja harus ada hukuman buat kamu Adek manis, Ayraa kan nama kamu?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa yang imut dan manis.     

"Aahh... Kakak, aku harus pulang cepat Kak! aku mau lihat balap motor siang ini." ucap Ayraa dengan bibir cemberut.     

"Hem... bagaimana kalau hukumannya kamu harus mengajakku pergi ke balap motor itu?" ucap Danish dengan serius.     

"Kak Danish tidak bercanda kan?" tanya Ayraa dengan hati berbunga-bunga.     

"Aku tidak bercanda Ayraa, aku ingin kamu mengajakku ke balap motor itu." ucap Danish dengan sebuah senyuman.     

"Tapi Kak, aku harus pergi dengan Chello juga. Karena pergi dengan Chello semua urusan di rumah berjalan lancar Kak." ucap Ayraa dengan tertawa kecil.     

"Apa Chello itu kekasih kamu, dia yang bonceng kamu waktu itu kan?" tanya Danish dengan serius.     

"Bukan Kak, Chello adalah sahabat terbaik aku." jawab Ayraa dengan pasti.     

"Baiklah kita akan pergi sama-sama, kamu bisa naik motor Chello atau naik mobil bersamaku." ucap Danish dengan tatapan mata yang dalam.     

"Aku ikut Kak Danish saja, sebentar ya Kak! aku kirim pesan pada Chello biar berangkat dulu ke sana." ucap Ayraa dengan sangat antusias.     

Danish tersenyum melihat sikap Ayraa yang begitu polos.     

"Drrrrt.. Drrrrt.. Drrrrt"     

"Kak, ponsel Kak Danish bunyi tuh Kak." ucap Ayraa setelah mengirim pesan pada Chello.     

"Sebentar ya Ayraa." ucap Danish seraya menerima panggilan seseorang.     

"Hallo ya Bieb, ada apa?" tanya Danish dengan serius.     

"Cepatlah pulang sayang, bukannya jam mengajar kamu sudah selesai?" tanya seseorang itu dengan manja.     

"Aku masih ada Jam mengajar lagi, mungkin sore aku baru bisa ke tempatmu." ucap Danish sambil menatap Ayraa yang terlihat diam mendengarkan percakapannya.     

"Tapi sayang, aku sudah kangen sama kamu." ucap seseorang itu lagi.     

"Bukannya kamu masih sakit Bieb? kamu harus istirahat yang banyak." ucap Danish dengan sabar.     

"Tapi aku kangen bercinta denganmu sayang." ucap seseorang itu dengan merengek manja.     

"Ya sudah... kita lihat nanti sore ya? apa aku bisa ke sana." Ucap Danish sambil menekan pelipisnya.     

"Harus bisa, aku menunggu sayang." ucap seseorang itu dengan nada keras.     

"Baik Bieb, aku mengajar dulu ya." ucap Danish sambil menutup panggilan kekasihnya .     

Hati Ayraa tercubit pelan, entah kenapa tiba-tiba ada rasa cemburu menyergapnya.     

"Apa dia benar-benar menyukai Danish pada pandangan pertama??     

"Kamu melamun Ayraa?" tanya Danish saat melihat wajah Ayraa diam dan bengong.     

"Ehhh... tidak Kak, Oh ya Kak? apa itu tadi kekasih Kak Danish?" tanya Ayraa penasaran.     

"Ya... dia lagi sakit, saat ini dia ingin aku melihatnya." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Manja ya Kak? dan Kak Danish terlihat sabar sekali menghadapi kekasih Kakak." ucap Ayraa dengan hati sedih karena Danish sudah punya kekasih.     

"Tidak juga, Mungkin karena dia sakit jadi sedikit manja ingin di perhatikan." sahut Danish dengan tersenyum.     

"Jadi kita berangkat sekarang?" ucap Danish dengan serius.     

"Bukannya Kak Danish mau mengajar lagi?" ucap Ayraa bingung.     

Danish tertawa kecil sambil mengacak rambut Ayraa.     

"Itu jawaban buat kekasih aku biar tidak marah kalau aku pergi bersamamu. Kekasihku sangat pencemburu." bisik Danish dengan tersenyum penuh arti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.