THE BELOVED ONE

PONCO KEKASIH DANISH



PONCO KEKASIH DANISH

0WARNING 21+     
0

"Apa sebaiknya kamu istirahat saja Pon?" ucap Danish yang beberapa Minggu terakhir tidak bisa berkonsentrasi dengan Ponco karena teringat pada Ayraa gadis manis yang di temuinya di sirkuit balapan motor.     

"Tidak bisa Dan, aku sudah merindukan kamu dari kemarin-kemarin. Jangan lagi kamu menyiksaku Dan." ucap Ponco dengan tatapan penuh gairah.     

"Bukan karena aku menyiksamu Bieb, tapi kamu sedang sakit aku tidak mau kamu lebih sakit lagi." ucap Danish berbaring di samping Ponco dengan wajahnya yang terlihat pucat.     

"Aku ingin bercinta denganmu malam ini sayang, penuhi permintaanku ya Dan?" ucap Ponco dengan wajah memelas.     

"Baiklah, tapi tidak lama ya? ucap Danish dengan mengusap lembut punggung Ponco.     

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin kejantananmu kembali menghajarku." parau suara Ponco dengan tubuhnya yang lemas.     

"Ya... akan aku beri kamu kesenangan yang tidak bisa kamu lupakan Bieb." bisik Danish sambil meraba puting kecil di dada bidang Ponco.     

"Aku ingin mengocokmu sayang, keluarkan semuanya nanti di mulutku." pinta Ponco yang sangat merindukan cairan sperma Danish meluber dalam mulutnya.     

"Lakukan saja asal kamu sembuh Beib." ucap Danish dengan gairahnya yang sudah tak terbendung lagi.     

Tanpa menunggu jawaban Ponco menarik pinggul Danish agar mengangkang tepat di hadapan wajahnya.     

Dengan nafas yang memburu, Ponco meremas keras dan mengocok batang milik Danish dengan salah satu tangannya sedang tangan satunya mencengkeram kuat pinggul Danish.     

Tatapan sayu Danish menatap penuh Ponco seraya melumat dan menggigit ganas bibir seksi Ponco secara intens.     

"Aaarrggghhh!!" Ponco mengerang sudah tak sabar mengocok batang milik Danish dengan menggunakan mulutnya.     

"Aku ingin membahagiakamu sekarang sayang." desah Ponco sambil menarik pelan batang milik Danish kemudian di masukkannya ke dalam mulutnya dan mengocoknya keluar masuk dengan sesekali menggigit dan menghisap kuat ujung batang milik Danish.     

"AAAAARRRGGGHH!!" Danish menggeram dan mengeluarkan desahan panjang saat geloranya sudah pada puncak klimaksnya dan melepaskan cairan kental yang masuk ke dalam mulut Ponco dan beberapa meluber di daerah mulut Ponco.     

"Apa kamu sudah senang sayang?" tanya Ponco dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Danish yang tampan putih bersih.     

"Sangat senang dan nikmat Beib." ucap Danish sambil berganti posisi dengan meminta Ponco untuk menungging dan dia tepat berjongkok berdiri menghadap pantat Ponco.     

Dengan posisi tegak berjongkok Danish memegang pinggul Ponco dan mengarahkan batang miliknya ada anus Ponco. Dengan brutal Danish memasukkan dan mengeluarkan batang miliknya kedalam anus Ponco secara intens dengan tekanan yang sangat kuat hingga Ponco beberapa kali mendesah dan menggeram sambil mengocok kuat batang miliknya sendiri dengan salah satu tangannya sedangkan tangan satunya menopang badannya yang menungging.     

"Aahhh... Ahhhh... tekan yang keras sayang." desah Ponco seraya mengocok kuat batang miliknya sendiri dengan geloranya sudah pada puncak klimaksnya.     

"Aaarrggghhh!! nikmatnya...!!" erang Ponco seiring batang miliknya mengeluarkan cairan putih kental yang berceceran di atas sprei bersamaan dengan Danish yang mengerang kedua kalinya dan mengeluarkan cairannya pada kondom yang sudah di pasangnya.     

Dengan hati yang sama-sama puas, akhirnya Ponco berbaring lemas dengan Danish yang berbaring di sampingnya.     

"Kamu puas kan Bieb?" tanya Danish seraya menarik cepat kondom yang membungkus batang miliknya dan membersihkannya dengan tissue basah.     

"Sangat puas sayang." ucap Ponco dengan tatapan penuh cinta.     

"Sekarang tidurlah istitahat, aku mau pulang sudah sore." ucap Danish seraya memakai pakaiannya dan sepatunya.     

"Hati-hati ya sayang, maaf aku tidak bisa mengantarmu keluar." ucap Ponco dengan selimut yang masih membungkus tubuhnya.     

"Tidak apa-apa, istitahat yang banyak." ucap Danish kemudian keluar dari Apartemen Ponco dan pergi ke toko buku untuk membeli buku pelajaran pendukung untuk di berikan pada mahasiswanya.     

Tiba di toko buku Ilmu Buana, Danish masuk ke dalam dan menyusuri tiap lorong untuk mencari buku yang di carinya.     

Saat berada di lorong paling ujung, Danish menghentikan langkahnya ketika melihat Ayraa naik pada sebuah kursi untuk meraih buku yang ada di posisi paling atas.     

Tanpa menimbulkan suara Danish mendekati Ayraa dan berdiri tepat di bawah Ayraa.     

"Ayraa." panggil Danish mengangetkan Ayraa.     

"BRUKKKK"     

"Aaakkkhhhh!!! teriak Ayraa yang hilang keseimbangan hingga terjatuh tepat di atas tubuh Danish dengan posisi bibir kenyal Ayraa melekat di bibir Danish yang setengah terbuka.     

Ayraa dan Danish saling tatap tanpa ada pergerakan posisi sama sekali, selain terdengar nafas memburu dan jantung yang berdegup sangat kencang.     

"Haaiii!!! apa yang kalian lakukan di sini!! kalian melakukan perbuatan yang tidak senonoh ya!!!" teriak seorang Pak satpam yang menjaga toko.     

"Ayraa...kita dalam masalah, ayo cepat bangun dari tubuhku." bisik Danish di telinga Ayraa.     

Dengan wajah memerah Ayraa bangun dari tempatnya.     

"Ayoo!! kalian ikut aku!!" ucap Pak Satpam dengan nada keras.     

Seketika wajah Ayraa ketakutan dan bersembunyi di balik punggung Danish.     

Dengan tenang, Danish menggenggam tangan Ayraa dan membawanya mengikuti Pak Satpam yang salah paham.     

"Duduklah kalian berdua!" ucap Pak Satpam dengan serius.     

Dengan tenang Danish duduk di ikuti Ayraa. Tangan Danish masih menggenggam erat tangan Ayraa.     

"Siapa nama kalian?" tanya Pak satpam sambil bersiap menulis jawaban dari Ayraa dan Danish.     

"Nama saya Danish dan dia Ayraa." ucap Danish berusaha tenang dalam menghadapi Pak satpam yang terlihat marah.     

"Apa hubungan kalian hingga melakukan hal seperti itu di tempat umum?" tanya Pak Satpam dengan nada tegas.     

"Ayraa adalah kekasih saya, kami sudah bertunangan dan sebentar lagi kita akan menikah." jawab Danish sedikit berbohong.     

"Kalau kalian sudah bertunangan kenapa kalian tidak melakukannya di rumah saja? kenapa harus kalian lakukan di sini?" tanya Pak Satpam menatap wajah Ayraa dan Danish secara bergantian.     

"Begini Pak, Bapak salah paham. Tadi Ayraa sedang naik kursi untuk mengambil buku yang ada di atas. Saya baru datang, dan mengejutkannya hingga Ayraa hilang keseimbangan dan terjatuh mengenai saya." jelas Danish dengan sangat meyakinkan.     

"Benar? seperti itu kejadiannya? kalian berdua tidak bohong kan?" tanya Pak Satpam lagi dengan tatapan serius.     

"Kenapa kita harus bohong Pak, kalau kita ingin kita bisa melakukannya di hotel yang empuk di banding di lantai yang keras Pak." ucap Danish dengan tersenyum.     

Pak Satpam pun tertawa dengan candaan Danish.     

"Baiklah aku percaya pada kalian, sekarang kalian boleh pergi." ucap Pak Satpam.     

Hati Ayraa merasa lega walau hatinya masih berdegup kencang dengan ucapan Danish yang mengatakan dirinya adalah kekasih dan tunangannya bahkan akan menikah.     

"Terima kasih Pak, saya kesini masih mau mencari buku pendukung untuk pelajaran saya Pak." ucap Danish yang masih belum mendapatkan bukunya.     

"Ohh.. begitu? silahkan saja lanjutkan mencari buku yang kalian cari." ucap Pak Satpam dengan tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.