THE BELOVED ONE

TIBA-TIBA MENJAUH



TIBA-TIBA MENJAUH

0"Aku juga jatuh cinta padamu Ayraa, sejak kita pertama bertemu di sirkuit." sahut Danish tidak bisa mengingkari perasaannya.     
0

"Benarkah itu Kak?" tanya Ayraa tidak percaya kalau cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.     

"Benar Ayra...aku tidak berbohong. Kamu sangat berbeda Ayraa." ucap Danish tidak bisa lagi menutupi perasaannya.     

"Tapi Kak, bukannya Kak Dan tadi marah padaku? saat aku bercerita tentang Chello?" tanya Ayraa masih penasaran dengan Danish yang memutuskan percakapannya dengan tiba-tiba.     

"Aku tadi sedikit cemburu Ayraa, maafkan aku ya?" ucap Danish merasa bersalah.     

"Cemburu sama Chello? tapi Kak, kenapa Kak Danish cemburu? bukannya kita bukan sepasang kekasih?" tanya Ayraa tak mengerti.     

"Ayraa, kamu jatuh cinta padaku bukan?" tanya Danish dengan serius.     

"Ya Kak." jawab Ayraa masih belum mengerti.     

"Dan aku jatuh cinta padamu, kamu sudah tahu itu kan?" ucap Danish dengan hati berdebar-debar ingin mengungkapkan perasaannya.     

"Ya Kak." jawab Ayraa lagi semakin tidak paham.     

"Jadi aku ingin...kita menjadi sepasang kekasih, tapi hanya kita berdua yang tahu." ucap Danish dengan bersungguh-sungguh.     

"Apa Kak? kita menjadi sepasang kekasih? Kak Danish jadi pacarku?" tanya Ayraa masih tidak percaya Danish bisa menerima cintanya dan sekarang menjadikannya sebagai pacar.     

"Ya...aku pacarmu adek manis." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Tapi Kak.. kenapa harus hanya kita saja yang tahu?" tanya Ayraa tak mengerti.     

"Karena aku hanya dosen pengganti Ayraa, aku harus menjaga nama baikku di sana." ucap Danish tidak ingin Ponco mengetahui hubungannya dengan Ayraa.     

"Baiklah Kak, kalau itu keinginan Kak Danish." ucap Ayraa merasa tidak keberatan karena dia juga tidak ingin Chello mengetahuinya daripada nanti di laporkan pada Ayahnya.     

"Baiklah Ayraa, besok jangan lupa ya... untuk mengisi form pengajuan training. Kalau kamu di perusahaanku, aku sendiri yang akan mengajarimu." ucap Danish tidak sabar ingin bisa berdua dengan Ayraa.     

"Ya Kak..siappp." ucap Ayraa penuh semangat.     

Danish tertawa terkekeh.     

"Ya sudah... sekarang kamu tidur ya, sudah mau pagi. Mimpi indah ya." ucap Danish dengan hati merasa lega menutup panggilannya.     

Baru saja Danish menutup panggilannya, sebuah pesan masuk dari Ponco.     

"Kamu ternyata benar-benar telah mengkhianatiku Danish, aku tahu barusan saja kamu menelepon Ayraa kan? iya kan Danish! ingat Danish kalau kamu masih saja dekat dengan Ayraa, Jangan salahkan aku kalau aku sendiri yang akan memberitahu Ayraa tentang kita!" ucap Ponco pada pesannya.     

Tangan Danish gemetar setelah membaca pesan dari Ponco, ternyata Ponco sudah sangat nekat hingga berani mengancamnya.     

"Sabar Bieb, kamu salah sangka...aku tidak ada apa-apa dengan Ayraa. Besok kita bertemu setelah aku pulang kerja. Kamu jangan terlalu banyak berpikir kamu masih sakit." ucap Danish membalas pesan Ponco dengan perasaan mulai bimbang tentang perasaannya.     

Selama dua tahun dia menjalani hubungan dengan Ponco dalam keadaan baik-baik saja, dan selama itu pula Danish tidak pernah mencintai siapapun selain Ponco dan sekarang? setelah bertemu dengan Ayraa kenapa ada kebimbangan dalam hatinya? ada perasaan yang begitu besar pada Ayraa.     

"Dengar Danish, kamu hanya milikku dan aku milikmu kita tidak akan berpisah selamanya sampai kematian kita." ucap Ponco dalam pesan terakhirnya.     

Danish tidak lagi membalas pesan dari Ponco dan meletakkan begitu saja ponselnya di atas meja.     

Sambil menunggu pagi, Danish membaringkan tubuhnya dan mengingat semua percakapan antara dirinya dengan Ayraa. Danish tersenyum.     

"Apa aku benar-benar telah menyukaimu Ayraa?" tanya Danish dalam hati sambil memejamkan matanya agar bisa melupakan Ayraa sejenak.     

***     

"Ay...apa apa? dari tadi aku lihat kamu senyum-senyum terus? apa hati kamu lagi bahagia?" tanya Chello berjalan di samping Ayraa menuju ke ruang kelas.     

"Apa sih Chell, kamu kepo ya?" sahut Ayraa dengan sebuah senyuman.     

"Tidak biasanya saja." ucap Chello masih mengamati wajah Ayraa yang terlihat bahagia.     

"Chell, apa kamu pernah jatuh cinta?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh.     

Chello mengkerutkan keningnya menatap heran dengan pertanyaan Ayraa.     

"Ada apa tanya seperti itu? ayo... katakan padaku?" tanya Chello sambil memeluk bahu Ayraa dengan penuh perhatian bersamaan Danish yang datang dari arah kanan dan melihat kemesraan Ayraa dan Chello.     

Ayraa tersenyum menganggukkan kepalanya menyapa Danish namun Danish mengalihkan pandangannya seolah-olah tidak tahu.     

Wajah Ayraa memerah menahan malu melihat sikap Danish seolah-olah tidak mengenalnya dan tidak terjadi apa-apa tentang semalam.     

"Ay...ada apa? wajah kamu seperti baru melihat hantu?" tanya Chello semakin heran dengan sikap Ayraa yang tiba-tiba berubah.     

"Tidak apa-apa, tadi kamu menjawab apa tentang pertanyaanku?" tanya Ayraa berusaha bersikap biasa saja daripada Chello curiga.     

"Apa sih, aku juga belum menjawab pertanyaanmu." ucap Chello sambil mengacak rambut Ayraa.     

Danish yang sudah mau ke arah kelas masih melihat pemandangan itu terasa ada yang sakit dalam hatinya.     

"Chell, nanti tunggu aku pulang ya. Aku mau beli kue buat Bunda." ucap Ayraa baru ingat dapat pesan dari Ayahnya untuk membelikan kue buat kejutan ulang tahun Nicky.     

"Siap Putri cantik." ucap Chello seraya memberikan bukunya pada Ayraa yang sudah mau masuk kelas.     

Dengan berat hati, Ayraa masuk ke dalam ke dalam kelas di mana sekarang jam kelasnya Danish.     

Tanpa melihat ke arah Danish, Ayraa mengambil tempat duduk paling belakang. Anna teman dekat Ayraa langsung pindah ke belakang duduk dekat dengan Ayraa.     

"Ay.. tidak biasanya kamu duduk belakang?" tanya Anna sambil berbisik.     

"Tidak apa-apa, aku lagi tidak enak badan saja." sahut Ayraa sambil sekilas melihat Danish yang sedang menatapnya.     

"Dengar semuanya, hari ini saya akan memberi tugas pada kalian untuk training selama sebulan di sebuah perusahaan yang ada kota ini. Di sini ada sepuluh nama perusahaan yang terkenal, kalian bisa bebas memilihnya dan waktu kalian training hanya empat jam saja tiap hari selama satu bulan setelah itu kalian buat makalah tentang perusahaan itu." jelas Danish panjang lebar tentang penjelasan tugasnya.     

"Apa kita membuatnya secara berkelompok Pak?" tanya Anna sambil melirik Ayraa yang sama sekali tidak memperhatikan ucapan Danish.     

"Tentu berkelompok, kalian bisa membentuk lima orang per kelompok. Silahkan sekarang dari perwakilan kelompok bisa ke sini untuk memilih perusahaan mana yang akan kalian pilih." ucap Danish sambil menatap ke semua mahasiswanya terutama pada Ayraa yang di lihatnya dari tadi tidak memperhatikannya.     

"Ayraa, kamu ke sana ya.. pilih perusahaan yang menurutmu bagus." ucap Anna dengan serius.     

"Kamu saja lah An, aku lagi tidak mood sekarang." ucap Ayraa tanpa melihat ke sekelilingnya.     

Danish mengamati wajah Ayraa dari tempatnya. Ada perasaan rindu dan sakit melihat Ayraa yang juga tidak perduli dengannya.     

"Pak Danish, mana sekiranya Perusahaan yang menurut Pak Danish bagus untuk kita berlima?" tanya Anna yang terpaksa mengambil nama perusahaan yang akan di pilih untuk kelompoknya.     

"Kamu satu kelompok dengan Ayraa kan?" tanya Danish dengan serius.     

"Ya Pak benar." jawab Anna dengan jujur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.