THE BELOVED ONE

KELUARGA YANG BAHAGIA



KELUARGA YANG BAHAGIA

0Dua puluh tahun kemudian...     
0

Nicky dan Bagas duduk di ruang tengah sedang menonton televisi dengan Putri satu-satunya yang Bagas beri nama Ayraa Delana. Usia Ayraa sudah menginjak dua puluh tahun duduk di Universitas yang cukup terkenal di Bandung. Walau usia Ayraa sudah menginjak dewasa tapi sifatnya masih kekanakan dan terbilang gadis tomboy di banding gadis yang anggun.     

Namun begitu di mata Nicky dan Bagas Ayraa adalah seorang gadis yang imut dan baik hatinya.     

Lain dengan Ayraa yang tomboy, kebalikannya beda dengan putra Raka dan Hana yang bernama Chello Kansya dan Cayla Kansya anak kembar Raka.     

Chello mempunyai sifat yang sangat tenang seperti Raka dan Cayla mewarisi sifat Hana yang langsung terbuka dan apa adanya.     

Seperti kesepakatan di awal antara Bagas dan Raka kalau Chello dan Ayraa akan tetap di jodohkan, walau saat ini mereka berdua masih belum tahu apa-apa.     

Untuk menumbuhkan cinta di antara mereka berdua, Bagas dan Raka selalu menyekolahkan Chello dan Ayraa di sekolah yang sama dari sejak mereka masih duduk di TK sampai sekarang di Universitas yang sama. Sedangkan Cayla lebih suka kuliah di luar negeri memperdalam bakatnya dalam bidang fashion.     

"Ayah, ganti dong channelnya? jangan romantis terus." rengek Ayraa sambil berusaha meraih remote yang ada di tangan Bagas.     

"Kamu minta apa sih Ay?" tanya Bagas yang ingin romantisan dengan Nicky di ganggu terus sama Ayraa.     

"Horor deh Ayah... please?" pinta Ayraa dengan wajah merajuk.     

"Lihat di kamar kamu kan bisa Ay?" ucap Bagas dengan tenang.     

"Tidak berani Ayah." ucap Ayraa dengan bibir cemberut.     

Bagas tertawa terkekeh di ikuti senyuman Nicky yang mendengar jawaban dari Ayraa.     

"Kalau tidak berani jangan lihat horor dong sayang." ucap Nicky sambil mengusap rambut Ayraa.     

"Aku suka horor Bunda, tapi aku takut kalau lihat sendiri." ucap Ayraa dengan wajah polosnya.     

Nicky menghela nafas panjang melihat sikap Ayraa yang amat manja.     

"Ayolah Bunda...rayu Ayah.. please." ucap Ayraa merengek pada Nicky.     

"Ayah... sudah berikan remote nya pada Ayraa daripada lihat Ayraa menangis guling-guling." ucap Nicky dengan nada menggoda.     

Dengan gemas Bagas mencubit hidung Ayraa.     

"Kamu ya Ay... tidak suka lihat Ayah romantisan sebentar dengan Bunda ya?" ucap Bagas dengan pasang wajah kesal.     

"Ayah sudah tidak perlu lagi melihat film yang romantis lagi, tiap hari juga sudah romantis." bantah Ayraa sambil mengganti channel ke film horor.     

"Kamu tahu darimana Ayah kamu romantis Ay?" tanya Nicky dengan tatapan penuh pada Ayraa.     

"Dari cara Ayah saat melihat Bunda, kedua mata Ayah seperti keluar gambar-gambar love Bunda, apalagi Ayah suka peluk-peluk Bunda." ucap Ayraa dengan polosnya membuat wajah Bagas memerah.     

"Tuhh lihat Bunda, wajah Ayah jadi memerah seperti kepiting rebus." ucap Ayraa lagi dengan tertawa.     

"Di lihat tidak film horornya Ay?" tanya Bagas mengalihkan pembicaraan Ayraa.     

"Jadi dong Yah." jawab Ayraa melihat ke arah televisi sambil bersembunyi di balik punggung Bagas.     

Nicky tersenyum melihat pemandangan itu.     

"Sudah besar kok takut Ay." ucap Nicky seraya beranjak dari tempatnya untuk mengambil makanan ringan agar bisa di makan Bagas dan Ayraa.     

"Ay... bagaimana dengan kuliahmu? lancar kan sayang?" tanya Bagas dengan penuh perhatian.     

"Lancar Yah, aku kan anak Ayah. Harus pintar biar bisa meneruskan pekerjaan Ayah." ucap Ayraa dengan wajah imutnya.     

"Belajar yang sungguh-sungguh Ay, karena kamu satu-satunya anak Ayah yang harus meneruskan usaha Ayah." ucap Bagas dengan serius.     

"Ya Ayah, Ayah bisa percaya pada Ayraa." ucap Ayraa dengan wajah lebih serius.     

"Lalu bagaimana menurutmu tentang Chello, Ayah lihat kamu lebih dekat dengan Chello ya daripada Cayla?" tanya Bagas memancing reaksi Ayraa tentang perasaannya pada Chello.     

"Chello terbaiklah Yah, di banding dengan teman aku yang lain. Dan lagi aku berteman dengan Chello dari aku kecil Yah." jawab Ayraa dengan jujur.     

"Apa Chello sudah kekasih Ay?" tanya Bagas lagi dengan tatapan serius.     

"Belum sepertinya Yah..aku tidak melihat Chello dengan yang lain sih." jawab Ayraa tanpa sadar kalau Bagas sedang memancing dirinya.     

"Kalau kamu sendiri bagaimana? apa sudah punya kekasih?" tanya Bagas dengan tersenyum.     

"Mana ada Ayah... punya kekasih buat ribet saja, kemana-mana di awasi harus inilah harus itulah." ucap Ayraa dengan bibir manyun.     

"Pintar anak Ayah, Ayah berharap suatu saat kamu bisa mendapatkan laki-laki seperti Chello." ucap Bagas dengan serius.     

"Ayah... kenapa aku harus mencari kekasih seperti Chello? aku ingin mencari kekasih yang seperti Ayah." ucap Ayraa tertawa lirih.     

"Anak Ayah, Chello adalah laki-laki yang sangat baik dan sabar selalu mengalah padamu dan melindungi kamu." ucap Bagas penuh harap.     

"Aku lebih suka yang lebih tua Ayah." ucap Ayraa dengan jujur lebih nyaman dengan seorang yang lebih dewasa untuk melindunginya." ucap Ayraa selalu terbuka dan jujur pada Bagas dan Nicky.     

Bagas terdiam dengan ucapan Ayraa yang terlihat jujur.     

"Bicara apa sih terlihat serius sekali?" tanya Nicky sambil membawa makanan ringan berupa gorengan pisang.     

"Bahas kekasih yang di inginkan Ayraa yang masih dalam angan-angan." sahut Bagas sambil mengambil satu gorengan pisang.     

"Wahhh...ini enak sekali, mau dong Bunda." ucap Ayraa seraya mengambil satu gorengan yang besar.     

"Ayraa, Bunda minta tolong pisang yang ada di piring coklat kamu kirim ke Bunda Hana ya sayang." ucap Nicky duduk di samping Bagas.     

"Pisang gorengnya masih ada belum Bun?" tanya Bagas yang selalu ketagihan dengan buatan Nicky.     

"Masih banyak Yah." sahut Nicky sambil menyuapi Bagas.     

"Cieeee.... selalu begitu ya... mesra terus. Aku juga nanti mau jadi istri seperti Bunda yang selalu sayang sama suami." ucap Ayraa dengan tersenyum menggoda.     

"Ya sayang, kamu harus selalu mengabdi pada suami karena surga seorang istri itu ada pada suami." ucap Nicky seraya mengusap wajah Ayraa dengan penuh sayang.     

"Ya Bunda, aku akan mengingat semua ucapan Bunda." ucap Ayraa dengan serius.     

"Gadis pintar, sekarang cepat gih.. antar goreng pisangnya ke Bunda Hana." ucap Nicky dengan tersenyum.     

"Siap Bunda." ucap Ayraa kemudian bangun dari tempatnya untuk melakukan tugas dari Nicky.     

Nicky tersenyum melihat semangat Ayraa yang tinggi dalam tiap harinya.     

"Lihat anak kita Yah, tidak menyangka akan menjadi gadis yang penuh semangat sejak kita memakaikan gelang itu. Sebelumnya kita tahu sendiri Ayraa sakit-sakitan dan tidak sembuh-sembuh sebelum kita memakaikan gelang kakinya, kita harus percaya ucapan Khabir." ucap Nicky dengan perasaan sedih dengan takdir Ayraa.     

"Kita lihat nanti saja Bun, apa yang akan terjadi pada Ayraa. Yang penting kita berusaha agar Ayraa mendapatkan suami yang baik yang bisa menjaga dan melindunginya.     

"Ya Ayah... semoga Yah." ucap Nicky dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.